Melindungi dengan cara melenyapkan

10.9K 548 14
                                    

Gubraaakkk.....


"Dimana wanita itu sekarang? Cuma ngurus satu wanita saja kalian tidak becus. Percuma saya bayar mahal kalian, cepat temukan dia, kalau sampai kalian tak menemukannya, nyawa kalian taruhannya. Mengerti?????"

Kemarahan lelaki itu sedah memuncak. Semua benda yang ada di atas mejanya hancur lebur jatuh ke lantai. Hampir saja dia membunuh anak buahnya, tapi dia masih membutuhkan mereka jadi belum waktunya dia melakukan itu.

"Ba ba baik bos, kami akan mencarinya dan menyerahkannya sesegera mungkin ke hadapan bos." Ucap salah satu anak buahnya dengan terbata-bata. Mereka pun pergi secepatnya menghindari kemarahan yang makin memuncak dari bos mereka.

"Sial,,,,siapa yang telah berani bermain-main denganku, kalau sampai aku tahu siapa orangnya, tak akan kubiarkan hidup. Tak ada seorang pun yang boleh menggagalkan rencanaku." Geramnya sambil memukul meja.



Pada salah satu celah plafon......


"Sudah kuduga dia lah orang dibalik semua ini. Kau akan sangat menyesal telah dilahirkan di dunia karena telah menyentuh gadisku." Ucapnya dalam hati. Wajahnya merah padam karena kemarahannya sudah memuncak. Tak ada seorang pun yang boleh menyentuh gadisnya, apalagi ingin menyakitinya.

Lelaki itu dengan tergesa-gesa meninggalkan tempat persembunyiannya untuk melancarkan rencananya.

Dengan mengendarai motor ninjanya pada kecepatan melebihi 100/km/jam, lelaki itu menuju apartemennya untuk mengecek gadisnya keadaan gadisnya. Hanya dalam waktu lima belas menit lelaki itu telah sampai ditujuannya. Pada saat ingin membuka pintu apartemennya, dia merasa ada yang membuntutinya. Terlihat seringaian dari wajahnya, sepertinya dia telah memiliki ide cemerlang. Dia pun membuka pintu apartemennya dan menutupnya tapi tidak menguncinya. Setelah masuk gadisnya ternyata sedang terlelap dalam tidurnya dengan memakai kaosnya yang terlihat kebesaran di tubuh gadisnya sehingga hampir terlihat tak memakai celana karena celana yang gadis itu kenakan sangat pendek. Berkali-kali Lando menelan ludahnya dan menahan hasratnya karena ini bukanlah waktu yang tepat. Lando segera menggendong Liana ala bridal style dan menekan tombol yang tersembunyi di samping lemari. Tiba-tiba terbukalah lemari tersebut dan betapa mengagetkan ternyata di balik lemari pakaian tersebut terdapat ruangan yang disertai dengan perlengkapan teknologi yang canggih, Juga terdapat ranjang yang berukuran besar. Setelah meletakkan Liana di ranjang tersebut dan memastikan gadis itu tidak terbangun, Lando segera kembali ke ruangan semula dan posisi lemari pakaian tersebut kembali seperti semula.

Sementara di depan apartemen tetsebut telah berdiri 2 orang lelaki yang bertubuh besar dan berwajah garang. Mereka segera membuka pintu apartemen tersebut, dan mereka merasa beruntung ternyata pintunya tidak terkunci. Segera mereka masuk dan berniat mengambil buruan mereka dan menghajar lelaki yang telah mengganggu pekerjaan mereka. Namun, betapa kagetnya mereka pada saat di dalam apartemen terlihat lelaki tersebut telah duduk seperti sedang menunggu kehadiran mereka. Dengan tatapan yang tajam dan seringaian yang menyeramkan, lelaki itu seperti sudah siap ingin menerkan mereka.

"Apa kalian gak pernah diajarkan sopan santun kalau masuk rumah orang itu ketuk dulu heh???" Tanyanya pelan tapi terdengar kemarahan di dalamnya.

"Jangan banyak bacot lo, cepat katakan dimana wanita itu? Lo gak tau sudah berurusan dengan siapa? Cepat serahkan atau lo gak akan bisa ngelihat matahari besok!" Teriak salah satu preman tersebut memperlihatkan kegarangannya.

"Gak ada seorang pun yang boleh menyentuh gadisku. Kalian menyentuhnya secuil pun, maka kalian mayat busuk kalian yang akan keluar dari sini." Kata Lando tak gentar, bahkan terdengar semakin menyeramkan.

"Hahaha..... hei bocah tak tau di untung, coba saja buktikan ucapan lo, tapi jangan menyesal kalau kamu yang akan bernasib malang." Ucap salah satu preman yang lain.

Perkelahian pun tak dapat dihindari, perkelahian yang tak seimbang, 2 lawan 1. Tapi itu tidak menyurutkan semangat Lando untuk mengalahkan kedua preman tersebut. Kemarahannya telah memuncak karena berhubungan dengan gadisnya "Liana". Apapun akan dia lakukan untuk gadisnya tersebut, bahkan nyawa akan dia berikan. Sebuah bogem mentah berhasil mengenai wajah Lando, dan keluarlah darah segar di sudut bibirnya. Dihapusnya darah tersebut, terlihat matanya yang semakin merah memperlihatkan kemarahannya seperti telah dirasuki kekuatan entah dari mana. "Anjriiitttt.....!! Sudah cukup main-mainnya, sepertinya gue gak akan buang-buang waktu untuk mengirim kalian ke neraka." Gaharnya, sehingga kedua preman tersebut kaget bercampur rasa takut. Lelaki di depannya sekarang bukan seperti manusia lagi, tapi seperti makhluk yang menyeramkan yang siap menerkam mereka tanpa ampun. Dan tanpa perlu waktu yang lama kedua preman tersebut telah tersungkur di lantai dengan darah yang mengucur deras dari kepala dan perut mereka. Seketika itu mereka telah tewas di tempat. Lando menyunggingkan senyum licik di wajahnya pertanda dia puas telah membuktikan kata-katanya. Segera dia tersadar dan membawa kedua mayat preman tersebut dengan menggunakan mobil jeepnya melaju ke sebuah rumah kediaman orang yang telah menyuruh preman-preman tersebut. Tentu saja terlebih dahulu Lando telah mempelajari keadaan rumah tersebut sehingga dengan mudahnya dan tanpa ketahuan orang sang empunya rumah dan para bodyguardnya, Lando berhasil meletakkan mayat-mayat tersebut di ruangan kerja yang punya rumah dan meninggalkannya disana tentu saja dengan pesan yang dia telah tuliskan di kertas yang telah di bumbuhi darah dari preman tersebut. Setelah itu dia bergegas kembali ke apartemennya untuk mengecek gadisnya dan mengembalikan kondisi semula kamarnya sebelum gadisnya sadar dan akan menanyakan berbagai macam pertanyaan kepadanya.

Psico Love, Strange Love and Crazy LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang