[1.] Jangan sakiti Nii-san

454 61 11
                                    

P E R I N G A T A N

CERITA INI TIDAK SAMA PERSIS JALAN CERITANYA DENGAN YANG ASLI, APABILA ADA KESALAHAN MOHON UNTUK MEMBERIKAN KRITIK DENGAN BENAR. TERIMAKASIH SUDAH MELUANGKAN WAKTUNYA.

SELAMAT MEMBACA.

▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎

"Shouto-kun." Tangan munggil Shiota menyibak poni rambut Shouto kecil, anak yang yang masih memejamkan mata itu kemudian terbangun melihat saudarinya berada disampingnya. Mengerjap, Shouto membuka matanya lebar-lebar dan tersenyum.

"Ini sudah pagi?" Tanyanya sambil mengedipkan mata mencoba menyesuaikan cahaya dengan indera penglihatannya. Shiota mengangguk, baru beberapa menit mereka dikamar itu terdengar sebuah kegaduhan diluar rumah. Terdengar juga langkah kaki yang amat kuat, karena penasaran gadis kecil itu menggeser pintu untuk terbuka.

"Dimana Shouto dan Shiota! Kenapa tidak ada di kamar mereka?" Ayah mereka Todoroki Enji yang terlihat marah karena tidak menemukan anak kembarnya. Touya yang berada cukup jauh dibelakang Enji menghela napasnya panjang.

"Sudahlah ayah, palingan mereka masih tidur biarkan mereka beristirahat." Kata Touya sambil memandang ayahnya itu tanpa ekspresi apapun. Enji pun menoleh mendengus kesal.

"ITU BUKAN URUSANMU, LEBIH BAIK KAU BANTU AKU MENCARI ADIKMU MEREKA TIDAK ADA DIKAMAR."

"Tapi aya—" belum selesai Touya berbicara, ibunya menepuk bahu dan mengalihkan atensi anak muda itu untuk menoleh. Rei memandang putra pertamanya dengan senyuman.

"Biar ibu yang menenangkan ayahmu, kau berangkat sekolah bersama kedua adikmu ya, kalian hati-hati." Rei berusaha menenangkan Touya dan meyakinkannya untuk berangkat sekolah pagi ini dari pada berdebat dengan Enji yang berakhir akan mendapatkan luka karena sang Endeavor sering sekali bermain tangan kalau memarahi anaknya.

Beruntungnya Rei memiliki anak yang cukup penurut, Touya mengangguk. "Baik ibu, tapi kalau ibu tidak baik-baik ibu bisa bercerita padaku, Fuyumi atau Natsuo." Kata Touya kepada ibunya kemudian pergi untuk menemui adiknya. Terlihat Enji menatap Rei tajam.

"KAU TERLALU BANYAK DRAMA, LEBIH BAIK BANTU CARI DIMANA SHOUTO DAN SHIOTA!" Bentaknya keras, Rei hanya bisa menghela napasnya panjang dan mencoba untuk bersabar. Dirinya tidak tau harus melakukan apa untuk meyakinkan suaminya kalau kedua anak kembar mereka masih terlalu dini untuk mendapat pelatihan.

Tapi Enji tetaplah Enji, Endeavor hanyalah muka dua dimata masyarakat sebagai seorang pahlawan kuat yang menolong mereka semua dari bahaya. Tapi sosok Enji adalah ayah yang bahkan hampir tidak di idam-idamkan oleh siapapun, bahkan Shouto kecil pernah mengatakan kepada adik kembarnya kalau dia tidak mau mempunyai ayah seperti Enji, namun Shiota tetap meyakinkannya bahwa mereka bisa merubah ayah mereka menjadi lebih baik.

"Ayah." Terdengar suara anak kecil mendekat, Shouto bergandengan tangan dengan adik perempuannya mendekat ke ayah dan ibunya. Enji akhirnya senang menemukan anaknya tanpa harus mencari mereka lagi.

"Sekarang ikut aku!" Enji menarik tangan anak kembarnya untuk ikut, Rei mencoba menghalangi suaminya.

"Ini masih pagi, apa yang akan kau lakukan." Tanya Rei, namun suaminya tak menggubris malah mendorongnya untuk segera menjauh.

"Jangan ganggu aku!" Ucapnya kemudian menarik tangan anak kembanya. Mereka awalnya memaksa untuk tidak mau mengikuti ayah mereka, namun mereka belumlah kuat untuk lepas dari cengkraman tangan sang ayah. Mereka kemudian sampai disebuah jalanan lenggang yang tidak ramai.

TODOROKI SHIOTA : BnHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang