[6] Bertemu lagi

195 22 10
                                    

Atab sekolah Academy U.A, Shiota sampai di atas sana sambil mengamati siswa yang baru saja datang di bawah sana. Mereka terlihat kecil-kecil. Anggin yang kencang mengibarkan rambut Shiota yang di biarkan tergerai.

"Apa yang akan kau lakukan?" Kuro menganggu, malaikat kematian itu mendekatkan diri kepada Shiota. "Akan ku ingatkan, waktumu sebentar lagi akan habis jadi segeralah."

"Kau cerewet rupanya," Shiota berbalik menghadapnya. "Ngomong-ngomong aku ingin jatuh dari ketinggian."

Kuro membolakan matanya terkejut, "apaa?!"

"Jaa-nee." Shiota sebenarnya hanya ingin merasakan kebebasan sejenak jatuh dari gedung sekolah. Toh dia bisa menggunakan es untuk menopang kakinya agar dirinya tidak benar-benar terjatuh ke lantai beton yang keras.

Kuro menghela napasnya, tidak habis pikir bagaimana jalan pikiran gadis itu. Namun—

Srettttttt

Belum sampai Shiota mengeluarkan kekuatannya, seseorang menopang tubuhnya yang terjatuh. Gadis itu terkejut takut untuk membuka kelopak matanya, sepertinya Shiota terlalu melamun dengan sensasi jatuh dari ketinggian sampai tidak menyadari dia hampir saja terjatuh dengan keras.

Tapi Shiota masih sempat untuk mengeluarkan kekuatannya, siapa yang menangkapnya?

"Kau baik-baik saja, Todoroki-chan?" Tanya Lida ketua kelasnya, Shiota membuka matanya pelahan. Mereka saling bertatap canggung sebelum akhirnya Lida menurunkan Shiota dari rangkulannya. "Apa kau mau bunuh diri?"

"Todoroki-chan!"

"Kau baik-baik saja." Momo dan Ocacho menghampiri Shiota untuk menanyakan keadaannya. Di kejauhan Todoroki Shouto melihat adik perempuannya penasaran, mungkin nanti dia akan menanyakan sesuatu melibatkan hal pribadi.

Izuku dan Bokugou melihat dari kejauhan penasaran dengan apa yang baru saja terjadi. Shiota disana menggelengkan kepalanya pelan. "Aku hanya menikmati pemandangan, dan aku ingin mencoba terjatuh saja." Ungkapnya.

"Tapi itu terdengar tidak masuk akal, beneran begitu?" Tanya Momo masih penasaran. Shiota menganggukkan kepalanya. Lida menepuk pundak gadis yang baru saja dia selamatkan itu.

"Kalau Todoroki-chan beneran tidak baik-baik saja aku bisa meminta izin Aizawa sensei agar kau boleh pulang." Ujarnya, Shiota menggelengkan kepalanya pelan. "Terimakasih Lida-san, aku baik-baik saja kok."

"Baik-baik saja dari mana, kau terlalu ceroboh Kaimatsu Hana." Kuro si Malaikat kematian itu menyeringai ke arah Shiota, memanggil nama aslinya sebelum Shiota berinkarnasi dalam keluarga Todoroki.

"Todoroki-chan kenapa kau melamun, beneran baik-baik saja kan?" Tanya Ochaco penasaran.

"Aku baik-baik saja." Shiota menganggukkan kepalanya.

"Ada apa di sini?" Tiba-tiba guru mereka—Shota Aizawa datang. Shiota terkejut hingga membolakan kedua matanya.

"Sensei ..."

▪︎▪︎▪︎

Serizawa-sensei meminta Shiota untuk pulang menenangkan diri, hal tadi bukan terlihat seperti candaan karena Shiota yang berani menantang mautnya sendiri. Kalau sampai anak itu tidak mengaktifkan Quirknya dan Lida yang tak segera menangkapnya mungkin saja tubuh Shiota akan terluka dengan parah.

Berjalan, Shiota menghentikan langkahnya pada jalan raya. Tempat dulu dimana ledakan bus terjadi, Shiota berjalan sampai pada bangku dekat jalanan. Pandangannya mengarah ke kakinya, rambutnya terbang karena anggin yang kencang.

"Hah, bertemu lagi."

"Da— eh," Shiota hampir keceplosan saat ingin memanggil orang di depannya dengan sebutan Dabi. Kalau sampai Shiota ketahuan mengetahui namanya akibat terlahir kembali, bisa curiga orang di depannya.

"Kenapa anak kecil sendirian di sini, apalagi jalannya sepi."

"Hem... bukan apa-apa. Ngomong-ngomong sudah lama aku tidak bertemu denganmu, sejak musim dingin saat itu." Guman shiota mencairkan suasana. Gadis itu dapat merasakan hawa panas di sekelilingnya.

"Benar," laki-laki itu hendak pergi, seolah hanya tak sengaja lewat. Shiota segera memanggilnya, "heii!"

"Boleh aku tau namamu?"

"Dabi."

"Bisakah kita bertemu lagi lain kali," pinta Shiota, Dabi menoleh ke belakang. Menyipitkan matanya kepada gadis di hadapannya, dia tidak salah mendengar kan? Sementara Kuro duduk di bangku menikmati pemandangan di hadapannya sambil menyeringai kecil.

"Siapa namamu?" Tanya Dabi.

"Shiota, Todoroki Shiota."

"Wah ... kau putranya Todoroki Enji ya? Aku sudah lama menantikan bisa melihat hasil karyanya." Bola api biru terlempar dari tangan Dabi ke arah Shiota. Beruntung anak itu segera mengeluarkan esnya untuk menghindari api mengenai tubuhnya.

"Menarik kalau kita bermain-main sebentar."

"Ahhh!" Shiota segera mengeluarkan dinding esnya untuk menahan api yang di tembakkan oleh Dabi. Tangan Shiota tidak tahan.

Tangan Shiota hampir melepuh di buatnya, Shiota tidak tahan dengan dingin. Tangannya akan meradang apabila terlalu lama menahan. Terbesit sebuah ide, tangan sebelahnya segera mengumpulkan energi panas. Lalu Shiota memecah esnya dan segera melemparkan bola api ke arah Dabi.

"Wah wah, boleh juga."

"Ha?" Shiota tak habis pikir, seberapa besar tenaga kakaknya ini sehingga sulit untuk dikalahkan, Dabi mendekat dengan menyentuh dagu Shiota dan membuatnya mendongak dengan wajah yang penuh debu karena terpental mundur.

"Aku senang bisa bertemu denganmu, lain kali aku akan menghabisimu."





▪︎▪︎▪︎ Bersambung

Maaf menunggu lama, sedikit dulu ya. Semoga kalian suka.

Tertanda—Racella_04

TODOROKI SHIOTA : BnHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang