Namanya Lando...

9.9K 526 1
                                    

Prilly POV

"Hoaammm...aku dimana nih?" Ucapku sambil mengucek-ngucek mata. Sepertinya ini bukan di kamar lelaki itu. Kenapa di sini seperti ruangan rahasia gitu, gak ada jendelanya. Aku pun beranjak dari kasur dan melangkah mengitari ruangan ini. Banyak alat-alat komunikasi yang pastinya orang yang menggunakannya pastilah yang ahli di bidang IT dan gak gaptek pastinya. Apa ini salah satu ruangan rahasia dari laki-laki itu? Aduh sampai lupa bertanya siapa namanya, aku harus menanyakannya jika dia telah datang. Tapi kemana dia pergi? Dan apa dia yang membawaku ke dalam ruangan ini? Tapi, kenapa? Sepertinya isi kepalaku ini akan meledak penuh dengan pertanyaan yang bikin aku penasaran.

Crrrtttt..... Sebuah pintu yang semula tak kusadari adalah pintu rahasia terbuka. Dan muncullah laki-laki yang selalu membuatku penasaran dan misterius. "Siapa kamu sebenarnya? Pasti kamu bukan orang biasa saja, sangat mustahil kalo kamu hanya orang biasa tapi bisa memiliki ruangan rahasia seperti ini yang dipenuhi dengan alat canggih terkini yang hanya orang ahli IT yang bisa menggunakannya. Dan apa tujuan kamu mengurungku di sini?" Tanyaku padanya dengan sejuta rasa penasaran.

"Belum saatnya kamu tau apa tujuanku dengan semua ini gadisku. Yang perlu kamu tahu bahwa aku akan berusaha menjagamu dari orang-orang yang berniat buruk padamu. Dan aku tak berniat jahat sama sekali." Ucapnya sambil berjalan ke arahku. Lagi-lagi tatapan itu sanggup membuatku terpana dan terpesona. Segera kupalingkan wajahku menyadarkan diri dari pesonanya.

"Hmhmmm...trus sampe kapan kamu mau bekap aku di sini. Aku ingin pulang ke rumahku, karena pasti ayah dan bundaku sangat khawatir sekarang. Aku juga punya banyak pekerjaan di kantor yang harus segera diselesaikan." Tanyaku lagi padanya.

"Aku pasti akan memulangkanmu ke rumah orang tuamu, tapi bukan saat ini. Aku harus memastikan situasinya aman buat kamu. Memangnya kamu sudah bosan di tempat ini?" Tanyanya sambil terus menatapku tanpa berkedip dan tak sekalipun memalingkan wajahnya dariku.

"Bu...bukan begitu, hanya saja aku merasa bosan jika terus berada dalam ruangan ini, sedangkan kamu selalu pergi disaat aku tidur dan entah kemana." Jawabku sambil menundukkan wajahku.

"Jadi kamu ingin aku bawa keluar dari tempat ini gadisku?" Tanyanya sambil tersenyum menggoda, buseet wajahnya manis sekali.

"Mmmm...kalo kamu gak keberatan sih pengennya begitu." Jawabku dengan nada sedikit manja. Entah kenapa aku merasa nyaman pada saat selalu didekatnya dan dengan hanya mengobrol seperti ini sifat manjaku bisa saja keluar secara refleks. Dia berjalan semakin mendekat ke arahku dan sekarang telah berada di depanku dengan jarak hanya 5 centi. Tangannya kemudian meraih daguku hingga wajahku mendongak ke atas tepat di manik matanya yang tajam namun sangat teduh.

"Baiklah...aku akan mengajakmu keluar jalan-jalan. Tapi...ada syaratnya." Tawarnya padaku dengan suara yang sangat pelah bahkan hampir berbisik, tapi sangat terdengar sexy. Bahkan suaranya bisa membuat hatiku berdebar tak sesuai temponya dan hatiku seketika terasa hangat dan nyess. Dengan masih menatap manik matanya aku berusaha menetralkan perasaanku saat ini.

"Apa syaratnya..???"

Dia makin mendekatkan wajahnya ke wajahku bahkan sekarang nafasnya dapat kurasakan menyapu wajahku dengan hangat dan aroma mint yang sangat memabukkanku, tak terasa bibirnya tepat berada di depan bibirku. "Kamu harus mau mengenakan pakaian dan perlengkapannya sesuai dengan keinginanku." Jawabnya tanpa melepaskan pandangannya dari bibirku seakan-akan ingin melumatnya.

"Baiklah, aku akan menuruti semua keinginanmu asal masih dalam batas wajar." Jawabku sambil melihat bibirnya yang merah muda itu dan sangat menggoda. Entah kenapa aku juga ikut-ikutan seperti dia, kalo lama-lama dekat seperti ini bisa-bisa aku yang akan menerkamnya duluan,oh Liana come on, be patient dont make yourself to be shy. Dengan masih memandang bibirnya yang bahkan telah menyapu bibirku tak terasa aku telah didudukkan di kursi meja rias. Hey, sejak kapan dia membawaku kesini? Segitu terpesonanya aku hingga gak sadar sekarang aku telah didandaninya dengan topi dan rambut palsu hingga tampilanku menyerupai laki-laki. Kemudian dia memberikanku baju kaos yg agak kebesaran dan celana jeans yg tentunya agak longgar agar tampilanku betul-betul seperti lelaki. "Hey, aku tau kamu terpesona dengan wajahku apalagi bibirku, tapi kalau kamu ingin segera keluar jalan-jalan segera ganti bajumu. Tenang saja aku gak akan mengintip." Ucapnya yang lagi-lagi seakan tau apa yang aku pikirkan.
"Ok,tapi bagaimana kamu bisa pegang ucapanmu kalo kamu gak bakal ngintipin aku? Bisa gak tunggu aja aku di luar." Jawabku agak ketus tapi gugup.
"Kalau aku mau macam-macam sama kamu mungkin sudah dari kemarin aku lakukan. Masih gak percaya?" Jawabnya sambil tersenyum menggoda dengan mengangkat sebelah alisnya.
"Tapi kan kemarin buktinya kamu sudah ngambil first kiss ku, upss." Jawabku keceplosan, aduh ini mulut kok gak bisa di rem sih, ujarku dalam hati.
"Hahaha... Jadi itu first kiss mu ya. Gimana ciumanku, gak mengecewakan kan? Kalo kamu masih mau dengan senang hati akan ku berikan yg lebih memabukkan." Ihh, nih laki satu kalo ngomong selalu vulgar gak pake di ayak dulu.
"Hmhmhm... Ok aku percaya, balik sana deh, awas ya kalo ngintip matanya bintitan loh." Jawabku asal.
Aku pun segera mengganti bajuku dengan baju yang telah dia siapkan. Setelah melihat tampilanku di cermin ternyata cocok juga baju ini ditubuhku.
"Udah selesai? Tetep cantik kok." Tanpa di suruh dia langsung membalikkan badannya menghadap ke arahku. Wait, sejak kapan dia ganti baju? Kenapa tampilannya sekarang sangat tampan dengan hanya mengenakan kaos oblong yang hampir sama dengan punyaku dan celana jeans yang agak ketat di kakinya. Tak lupa topi yang dia kenakan dan kecamata yg menambah nilai ketampanannya. Oh God, ini sepertinya aku terpesona lagi.
"Mau sampai kapan kamu ngeliatin aku seperti itu heh? Nanti saja terpesonanya, sekarang waktunya jalan-jalan. Dan satu lagi, jika ada yg menegurmu nanti bilang saja namamu Lira dan berusahalah untuk bersikap biasa saja. Ingat orang-orang yg ingin mencelakaimu gak akan berhenti sampai mereka menemukanmu. Jadi bisa saja nanti kita bertemu dengan mereka. Untuk sekarang jangan percaya siapapun termasuk orang-orang terdekatmu. Kita belum tau siapa orang dibalik semua ini." Baru kali ini aku mendengarnya bicara panjang lebar.
"Trus nama kamu siapa? Dari kemarin aku bahkan gak tau nama kamu siapa. Ntar kalo ada yang nanya sama aku di jalan gimana? Aku kan gak kenal kamu." Jawabku dengan nada agak manja, entahlah kenapa bisa seperti itu.
"Aku Lando, kalo ada yg menanyakan hubungan kita bilang saja aku pacarmu. Jadi pada saat kita berdua nanti kamu gak perlu kaku. Bersikaplah layaknya sepasang kekasih pada umumnya. Kalo kamu mau anggap beneran juga gak papa." Jawabnya sambil senyum-senyum. Aduh ternyata dia ini memiliki tingkat kepedean yang over tapi gak papa sih, toh tampan gini orangnya dan sexy, upss apa sih otakku ini kayaknya bisa makin gila kalo dekat-dekat dengan nih orang.
Dia pun segera menarik tanganku keluar dari ruangan rahasia ini dan segera keluar dari rumahnya menuju parkiran mobilnya sambil terus menggandeng tanganku. Entah kemana dia akan membawaku, aku juga gak punya pilihan lain untuk gak percaya sama dia. Yang sekarang aku pikirkan bisa keluar dari sarangnya dan bagaimana aku bisa kembali ke rumahku.

Psico Love, Strange Love and Crazy LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang