Zhang Hao menatap geram ke arah adiknya yang sedang bermain mobilan di karpet.
Tapi tampaknya anak manis yang tengah ditatap itu tidak mempedulikan nya. Pemuda itu ZhangHao menatap Hanbin dengan tatapan tidak suka.
Saat ini mereka hanya berdua di rumah, eh tidak, ada beberapa pelayan juga. Tapi anggap saja mereka tidak ada.
"Wah parah ni author!" -para pelayan protes,/abaikan
Mungkin kalian bertanya-tanya, kenapa mereka hanya berdua, karena papa Zhang sedang ada dinas di luar kota, dan mama Zhang harus pergi ikut. Alhasil mereka meninggalkan Hao dan Hanbin dirumah dengan sebuah black card yang kini Zhang Hao pegang.
Entah sudah berapa hari Hanbin disini, dan dia merasa senang tinggal disini. Karena orang-orang disini memperlakukannya dengan baik. Disini juga tidak ada Jay yang suka membullynya.
Tapi terkadang Hanbin ingin pulang, dan menemui ibu yang selama ini membesarkannya. Dia benar-benar merindukan ibunya.
Hanbin kembali fokus pada mainannya, ini mainan mobil yang baru dibelikan papa tau, kalian pasti iri kan sama Hanbin ( ͡ᵔ ﹏ ͡ᵔ), kalian kan gak punya mainan kayak gini (͡°‿ ͡°)
"Blummmm... Tut.. tut... Blak!!" Hanbin asik dengan mainannya, sementara ZhangHao, dia berusaha tidak mempedulikan Hanbin. Dan fokus pada laptop di pangkuannya. Dia sedang mengerjakan tugas, you know?
"Ngengggggg~" suara Hanbin kembali terdengar, bahkan kali ini lebih keras, hal itu membuat Zhang Hao kesal dan si tampan pun langsung menggebrak meja.
"Yak! Bisa diam tidak sih?!" Tanyanya kesal, Hanbin hanya menunduk,
"maaf kak." Zhang Hao hanya mengangguk dan kembali fokus pada tugasnya. Dia mencoba untuk tidak melakukan kekerasan karena dia masih ingat bahwa Hanbin hanyalah anak kecil.
Hanbin menatap Zhang Hao yang tengah sibuk dengan laptopnya kemudian dia mendekati sang kakak dan mengintip apa yang ada di layar laptop itu,
"Heung? Kakak sedang apa? Itu apa? Kenapa huruf semua?" Tanya Hanbin,
"Aku sedang mengerjakan tugas, bodoh. Makanya kau jangan berisik! Jika masih berisik aku akan memotong mulutmu itu!" Ucap Zhang Hao ketus,
Sementara Hanbin membelalakkan matanya. Kenapa kakaknya berfikiran seperti itu? "T-tapi Hanbin kan cuma main kak." Ucap Hanbin pelan,
"Tapi suaramu mengganggu fokusku! Sana, mainlah di tempat lain! Atau aku akan memberikan pelajaran padamu." Usir Zhang Hao, sementara Hanbin mengangguk, dia pergi ke kamarnya membuat Zhang Hao merasa lega.
Tapi beberapa menit kemudian Hanbin datang menghampirinya dengan membawa sebuah buku dan pensil.
Zhang Hao menatap Hanbin dengan tatapan heran?
"Apa yang mau kau lakukan?" Tanya Zhang Hao saat melihat buku dan pensil yang Hanbin bawa."Katanya kakak mau mengajari Hanbin kan? Ayok ajari Hanbin kak!" Ucap Hanbin dengan nada bersemangat.
Zhang Hao berdecih, menurutnya Hanbin itu hanya anak yang sok polos karena mau cari perhatian. Dengan kasar dia mendorong adiknya hingga Hanbin jatuh kelantai.
"Dengar ya, biar kuajari sesuatu. Kau itu hanya orang asing disini! Jangan bersikap sok kenal dan sok akrab padaku! Karena aku yakin, kau bukan Hanbin, kau bukan adikku. Kau itu hanya anak kampung yang mengaku-ngaku sebagai adikku karena kau ingin uang kan? Dasar bocah matre!" Ucap Zhang Hao kemudian pemuda tampan itu pergi menuju kamarnya sambil membawa laptopnya. Belajar di dekat Hanbin hanya membuatnya semakin pusing saja.
Sementara Hanbin hanya menatap heran kearah kakaknya, Hanbin hanya ingin lebih akrab dengan sang kakak, dia juga tidak mengaku-ngaku, karena dia memang Hanbin. Lagian bocah sekecil Hanbin butuh uang untuk apa? Belanja onlen sampe 2jt kek bocil di tiktok? Gak mungkin:'), Mengirim pada ibunya? Transfer saja tidak bisa.
Bahkan Zhang Nana calon istri Zhang Hao aja gak ngerti yang namanya transfer - transfer begitu. (Yang ini abaikan saja gessㅠㅠ)
Hanbin termenung dengan pikirannya. Satu kata dari Zhang Hao membuatnya berfikir, "matre itu apa ya?" Gumamnya pelan.
.
.
.
Brother~
.
.
.Beberapa hari kemudian
Sudah 2 Minggu lamanya papa dan mama Zhang pergi , tapi mereka belum pulang juga, kata Zhang Hao sih mereka akan pulang sore ini.
"Papa dan Mama pulang!!" Hanbin yang tadinya sedang asik menggambar langsung beranjak, matanya berbinar, dia membawa kaki kecilnya berlari menghampiri kedua orang tuanya, dan langsung memeluk mereka.
Sementara mama Zhang maupun papa Zhang hanya terkekeh melihat kelakuan putra manis mereka.
"Papa, mama, Abin kangen~" mama Zhang yang gemas pun mencubit pipi chubby Hanbin,
"mama juga kangen Abin. Bagaimana, apa Abin dan kakak bersenang-senang saat mama dan papa pergi?" Tanya mama Zhang, Hanbin mengangguk,
"Eung! Tentu!" Walaupun kenyataannya kakak bahkan tidak mau bicara pada Hanbin. Lanjutnya dalam hati. Tapi dia tidak mungkin protes kepada wanita di depannya.
Ingat perkataan Zhang Hao? Hanbin hanyalah orang asing yang ada ditengah keluarga mereka. Mungkin Hanbin terlihat polos, tapi dia tidak sepolos itu, karena mau gimanapun Hanbin tatap anak 10 tahun yang cerdas. Otaknya tentu saja tau apa arti kata "orang asing" yang ucapkan Zhang Hao.
Maka dari itu Hanbin akan menjaga sikap mulai sekarang.
.
.
.
Brother~
.
.
.Hai Gess, aku mau curhat ㅠㅠ
Jadi, aku kemarin kepikiran bikin Yeonjun x Hanbinie ㅠㅠTapi yang ku tulis, malah Hao x Hanbin 🙃🙃
Kalian mau tidak?? Cuma oneshoot kok, jadi gak papa🙂👍🏻Yasudah lah,
Makasih mau dengar/baca curhatan Nana,
See u next chapter ❤️
Salam tetet markutet 😝😜🤪
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother| HaoBin (brothership)
FanfictionZhang Hao tidak Sudi mempunyai adik seperti Hanbin. . . . . Warning ⚠️ Haobin Area!! Brothership BXB