BAB. 04: SENIOR

4.6K 125 21
                                    

KRIIINGG!!
Terdengar suara bell sekolah tanda berakhirnya jam pelajaran. Seluruh siswa dikelas langsung membereskan perlengkapan belajar mereka tanpa menunggu perintah dari sang guru yaang masih berdiri didepan kelas. Beberapa siswa yang sudah selesai duluan bahkan ada yang langsung berlari keluar untuk segera merefresh otak mereka yang sejak tadi pagi sudah dipacu untuk menyerap apa pun yang dijelaskan oleh guru mereka.

Kelas IA semakin sepi, bahkan guru pun sudah keluar. Tertinggal seorang murid dengan kaca mata tebal yang justru baru membereskan buku-bukunya. Ia tampak tenang dengan keadaan sepi itu seolah dirinya memang sudah terbiasa. Soobin nama siswa itu. Berdiri dari tempatnya setelah mejanya rapih, ia bergegas keluar kelas dengan niat ke kantin untuk mengisi perutnya yang sudah berdemo.

BRUGH!
Baru saja akan melewati pintu kelasnya Soobin langsung terjatuh setelah salah satu siswa yang bukan dari kelasnya menjagal kakinya. Kaca mata yang Soobin pakai pun terpental cukup jauh dari posisinya jatuh.

"Hei, kalau jalan pakai mata. Tidak lihat ada orang disini?!" ucap siswa yang sengaja mencari masalah dengan Soobin itu.

"M-maaf.." ucap Soobin sembari mendongak menatap siswa yang tengah bicara padanya.

"Maaf?" siswa itu dengan sengaja mendorong kepala Soobin dengan jari telunjuknya "Sepatuku sekarang kotor gara-gara kamu, cupu!"

"T-tapi bukankah kamu yang sengaja membuatku jatuh duluan" ucap Soobin mencoba membela diri.

"Oh, berani sekarang menyalahkan ku huh?!" siswa itu menjambak rambut Soobin hingga pemuda itu harus mendongak.

Ini adalah salah satu alasan mengapa Soobin jauh lebih suka sendirian dibanding harus berada di tempat ramai. Ia sering kali menjadi korban pembully-an dari siswa/i yang cukup berkuasa disekolah.

"Akh! Ampun! Bukan begitu maksudku.." ucap Soobin sembari memegangi tangan siswa itu agar berhenti menjambaknya.

"Kau tau seberapa mahal sepatu ku ini?" tanya siswa itu memancing kerumunan dari siswa/i disekitar sana "Harga dirimu saja tidak cukup untuk ganti rugi.."

Soobin sebenarnya ingin sekali membela dirinya agar tak di perlakukan semena-mena, tapi dirinya tak memiliki banyak kekuatan untuk melawan siswa/i yang selalu melakukannya dalam berkelompok.

"Hoi!"

Suara pekikan seorang siswa yang baru datang mengalihkan pandangan semua siswa. Yeonjun seorang senior dari kelas IIIB berjalan santai menuju kearah Soobin sembari menikmati sebuah lolipop dimulutnya. Siswa yang tengah menjambak rambut Soobin langsung melepaskan jambakkannya dan berdiri berjajar dengan teman satu gangnya, kepala mereka tertunduk tak berani menatap kearah Yeonjun yang semakin dekat. Siapa yang tak mengenal sosok mantan brandal sekolah itu, bahkan Soobin yang jarang bergaul pun pernah mendengar namanya. Kerumunan siswa yang berkumpul pun memilih untuk membubarkan diri atau pun sekedar memperhatikan dari jauh.

"Kalian mau jadi jagoan?" tanya Yeonjun sembari menarik kerah seragam Soobin agar berdiri namun tatapan tajamnya tetap terarah pada siswa yang membully Soobin.

"Kenapa kalian diam sekarang? Apa telinga kalian mendadak tuli?" tanya Yeonjun kali ini ia memungut kaca mata Soobin yang sempat terlempar.

"T-tidak.." jawab salah satu siswa yang berbaris didepannya.

"Untuk kalian berlima, ini adalah sekolah bukan tempat ajang unjuk keberanian. Nama kalian akan aku usulkan pada sekolah agar dimasukkan dalam daftar siswa bermasalah.." ucap Yeonjun sembari memasukkan kacamata yang dipungutnya dalam saku seragam Soobin.

"J-jangan.. Aku berjanji tidak akan melakukan hal itu lagi. Tapi jangan masukkan nama kami dalam daftar.." pinta siswa yang nampaknya adalah pemimpin dari gang tersebut.

Compilation SoobJun 18+ StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang