2. Aliando & Desmond

3 0 0
                                    

Hari ini kelas XI IPS 3 telah memasuki pelajaran Bahasa yang guru nya di kenal sebagai guru terkiller di SMA WIJAYA, Axel yang tengah asik tertidur di bangku saat guru nya mengajar, ia sangat membenci semua pelajaran, setiap pelajaran selalu saja ia tidur. Cucu pemilik sekolah mah bebas

Saat guru killer itu melihat bangku Axel yang paling belakang pun berhenti mengajar, ia terdiam karena melihat Axel yang tengah tertidur di bawah meja.

"Aliando." Aliando yang di panggil mendongak melihat guru killer yang ada di depan papan tulis

"Iya Pak." Jawab Aliando

"Bisa kamu bangunin teman mu itu?" Titah guru killer.

Aliando yang duduk nya di depan Axel, ia menoleh kebelakang melihat Axel yang sedang nyenyak tertidur.

Ia menggelengkan kepala nya tanpa rasa takut dengan guru terkenal killer itu, karena menurut nya membangunkan Axel lebih menakutkan.

"Ga bisa pak, Bapak bangunin aja sendiri." Ucap nya dengan enteng, guru itu menggeram marah, ia pun berjalan mendekati meja Axel.

Bisa ia liat bahwa Axel sedang tertidur pulas dan lengan nya sebagai bantalan untuk menumpu kepala nya.

Guru killer itu menendang meja Axel dengan kuat dan tendangan nya itu menciptakan suara yang sangat keras, bahkan kelas sebelah aja bisa mendengar suara tendangan itu.

Axel yang sama sekali tidak merasa terganggu tetap tertidur dengan nyenyak, guru killer itu merasa marah karena merasa harga dirinya jatuh.

Guru killer itu memukul meja nya dengan kuat sampai kepala Axel pun bergetar.

"Berani banget Pak Hendra bangunin Axel yang lagi tidur."

"Ini sih namanya bangunin Singa kelaparan yang sedang tidur pulas njir."

"Gue kalau jadi Pak Hendra ga mau bangunin Axel yang sedang tidur Cok."

"Gue juga sih, soalnya Axel kalau udah merasa keganggu tidur nya lebih seram dari guru killer."

Guru killer yang bernama Hendra itu mendengarkan pembicaraan murid di kelas nya, ia penasaran seberapa menyeram nya Axel saat bangun?

Axel terbangun, ia mendongak an kepala sedikit untuk melihat siapa yang telah membangunkan nya tidur.

Ia berdiri memasang wajah datar dan menatap dingin kearah lelaki seusia Papah nya, saat itu juga seluruh penjuru kelas terasa mencekam.

Ia sangat tidak suka tidur nya di ganggu, ia pun mengambil tas nya yang berada di atas meja dan jalan mendekati Guru killer itu lalu ia berbisik.

"Ucapkan selamat tinggal di hari terakhir Lo ngajar." Ucap Axel berbisik dengan wajah datar, Guru killer itu pun mendadak pucat, jantung nya berdegup kencang, ia tau kalau Axel adalah cucu pemilik sekolah ini, tapi ia tidak tau kalau Axel sangat membenci kalau tidur nya di ganggu.

Setiap guru yang membangun kan nya pasti berujung di pecat.

***

Axel berjalan di sepanjang koridor yang sepi karena jam pelajaran sedang berlangsung, kaki jenjang nya berjalan menuju ke ruang kepala sekolah.

Tanpa mengetuk pintu Axel menyelonong masuk ke ruang kepala sekolah begitu saja, ia melettakan tas nya di sofa panjang lalu i membaringkan tubuh nya di sana dengan tas sebagai bantalan nya.

Pria paruh baya menatap Axel lalu ia tersenyum sambil menggelengkan kepala nya.

"Kenapa? Di marahin guru lagi Karna tidur di kelas?" Pria paruh baya selaku kepala sekolah dan berstatus sebagai paman Axel bertanya padahal ia sendiri sudah tau kalau Axel pasti tertidur di kelas nya makanya ia saat ini berada di ruangan nya.

Axel dengan enteng nya berdehem tanpa membukakan mata nya yang tertutup. Ia tidur di sofa panjang yang sudah tersedia dengan posisi melipatkan kedua tangan nya di depan dada, Alencio menatap Axel dengan senyuman manis nya, Axel bener bener mirip seperti Abang nya Axel Wijaya.

"Gausah liatin gue." Ucap Axel tanpa berekspresi, karena ia sadar kalau Paman nya terus saja memandang nya. Alencio mengalihkan tatapan nya kearah kertas yang numpuk di depan nya, ia menjadi salah tingkah sendiri karena kepergok keponakan nya sendiri.

***

Bel istirahat berbunyi, kini Axel masih berada di dalam ruangan kepala sekolah sendirian karena Paman nya sedang keluar. Saat Axel sibuk bermain HP tiba tiba saja pintu ruangan kepsek di ketuk menampilkan seorang adek kelas yang ingin masuk.

Axel menatap adek kelas itu dengan raut muka datar, Aqilla yang masih berdiri di depan pintu melihat seisi ruangan kepala sekolah, sepertinya Pak Kepala Sekolah sedang keluar, begitu lah pikiran nya.

Aqilla sama sekali tidak tau kalau ada Axel yang sedang duduk di sofa menatap dirinya, Aqilla pun kembali ke kelas tanpa mengatakan sepatah kata pun, sedangkan Axel mengkerut kan dahi nya bingung.

Apakah dirinya ini makhluk astral? Sehingga Aqilla tidak melihat dirinya? Begitu pikiran Axel.

Selang berapa menit kemudian tiba tiba saja kedua curut yang tak lain adalah Desmond dan Aliando masuk ke ruangan kepsek tanpa mengetuk pintu.

Axel menatap kedua teman nya itu dengan dingin.

"Tuhkan apa gue bilang, Abraham pasti di sini." Tutur Desmond menoleh ke arah Aliando, Aliando memutarkan bola mata nya.

Aliando ini sama seperti Axel sangat cuek dan jarang berbicara, beda lagi dengan Desmond yang paling heboh dan cerewet.

Mereka berdua pun duduk di kedua sisi Axel "Betah amat disini Ham." Aliando berucap sambil bermain HP "Ayo ke rooftop." Ajak Desmond yang sedang makan cemilan milik Aliando.

Sudah menjadi kebiasaan mereka kalau sedang istirahat pasti nya nongkrong di rooftop sekolah sambil menikmati angin.

Aliando yang asik bermain HP menoleh ke arah Desmond, ia pun melototkan mata nya karena Desmond memakan cemilan nya.

"Bajingan cemilan gue." Umpat Aliando, Desmond menyengir "Hehe bagi lah, pelit amat lo." Lanjut nya memakan cemilan itu.

"Bangsat, ga ada kata berbagi soal makanan yah anjing. Balikin ga." Aliando menarik cemilan nya dari tangan Desmond, dan saat ini mereka menjadi tarik tarik an.

Axel yang berada di tengah kedua teman nya menghembuskan nafas nya lelah, sudah menjadi hal biasa bagi Axel melihat teman nya itu berantem gara gara cemilan harga gopek an.

"Balikin cemilan gue anjing." Umpat Aliando yang masih dengan aksi tarik menarik dengan Desmond.

"Bagi dikit, pelit lo." Desmond masih menarik cemilan nya.

"Gue emang pelit sama makanan, jadi balik in sini bangsat." Diantara mereka bertiga, Aliando yang paling toxic.

Saat Aliando dan Desmond menarik narik makanan tiba tiba saja menampilkan pria paruh baya di depan pintu.

Aliando dan Desmond serta Axel dengan serentak menoleh ke depan melihat pria itu ternyata kepala sekolah.

Aliando langsung melepaskan genggaman nya kepada cemilan nya itu, ia melihat kearah Desmond, Desmond dengan cengiran khas nya tanpa berdosa ia melanjutkan memakan cemilan Aliando, Aliando berdecak kesal.

"Loh ada Desmond dan Aliando disini." Ujar Alencio sambil berjalan menuju kursi besar nya.

Aliando tersenyum canggung dan Desmond tetap melanjutkan memakan cemilan nya.

Mereka sudah tau kalau Kepala Sekolah itu adalah Paman Axel.

***

Bersambung..

Axel AbrahamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang