John membawa Nana ke pintu yang menuju tangga darurat khusus VVIP. Dia duduk di anak tangga terbawah, mendudukkan Nana di atas pangkuannya dan menahan kedua tangannya untuk tidak memberontak, pria itu beberapa kali berusaha mencium bibirnya, namun Nana menolaknya dengan cara gelang-gelang kepala.
"Lo tahu seberapa kacaunya hidup gue selama 2 tahun ini?"
Nana mengalihkan pandangannya, tidak mau melihat wajah pria ini yang terlalu dekat dengan wajahnya.
Kenapa ini terjadi?
Rasanya dia seperti wanita murahan yang bisa disentuh semua pria.
"Lihat gue Leona sayang, kemana mata cantik ini melihat?" Pipi Nana dicekram, dia dipaksa untuk menatap netra berwana hijau milik pria asing di hadapannya ini.
"Jangan natap gue gitu dong...." tangannya kembali masuk ke dalam baju pasiennya, karena ia sedang berkeringat, sensi aneh di tubuhnya membuat Nana ketakutan.
"Jangan.... jangan sentuh gue...." matanya memanas.
"Hush, nikmati aja...." John berbisik lembut di telinga Nana, dia menjilati daun telinga gadis itu dan terus-menerus meraba pinggulnya. "Gue kangen banget sama lo, setiap malam gue selalu mikirin lo, kehidupan gue kacau, Album baru gue hancur, semua hancur sejak kecelakaan itu." Tangan pria itu naik ke atas menyentuh tulang punggungnya. "Lo udah baikan?"
"Jangan! Jangan! Jangan! Gue bilang berhenti!" Nana mendorong jauh wajah pria itu ketika tangannya ingin menyentuh dadanya.
Tubuh Nana terjatuh dari pangkuan John, dia mundur, memeluk tubuhnya dan menatap pria itu waspada, seluruh tubuhnya bergetar hebat, dia ketakutan, seumur hidup dia tidak pernah mengalami hal seperti ini.
Kenapa wanita jahat ini memiliki hubungan dengan pria-pria berbahaya?!
Nana takut.
Sangat takut.
Membuatnya lebih ingin mengakhiri hidupnya bahkan sebelum ia bertemu dengan orang-orang kesayangannya.
John menyeringai. "Hm, apa ini? Kenapa melawan?"
Nana menggelengkan kepalanya.
"Padahal dulu kita sering barengan, kok lo gini? Jangan sok suci deh."
Hah?
"Maksudnya?" Nana mengulangi pernyataan pria itu.
Apa maksud dari perkataannya itu?
"Oh yah, hari itu juga kita habis senang-senang, waktu lo nabrak tiga orang itu."
"Harusnya lo berterima kasih sama gue, karena bantuan gue lo engga masuk penjara."
"Lebih baik gue masuk penjara daripada nerima bantuan lo..." ujar Nana.
"Yakin? Dipenjara engga enak loh." John melirik bekas luka di pergelangan tangan wanita itu, dia terkejut dan meraih tangan Nana. "Bilang ke gue darimana luka ini berasal?"
Nana menggelengkan kepalanya, dia tidak mau.
Pintu tangga darurat itu tiba-tiba terbuka, Nana menolah dan bertemu pandang dengan pria pemilik ponsel yang ia ambil.
Nana menatapnya penuh harap. "Tolongin gue, dia orang mesum." Nana menunjuk John.
John tertawa geli dengan sebutan orang mesum itu.
Pria itu hanya menatap Nana datar selama beberapa detik sebelum akhirnya dia mendorong John menjauh dan mengangkat tubuh Nana dengan mudah.
Rasanya dia kembali menjadi bayi, di gendong sana-sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Leona (The End)
Romance~Don't copy my story if you have brain~ Nana menyukai teman kakak laki-lakinya sekaligus tetangganya Athan. Nana dan Athan itu berbeda 8 tahun, meskipun begitu Nana masih tetap menyukai Athan. Namun pada akhirnya takdir berkata lain. Ini cerita ke-7...