Satu

25.2K 1.5K 51
                                    

"Bang nanti yang ambil rapot Nana siapa?" tanya gadis itu pada kakak laki-lakinya.

"Hah? Lo udah mau naik kelas?"

Nana mengangguk. "Iya kan, ke kelas 11."

"Anjir, cepat banget waktu berlalu, aduh, kapan? Kalau besok gue sibuk engga bisa izin."

"Yah besok."

Mulut Nauval menganga lebar. "Lo ngabarinya kok telat?!"

"Mana ada, minggu lalu udah aku kasih undangannya."

"Lah masa?" Nauval berujar sewot. "Nanti deh gue lihat di kamar, kayaknya gue lupa buka."

"Salah sendiri." ujar Nana kesal..

Nauval tertawa kecil. "Maaf deh, di kantor kami sibuk banget, anak CEO perusahaan kami baru pulang dari Venezuela." cerita Nauval sembari memakan nasi gorengnya, mereka sedang sarapan. "Sifatnya astaga, mirip banget sama setan, kasian Athan."

"Kenapa kasian kak Athan?"

Nauval menatap adiknya itu. "Bos kami ini mau anaknya kerja di perusahaan dia, tapi anaknya ini bego engga tahu apa-apa, cantik sih, tapi sifatnya astaga pengen banget gue tampol, kasar, arogan, sombong, engga mau dengarin kata teman satu team nya, Athan satu team sama dia."

"Kasian kak Athan..." Pantesan kemarin wajah Athan kelihatan lelah dan capek banget.

"Iya, dia lagi ngerjain proyek entah apa gitu, terus gagal, eh yang disalahin anggotanya, padahal itu kan salah dia, ide dia, sorry to say but bos kami bodoh."

"Tunggu aja sampai tuh perusahaan rugi besar." sambung Nauval.

Nana khawatir mendengar hal itu.

Bagaimana dengan Athan?

"Gue heran bos kami padahal baik kok anaknya gitu..." cerita Nauval. "Kejam banget sumpah, kemarin dia nyiram OB pakai kopi panas karena kesal bibirnya kebakar, salah sendiri minum kopi kok engga raba-raba."

"Jahatnya..." komentar Nana.

"Dia baru seminggu di perusahaan, udah banyak banget masalah yang dia buat, proyek gagal, nabrak tukang parkir, nampar pegawai wanita, marah-marah engga jelas, dan yang lebih parah kemarin tuh Athan diinjak-injak sama dia."

"Suka banget tuh cewek cari perkara sama Athan, mungkin Athan bakalan resign."

Nana terdiam.

Dia tidak tahu apa-apa tentang dunia pekerjaan, tapi dari cerita Nauval dia tahu kalau itu sesuatu yang buruk. Seminggu ini Athan memang terlihat sangat lelah setiap pulang kerja, makannya kemarin itu Nana berinisiatif untuk memberikannya kue kering buatannya, makan manis bisa menghilangkan rasa lelah.

"Nanti gue minta tolong Tante Wulan aja ngambil raport lo."

"Eh, Tante Wulan hamil besar, kasian." ujar Nana, dia tidak tega.

Nauval menunjukkan sebuah pesan pada Nana.

Tante Wulan.

Nana besok ngambil raport kan Nauval?

Kamu sama Athan pasti sibuk, biar Tante aja yang ngambil.

Tante masih kuat jalan

Nana ber-oh panjang.

"Udah kan, butuh apa lagi?"

Nana menggelengkan kepalanya.

"Uang jajan?"

"Masih ada."

"Yaudah ayo pergi."

Sejak 6 tahun lalu, kedua orang tua mereka meninggal karena kecelakaan lalu lintas, ketika Nauval SMA. Sejak saat itu Nauval yang bertanggung jawab untuk semua keperluan Nana, untungnya uang peninggalan kedua orang tua mereka cukup untuk beberapa tahun ke depan, sekarang Nauval juga sudah bekerja, dia akan memberikan kehidupan yang terbaik untuk adik perempuannya ini.

Leona (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang