Aku masih menangis menatap foto Mas Nata dan Anes. Di sana Mas Nata tampak berdiri saling berhadapan, sedikit menoleh ke samping. Aku cemburu melihat ini. Apalagi lainnya?
Apa yang Mas Nata dan Anes lakukan saat ini? Bagaimana posisinya. Mengetahui selama ini Mas Nata pendiam dan cuek pada wanita lalu menemui wanita lain sekalipun itu mantan calon istrinya, itu membuatku agak gimana. Seharusnya biasa tapi jadi tak biasa.
Ingin aku blokir nomor Rosa, agar tak mengetahui tentang Mas Nata dan Anes lainnya yang tentu sangat membuatku sakit hati dan rapuh. Tapi … jika tidak begitu, aku akan terus menutup mata dari kebenaran.
Kebenaran Mas Nata yang diam-diam menemui Anes dan hatinya masih untuknya.
Dadaku sesak, hati dan pikiran tak tenang. Memikirkan apa yang dilakukan Mas Nata dan Anes. Entahlah kenapa aku bisa se tak terima ini. Padahal di sini akulah orang ketiga, namun aku juga yang merasa terkhianati.
Karena tak tahan menanggung gejolak hati yang dirundung rasa curiga, kuberanikan diri mengirim pesan pada Mas Nata.
[Mas ada di mana?] Hanya kalimat itu yang aku kirim.
Padahal niatnya langsung ingin menanyakan alasan kenapa menemui Aneska? Tapi aku sadar, aku salah pada mereka … sadar pula aku ini siapa?
Orang ketiga yang merusak hubungan keduanya. Lalu merebut untuk kepentingan sendiri.
Lama tak ada jawaban dari Mas Nata, pesan juga belum dibaca. Aku sedih … aku kecewa. Ingin marah, tapi tak berani saat sadar aku siapa. Marahku hanya membuatku malu sendiri.
Aku terus menatap ponsel, menunggu pesanku dibaca, namun 5 menit kemudian belum juga terbaca.
Seseru itu bertemu dengan Anes, Mas? Hingga kau tak mendengar notif pesanku?
Saat ponsel ingin kuletakkan, tiba-tiba notif pesan masuk. Balasan dari Mas Nata. Aku segera membacanya, [Ada di kafe dekat taman]
Itu artinya dekat dengan rumah Aneska. Kuabaikan rasa sakit hati, kembali mengirim pesan untuk bertanya.
[Ngapain?] Pesan terkirim dan langsung terbaca.
Jujur, aku tak pernah mengirim pesan, dengan kesan sekepo ini sama Mas Nata. Baru kali ini selama hampir 6 tahun menikah.
[Menemui seseorang.]
Aku memejamkan mata bersamaan dengan air mata mengalir. Mas Nata tanpa segan apalagi sungkan mengakui pertemuannya, sekalipun tak menyebut nama Aneska.
Aku berdiri dari ranjang menatap kanan kiri seperti orang kebingungan. Kenapa aku sesakit ini?
Terbiasa diperlakukan baik oleh Mas Nata lalu sekarang ia bertingkah, seolah bermain wanita di belakangku.
Dadaku sesak, aku tak tahan, aku tak sanggup merasakan sakit dan sesak di dada ini. Pada siapa aku mengadu? Menumpahkan segala rasa sedu sedan karena duri ini?
Aku butuh sandaran … aku butuh seseorang yang mau mendengarkan keterpurukanku di saat aku merasa terkhianati.
Di tengah kekalutan, tiba-tiba aku teringat dengan Kak Bian. Pria itu pernah menawarkan diri untuk bersedia mendengarkan suka dukaku.
Segera aku mengambil kunci mobil dan memacunya dengan cepat menuju cafenya.
Aku tahu ini keliru ….
***
"Jika kamu tahu suamimu masih tak lepas dari masa lalunya, bahkan kau sendiri bilang cinta lama mereka bersemi kembali, dan kau pun merasa terkhianati … lalu apa yang membuatmu masih bertahan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
PELAKOR SUKSES
RomanceBagaimana rasanya mendapatkan kebahagiaan dan kesuksesan namun dengan hasil rampasan? Orang bilang tak akan bahagia rumah tangga yang diperoleh dengan cara tak baik, merampas hak orang lain. Tapi kenapa Anyelir malah sukses setelah berhasil merebut...