Hallo semua😊
Setelah lama gak update, jadi agak ragu. Apakah cerita yg ku tulis layak atau tidak untuk dibaca. Aku akan berusaha lebih baik. Tolong beri aku support untuk tetap bisa lanjutin novel ini ya. Terima kasih.
Have a nice day🌼****
Jeongyeon membungkukkan tubuhnya, tangannya bertumpu pada lutut sembari menormalkan detak jantungnya yang kembang kempis. Ia hampir kehabisan nafas setelah tiga kali memutari ruang aula sebuah sekolah taman kanak-kanak. Bukan karena olah raga apalagi iseng. Melainkan Jeongyeon mengejar seorang anak laki-laki yang belum selesai mengenakan kostum pentasnya.
"Jooyeonie,,, pakai kostummu. Apa kamu tidak malu dilihat teman-temanmu?" Bujuk Jeongyeon hampir kehilangan kesabaran pada anak laki-laki yang hanya mengenakan celana pendek tanpa baju itu.
"Tidak weeehh." Anak itu menjulurkan lidah mengejek, lalu berlari lagi.
"Oh ya Tuhan, Jooyeonie tunggu!"
Jeong kembali mengejar Jooyeon yang berlari asal hingga tiba-tiba anak itu terjatuh setelah tubuhnya menabrak seseorang.
"Apa kau baik-baik saja?" Tanya pria dewasa yang Jooyeon tabrak. Pria itu berjongkok sambil membantu Jooyeon bangun.
Anak itu mengangguk namun dibarengi dengan plototan nakalnya. Sayangnya pria itu tidak terlalu memperhatikannya dan justru tersenyum ramah. "Sebaiknya kamu memakai kostummu ya, kalau tidak aku akan memanggil ibumu dan menjewer kupingmu nanti."
Ancaman pria itu tampaknya berhasil, karena wajah anak itu meredup. "Ahjushi siapa? Ibuku sudah tidak ada. Memang ahjushi bisa memanggil orang yang sudah tidak ada."
Raut wajah pria itu berubah kecut. Kata-kata tak terduga anak itu berhasil membuatnya kehilangan kata-kata. Sedangkan Jeongyeon yang dari tadi hanya mengamati, sekarang berjalan menghampiri mereka.
"Jooyeonie, pakai kostummu ya?" Jeongyeon memakaikan kostum katak pada Jooyeon dengan sedikit paksaan. "Ibumu pasti bangga melihatmu."
Jooyeon tampak cemberut. "Noona pikir ibu suka melihatku jadi kodok ha! Ini sangat memalukan." Anak itu pergi dengan kesal.
Jeongyeon hanya tertawa kecil melihat raut kesal anak itu. Lalu perhatiannya teralih pada pria disampingnya yang justru bengong.
"Hai, kau kenapa?" Jeongyeon menepuk pundak pria itu. "Jangan bilang, kau mempercayai ucapan anak itu?"
Pria itu mendelik heran, "memang yang tadi itu bohong?"
"Ya Jinyoung shi, kau pikir yang disana itu siapa?" Jeongyeon menunjuk anak kecil tadi yang sekarang sudah bersama seorang wanita dewasa. "Dia datang dengan ibunya. Yang sudah tidak ada itu neneknya."
"Oh ya Tuhan. Aku kena prank anak TK?" Jinyoung tak percaya pada dirinya sendiri, di usianya yg sudah dewasa ia masih bisa dibohongi oleh anak-anak.
"Sudah jangan dipikirkan, aku senang temanku masih polos hahaha." Usaha Jeongyeon untuk menenangkan Jinyoung gagal karena tawanya yang tidak bisa ditahan lagi.
"Oh ya, kenapa kau datang kemari?" Jeongyeon duduk di pinggir aula diikuti Jinyoung
"Aku memiliki janji dengan seseorang?" Wajah Jinyoung sudah berubah ceria.
"Apa kau sedang mengerjakan kasus?" Tanya Jeong penasaran sekaligus heran. "Di sekolah taman kanak-kanak ini?"
"Selalu ada kemungkinan Jeong, kita tidak akan tahukan?" Jinyoung tampak tidak tertarik untuk membahasnya.
"Kau sangat cocok dengan anak kecil." Jinyoung mencoba mengalihkan pembicaraan. Namun Jeong tidak setuju dengan ucapan pria itu.
"Kamu senang ya temenmu ini darah tinggi ngurus anak-anak nakal itu."
![](https://img.wattpad.com/cover/350882704-288-k538033.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad To Meet You
FanfictionBad to meet you. Kata itu yang harusnya Jimin ucapkan saat dirinya kembali bertemu dengan gadis itu. Gadis yang 10 tahun lalu menghilang dengan meninggalkan luka yang begitu dalam. Namun lucunya Jimin tidak melakukannya. Entah kegilaan apa yang bers...