02

284 56 44
                                    

Beberapa tahun sudah berlalu, sekarang Hanbin sudah duduk di bangku kelas 1 SMP. Ini adalah hari pertama dia bersekolah. Jujur, Hanbin merasa sangat gugup.

"Duh, kok aku gugup banget ya?" Batin Hanbin, bagaimana tidak? Seisi kelas menatapnya sekarang.

"Baiklah Hanbin, sekarang perkenalkan dirimu." Hanbin mengangkat wajahnya, dia tidak boleh gugup! Kata Nana jadi anak harus berani!

"Halo semuanya, perkenalkan, namaku Zhang Hanbin. Semoga kita bisa jadi teman baik ya! Salam kenal!!" Lalu buguru menyuruh Hanbin duduk disebelah soobin.

"Halo Hanbinie! Namaku Choi Soobin! Kamu boleh memanggilku Soobin. Hehehe" pemuda imut mirip kelinci itu menyodorkan tangannya, mengajak Hanbin berkenalan.

"Baiklah, Soobin, aku Hanbin, semoga kita bisa berteman baik ya!" Soobin mengangguk, kemudian Soobin mulai mencari topik dan memulai pembicaraan, mereka asik berbincang-bincang.

Sepertinya Soobin adalah orang yang sangat mudah berbaur, buktinya Hanbin nyaman berteman dengannya walau hanya dalam hitungan menit.

.
.
.

Hanbin dengan antusias menghampiri mamanya, "mamaa, tadi Hanbin disekola dapat banyak teman!" Mama Zhang yang mendengar itu tersenyum dan mengelus surai putra bungsunya. Putranya semakin hari semakin tumbuh. Bahkan semakin manis saja.

"Benarkah?" Tanya mama Zhang pada Hanbin,

"Iya, tadi Hanbin berkenalan dengan Soobin. Dan Soobin mengenalkan Hanbin dengan banyak orang, ada Beomgyu, ada jeongin, Asahi, junkyu, pokoknya banyak deh! Mereka juga baik banget sama Hanbin." Ucap Hanbin dengan senyuman lebar. Hal itu membuat mama Zhang merasa lega, jujur dia menghawatirkan Hanbin di hari pertama sekolah, takut putra bungsunya itu kembali di bully seperti saat anak itu masih di sekolah dasar.

"Bagaimana dengan kak Hao?" Tanya mama Zhang, membuat senyuman cerah di wajah Hanbin langsung sirna begitu saja.

Jujur saja, sedari tadi Zhang Hao menghindarinya. Btw Zhang Hao itu kelas 11 SMA, Hanbin dan Zhang Hao memang sekolah di sekolah yang sama. Tau kan sekolah yang SMP sama SMA nya digabung??

Mama dan papa Zhang sengaja menyekolahkan mereka di sekolah yang sama agar Hao bisa menjaga Hanbin, tapi bukannya menjaga Hanbin, Hao malah menyakiti mental Hanbin dengan cara mengatai anak itu.

Jadi...
Flashback:

Hanbin dan Soobin memutuskan untuk ke kantin berdua, mereka pun melangkahkan kaki mereka menuju kantin, sepanjang perjalanan orang-orang menatap kearah mereka, jelas saja, Soobin itu tampan dan tinggi, sehingga banyak gadis yang menyukainya.

Jujur, Hanbin merasa iri dengan Soobin yang sangat tinggi untuk anak seusianya, bagaimana bisa pemuda itu memiliki tinggi 183 cm padahal masih berusia 12 tahun?!

Hanbin saja tingginya baru 160cm:')

Mereka akhirnya sampai di kantin, tatapan Hanbin langsung tertuju ke tempat dimana Zhang Hao berada, pemuda tampan itu tengah asik berbincang dengan teman-temannya yang juga tampan, visual mereka benar-benar tidak nyata, tapi setampan apapun mereka, menurut Hanbin kakaknya lebih tampan lagi, entah mamanya ngidam apa semasa mengandung Zhang Hao sehingga anak itu sangat tampan.

Soobin menepuk bahu Hanbin, sedari tadi Soobin melihat Hanbin hanya memandangi Zhang Hao,

"Apa kamu kenal sama kak Hao?" Tanya Soobin, Soobin tentu saja kenal dengan Zhang Hao, dia adalah teman sepupunya (Yeonjun) yang sering main ke rumahnya Yeonjun, jadi mereka sering bertemu karena rumah Soobin dan Yeonjun memang bersebalahan.

Hanbin yang sedari tadi asik melamun sambil memandangi sang kakak pun langsung mengalihkan atensinya, dia menatap Soobin yang kini juga menatapnya,

"Ah, kak Hao? Dia..." Jujur saja Hanbin ragu untuk menyebut Zhang Hao sebagai kakaknya, pemuda tampan itu bahkan tidak mengakuinya sebagai adik.

".. dia... Aku tidak kenal, hanya saja kakak itu sangat tampan hal itu membuatku ingin menatapnya terus, hehe." Jelas Hanbin membuat Soobin hanya mengangguk mengerti, dan Hanbin pun akhirnya bisa bernafas lega.

Tentu saja Hanbin hanya beralasan. Dia tidak melupakan nasehat Zhang Hao sebelum sekolah tadi.

"Dengar! Berpura-pura lah seakan-akan kau tidak mengenal ku!!"'

Zhang Hao yang merasa seseorang menatapnya pun menatap kearah samping, disana Hanbin sedang berdiri dengan sepupu temannya yang bernama Choi Soobin.

Dia menyeringai, dia mengambil gelas berisi jus melon nya dan beranjak dari duduk. Hal itu membuat Seunghwan dan Sunwoo jadi heran sendiri. Entah apa yang akan pemuda itu lakukan, tapi yang pasti Zhang Hao kini berjalan mendekati Hanbin.

Hanbin yang melihat Zhang Hao berjalan mendekat pun memasang senyum nya, tapi senyumannya sirna ketika segelas jus membasahi wajahnya.

"Yak! Kak Hao! Apa yang kakak lakukan?!" Tanya Soobin, tentu saja dia terkejut melihat Zhang Hao menyiram Hanbin tanpa alasan.

Karena setau Soobin, Zhang Hao bukan seorang pembully, dia adalah murid paling teladan satu sekolah.

Hanbin menatap kearah Zhang Hao yang menatapnya tajam dengan mata berkaca-kaca. Zhang Hao meraih tangan Hanbin dan menyeretnya pergi dari kantin.

Soobin hanya menyaksikan, sejujurnya dia khawatir pada Hanbin, entah ada apa, tapi bukankah Hanbin bilang kalau dia tidak mengenal Zhang Hao sebelumnya??

.
.
.

Zhang Hao menyeret Hanbin menuju taman belakang sekolah (tempat lejen yang always muncul di buku nya nanaㅠㅠ)

"Heh! Kan sudah ku bilang! Jangan pernah menunjukkan diri di depanku, sialan! Itu membuatku kesal. Melihatmu membuatku kesal! Apalagi ini," Zhang Hao menunjuk name tag yang terpasang di seragam Hanbin. Disana tertuliskan ZHANG HANBIN, membuat Zhang Hao kesal karena harus mengingat bahwa pemuda kecil di depannya ini adalah adiknya.

"Melihat ini membuatku ingin memb*n*h mu saja rasanya! Entah apa salahku pada tuhan sehingga aku memiliki adik seperti dirimu!!"

Plak!!

Tangan besar Zhang Hao menampar pipi Hanbin yang selembut pantat bayi. Saking kerasnya pipi Hanbin sampai memerah.

Bukan sekali dua kali Zhang Hao melakukan kekerasan pada Hanbin. Dia sering memukuli Hanbin hanya untuk kesalahan kecil, contohnya sekarang. Hanbin bahkan tidak tau apa salahnya pada Zhang Hao, sehingga membuat Zhang Hao semarah ini.

Jujur Hanbin sudah lelah, tapi dia mencoba untuk terus bertahan.

Zhang Hao menghela nafas kasar, "huh, dengar, jika sekali lagi kau muncul di hadapanku, aku akan kembali memukulmu. Sudah aku pergi dulu, jangan berkeliaran lagi! Karena aku tidak akan main-main dengan ucapanku." Setelah mengatakan itu Zhang Hao pergi begitu saja, meninggalkan Hanbin yang kini tidak bisa menahan tangisannya lagi.

Entah kapan Zhang Hao akan berhenti menyakitinya dan menerimanya sebagai seorang adik.

.
.
.
Brother ~
.
.
.

Halo manteman, maaf ya kalau gamasuk akal,
Btw aku up ini karena voting nya bilang brother, yasudah, semoga gak mengecewakan ya, kalau gitu Nana pamit undur diri,

Sekian terima Gyuvin,
Salam tetet markutet 💙💙💙

Brother| HaoBin (brothership)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang