Kerumunan mulai terlihat dari kejauhan. Deretan mobil pemadam kebakaran yang dipimpin oleh Husein telah memasuki kawasan Sekolah, yakni lokasi kebakaran yang telah dilaporkan. Disana telah terdapat beberapa mobil kebakaran dan petugas yang tengah sibuk mengendalikan api dengan menggunakan selang untuk menyemprotkan air ke gedung yang terbakar.
"Siapkan selang dan bantu mereka!" Ucap Husein pada anggotanya.
Mereka mengeluarkan beberapa selang sesuai instruksi Husein dan ikut menyemprotkan air untuk membantu petugas yang lebih dulu berada dilokasi.
"Bagaimana kondisi saat ini?" Tanya Husein pada petugas yang telah lebih dulu sampai. Petugas itu menggeleng kepala.
"Kondisinya memburuk, gedung ini adalah asrama. Beberapa telah berhasil dievakuasi namun menurut para guru masih ada beberapa anak yang belum keluar dari gedung. Sedangkan, api mulai merambat ke beberapa gedung sebelahnya, kami cukup kewalahan" Jelas petugas tersebut.
"Kita harus membagi kelompok. Satu kelompok akan berfokus diluar untuk menyemprotkan air dibagian sana dan sana" Tunjuk Husein ke area gedung. "Beberapa lainnya akan mencoba menyemprotkan air ke sumber gedung yang terbakar dan jika ada kesempatan mereka akan masuk untuk mengendalikan api yang didalam" para petugas lainnya mengangguk mendengar penjelasan Husein. "Sisa anggota lainnya, akan mencoba membantu mengevakuasi korban yang masih terjebak" lanjutnya dengan serius.
Setelah menyusun rencana sedemikian rupa para petugas bergerak mengambil posisi sesuai instruksi. Rangga memimpin beberapa petugas untuk menyemprotkan air pada gedung yang merupakan sumber api. Awin menjadi salah satu pasukan yang dipimpin Rangga. Ia terlihat sangat serius menjalankan pekerjaannya. Sementara Husein bersiap untuk memasuki gedung dan mengevakuasi korban.
"Tetap utamakan keselamatan!" Ucap Rangga pada Husein. Husein mengangguk dan menepuk pundak Rangga sebagai tanda ia akan baik-baik saja.
Husein dengan berani memasuki gedung yang hampir seluruhnya telah dilahap oleh si jago merah. Beberapa anggota lainnya juga ikut bersamanya. Mereka berpencar untuk menemukan korban. Diantaranya ada yang mencoba naik ke lantai dua. Sedangkan, Husein menyusuri lorong dan membuka setiap pintu kamar asrama untuk memastikan tidak ada korban disana.
"Apa ada orang disana?" panggil mereka dengan keras.
"Jika ada tolong bersura! Kami akan menyelamatkan kalian!" Lanjutnya.
Husein telah menyusuri hampir seluruh kamar. Beberapa anggotanya telah berhasil keluar dan menyelamatkan beberapa korban. Merasa tidak menemukan apapun, ia berinisiatif untuk memerintahkan anggota lainnya untuk mundur karena api telah membesar dan kemungkinan semua korban telah ditemukan.
"Semuanya, api semakin membesar. Kemungkinan korban sudah tidak ada. Sebaiknya kita keluar" Perintahnya dengan tegas.
Tanpa berpikir panjang, mereka bergegas untuk keluar. Namun, tidak dengan Husein. Langkahnya terhenti pada satu ruangan. Ia mendengar suara ketukan beberapa kali. Begitu pelan, namun ia masih mampu mendengarnya cukup jelas. Iapun memutuskan untuk masuk kembali keruangan tersebut, mendekati sebuah lemari dan membukanya. Benar saja, seorang anak kecil sedang meringkuk ketakutan dalam lemari tersebut.
"Jangan takut, aku akan menyelamatkanmu. Oke?" Ucap Husein dengan lembut sambil menggendongnya keluar dari lemari. Anak itu mengangguk paham dan memeluk Husein dengan erat. Husein memberikan maskernya pada anak tersebut agar tidak sesak.
Tidak butuh waktu lama, Husein berhasil keluar sambil menggendong anak yang diselamatkannya. Terlihat seorang wanita muda berlari menghampirinya. Ia menjulurkan tangannya untuk mengambil si anak dari pelukan Husein. "Rafka, kamu tidak apa-apa kan?" tanyanya sambil memastikan tubuh anak yang diketahui bernama Rafka tersebut tidak apa-apa. Rafka hanya dapat mengangguk pertanda ia baik-baik saja.
Disisi lain, Husein terdiam sejenak. Ia merasa tidak asing dengan wajah wanita dihadapannya. Yah, wanita itu adalah sosok yang ia temui di Masjid. Wanita yang berhasil menyita perhatiannya untuk sepersekian detik.
"Terimakasih banyak, pak. Telah menyelamatkan anak murid saya" Ucap wanita itu pada Husein sambil tersenyum.
"Iya" Jawab Husein.
Wanita itu kemudian berlalu meninggalkannya untuk membawa muridnya ke tempat yang lebih aman. Sementara, Husein kembali memfokuskan diri untuk membantu para rekan-rekan timnya.
------
Setelah hampir 3 Jam lamanya. Api akhirnya dapat dipadamkan. Husein terlihat sedang terduduk bersama beberapa rekan lainnya meneguk air untuk melegakan tenggorokan yang telah kering.
Sesekali, Husein mencuri pandang kearah Wanita yang dikaguminya. Wanita itu sedang sibuk membantu para tenaga medis menenangkan para anak-anak yang ketakutan untuk dirawat. Kedekatan wanita itu dengan para anak-anak sontak menambah kekaguman Husein padanya.
"Hei, lagi lihat siapa?" tanya Rangga.
"Aku tidak melihat siapapun" Jawabnya.
"Sudahlah, aku tahu. Kamu sedang memperhatikan guru cantik itu kan!" Goda Rangga.
"Tidak" sanggahnya.
"Hm... kalau begitu, tidak masalah jika aku yang mendekatinya?"
"Tidak boleh, kamukan sudah punya pacar?" Husein dengan cepat memotong ucapan Rangga.
"Jaman sekarang, lelaki harus bisa punya cadangan" Ucap Rangga dengan entengnya.
"Pokoknya kamu tidak boleh mendekatinya. Jika kamu masih mencobanya, aku akan melaporkan hal itu pada pacarmu!" Tutur Husein.
"Bilang saja kalau kamu yang ingin mendekatinya" Rangga menatap Husein dengan wajah yang mengejek. "Nih!" Ucapnya sambil melempar sebotol air minum ke arah Husein, dengan reflek Husein menangkapnya dengan wajah bingung. "Berikan padanya!" Lanjutnya.
Husein menelan ludah. Ingin mengelak, tapi sudah tidak bisa. Ingin mendekati sang pujaan, juga masih ragu. Ia akhirnya berdiri mematung. Hal tersebut membuat Rangga tertawa terpingkal-pingkal. Huseinpun dibuat malu olehnya. Beberapa petugas disana langsung menatapnya. Mereka terlihat menahan tawa, karena takut membuat Husein tersinggung.
Tidak ingin dipermalukan lebih lama. Akhirnya, ia memutuskan untuk mendekati wanita tersebut. Ia berjalan tegap menuju arah sang wanita sambil menggenggam botol air minum. Sementara Rangga dan lainnya menatap dari kejauhan.
Setelah mendekat, Husein masih merasa canggung. Ia mencoba menyapa dengan tersenyum terlebih dahulu. Wanita itupun membalas dengan senyuman.
"Hey, kamu yang tadi saya gendong kan!" Sapa Husein pada Rafka yang terduduk dihadapan seorang guru, yakni wanita yang ingin didekatinya.
"Iya, om"
"Nama kamu siapa?" Tanya Husein.
"Namaku Rafka, om"
"Rafka, tadi mau bilang apa sama omnya?" ucap wanita yang dikagumi Husein pada Rafka.
"Makasih yah om, sudah selamatkan Rafka dan teman-teman" ucap Rafka dengan polosnya, membuat Husein tersenyum bangga.
"Sama-sama sayang" Jawab Husein sambil mengelus pucuk kepala Rafka.
"Saya juga ingin berterimakasih kembali dengan bapak, karena telah membantu mengevakuasi murid-murid kami"
"Tidak usah panggil bapak, panggil saja saya mas Husein"
"Ohiya mas Husein. Terimakasih banyak"
"Sama-sama. Ini sudah menjadi tugas saya untuk membantu jika terjadi kebakaran" Husein tersenyum. "Mm... Jika boleh tau, dengan mba siapa?"
"Oh, nama saya Hanum" Jawab Hanum dengan lembut.
"Ohiya, ini saya mau memberikan air. Saya lihat mba dari tadi mengurus para murid. Pasti lelah, kebetulan kami punya banyak stok air. Jadi saya antarkan" Jelasnya sambil menyodorkan sebotol air minum.
Hanum tersenyum dan meraih air tersebut. "Terimakasih"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Kita
Любовные романыCerita ini adalah tentang kita Tentang kita yang saling mencinta Tentang kita yang saling berdusta Tentang kita yang tertawa Tentang kita yang berduka Inilah kisah kita yang tidak akan pernah hilang