Jika kalian membaca sebuah kisah tentang orang ketiga, apa tanggapan kalian tentang sosok pengganggu hubungan orang?
Pasti tak semua dari kalian berkata bahwa orang ketiga itu adalah seseorang dengan kepribadian genit, atau lontaran negatif seolah orang ketiga adalah sampah.
Akan tetapi apakah kalian berfikir bagaimana rasanya menjadi cinta kedua?
.
Tak pernah sedikitpun terlintas di hasrat dan pikiranku untuk menjadi seperti ini, simpanan dari bosku sendiri.
Park Jisung, sosok yang kucintai yang entah kapan perasaan durhaka ini muncul begitu saja, aku tau aku salah, tapi demi hati ini, apakah aku berhak menuntut apa yang seharusnya aku dapatkan?
Apa kalian ingin tau bagaimana pertama kali aku menjatuhkan sebagian perasaan ku terhadap nya?
Tapi sebelum itu, kalian harus terlebih dahulu mengenalku.
Aku Zhong Chenle, namja berusia dua puluh dua tahun yang baru saja menyelesaikan studi ku sebagai mahasiswa aktif di jurusan Ilmu Komunikasi.
Sebenarnya aku tak begitu pintar, tapi entah mengapa predikat cumlaude hadir tersemat didalam namaku setelah wisuda digelar.
Sebagai mahasiswa lulusan cumlaude, universitas ku memberikan peluang untuk pemuda berwawasan seperti ku untuk bekerja kedalam sebuah lingkup perusahaan besar.
Namaku tersemat dan terdaftar didalam sebuah kelembagaan perusahaan besar seperti Park Corp.
Siapa yang tak kenal nama itu, sebuah saham besar milik negara yang katanya banyak bergerak di bidang apa saja, dan aku bekerja disalah satu anak cabang perusahaan tersebut sebagai sekretaris Ceo Park Entertainment.
Park Entertainment merupakan sebuah anak lembaga Park Corp yang bergerak di bidang komunikasi dan hiburan, awalnya aku diminta magang sebagai seorang wartawan disana, akan tetapi entah karena apa namaku yang semula ada didalam divisi tersebut tiba-tiba dipindah.
Kalian harus tau jika aku bukan berada dikalangan yang sangat kaya, orang tua hanyalah seorang pekerja karyawan lepas.
Berbekal ilmu yang setiap saat ku tekuni, sampai saat ini aku dibilang cukup berhasil meraih apapun yang ku impikan sejak dulu bersama usaha ku sendiri.
Menjadi seorang pegawai kantoran, bukankah mata pencaharian seperti itulah yang selalu dielu-elukan oleh setiap masyarakat didesa?
.
Semuanya berawal baik, dihari pertama semua begitu lancar, entah sejak kapan hati yang semula kosong dan terus haus seolah buta tentang apa itu arti cinta, tiba-tiba terperangah ketika aku melihat sosok lelaki itu.
Aku seperti ingin memiliki dirinya seutuhnya, tapi kenyataan barusan menamparku jika seandainya orang yang barusan ku cinta merupakan atasan ku sendiri.
Aku jatuh cinta dengan sosok bosku.
Monoton bukan? bukankah hal ini sama dengan skenario drama picisan tentang perebut cinta orang.
Mengapa hal ini juga ada dalam kehidupan nyata.
Apa kalian pernah merasakan bagaimana sakitnya ketika melihat dirinya tertawa bersama dengan perempuan yang notabene nya merupakan istrinya sendiri?
Aku tau bahwa aku tak berhak merasakan sakit atas kebahagiaan mereka, tapi seolah hatiku meronta bahwa lelaki itu juga bisa melakukan hal yang sama seperti apa yang ia lakukan bersama dengan istrinya tapi itu denganku.
Keegoisan ini terus membesar, hingga tanpa sadar pun sikap ku terhadap Tuan Park semakin melacak bahwa aku mengagumi nya.
"Chenle-ya, apakah jadwal ku hari ini kosong?" tanyanya saat itu.
"Eum sebentar saya coba periksa dulu pak," jawabku.
Aku mencoba melihat laptop yang sedang bertengger nyala dihadapan ku, aku melihat jadwal beliau, dan biasanya di sore hari seperti ini semua jadwal beliau sudah usai.
"Jadwal anda hari ini kosong pak, anda tidak memiliki jadwal bertemu dengan siapapun setelah meeting bersama tuan Kim siang tadi," terang ku.
Lelaki berparas tampan tersebut hanya mengangguk tersenyum, entah mengapa hatiku selalu berdetak kencang ketika melihatnya tersenyum kearah ku.
"Apa kau mau menemaniku makan malam nanti? Ah itung-itung ini adalah reward karena kinerja mu yang terbilang bagus,"
Aku terkejut melihat pernyataan barusan, Pak Jisung mengajakku melakukan makan malam bersamanya berdua, benar cuma berdua, bukan dengan siapapun, hanya ada aku dan dirinya.
"Eh tapi apa bapak tidak sibuk? Anda tidak usah berlebihan dengan membawa saya makan malam privat seperti itu pak," tolak ku secara halus.
"Bukankah rasanya tidak sopan ketika bawahan menolak perintah atasannya?"
Perlu kalian ketahui bahwa entah mengapa aku selalu kalah dengan pernyataan Tuan Park.
"Baiklah kalau begitu," pasrahku gelak.
.
Rasaku senang, sejak saat itu aku berfikir apa Pak Jisung mengetahui perasaan ku terhadap nya?
Sebisa mungkin, aku berharap biarkan rasa sakit ini menyapa pada perasaan ku, aku juga tak berharap jika seandainya dia membalas rasaku, karena melihat nya tersenyum saja rasanya cukup bagiku.
Indah bukan? Pasti sebagian dari kalian menyalahkan diriku, entah kenapa aku harus mencintai pria milik orang lain, sedangkan banyak pria lain di dunia sana.
Jujur, seandainya kalian menjadi diriku, aku yakin kalian juga pasti akan melakukan hal yang sama.
Entahlah,
.
Bila suatu saat ada masanya perasaan ku perlahan memudar, maka izinkan aku untuk selamanya mengingat namamu dalam dekapan hatiku.
Zhong Chenle
.
Tbc

KAMU SEDANG MEMBACA
𝙾𝚁𝙰𝙽𝙶 𝙺𝙴𝚃𝙸𝙶𝙰 | 𝙲𝙷𝙴𝙽𝙹𝙸 🔞
RomanceAku tau bahwasanya dawai yang sudah sumbang butuh waktu lama untuk memperbaiki nya, tapi jika seorang musisi itu mau berniat untuk mengubah irama sumbang nya maka semua akan bahagia. Tapi ibarat karma, jika posisi cinta kedua pasti akan berujung kal...