Mannequin 5

2.5K 100 19
                                    

.

.

Jisung sudah merasa terperangkap oleh cinta buta yang dia buat sendiri, dia yang sempat menggila hanya karena sesuatu tak kasat mata yang bernama cinta.

dia merasa terperangkap pada dimensi asing yang penuh kegilaan dalam kepalanya, bagaimana dia begitu memuja sebuah patung di depannya, kegilaan yang sudah dia rasakan yang mampu melumpuhkan otaknya, membuatnya beku hingga tidak mampu memikirkan sesuatu.

bukan alasan Jisung berfikir seperti itu, dia merasa sebentar lagi akan gila, bagaimana dia sangat menggilai aktivitasnya semalam yang terasa begitu nyata, bagaimana tangan itu membelai setiap inchi tubuhnya, bagaimana dia mendesah karena ulah tangan tersebut, dan bagaimana dia mendengar dengan jelas suara geraman kepuasan yang berasal dari pria itu.

"Na, maaf kurasa benar kata Jeno ada yang salah padamu." Jisung beranjak memasuki bilik kamar mandi yang ada di kamarnya.

Jisung keluar hanya menggunakan handuk untuk menutupi tubuhnya, baru saja dia akan membuka kain tersebut dia ingat akan keberadaan Jaemin di dalam kamarnya, dia meremas handuk yang menutupi tubuhnya, kemudian dia bergegas mengambil seragam sekolahnya dan kembali memasuki kamar mandinya.

Berbeda dengan kemarin biasanya Jisung yang tanpa segan akan melucuti seluruh pakaiannya di depan Jaemin, namun dia merasa sekarang sedikit berbeda, dia sangat yakin semalam Jaemin hidup dan menyentuhnya, setiap kembali mengingat hal tersebut membuat tubuh Jisung meremang karena takut.

Setelan rapih dengan seragam sekolahnya Jisung menatap Jaemin biasanya dia akan meminta ijin dan mencium kedua pipi patung kesayangannya itu, Namum berbeda kali ini setiap Ji-Sung melihat Jaemin kilasan kejadian semalam membuat tubuhnya meremang, dia sedikit takut pada Jaemin, tanpa pamit Ji-Sung berlalu meninggalkan Jaemin begitu saja.

Tanpa sadar ada kedua bola mata yang terus memandang mengikuti Ji-Sung sampai keluar dari kamarnya.
.

.

.

Jisung menatap kosong keluar jendela di sekolahnya, jam pelajaran sudah berlangsung namun dia sama sekali enggan memperhatikan guru yang tengah menjelaskan pelajaran, pikirannya berkecamuk.

sret...

"kau kenapa.?" Jeno menarik lengan Jisung.

Bola mata Jisung bergerak gelisah melihat semua temannya satu persatu sudah keluar kelas, saking asiknya dengan lamunannya sendiri dia tidak mendengar bel istirahat sudah berbunyi.

"bukan urusanmu." Jisung menghempaskan lengannya dari genggaman Jeno.

"aku ingatkan kau masih kekasihku Jisung." Jeno mencengkeram dagu Jisung memaksa mata itu untuk menatapnya.

"dan ku ingatkan kembali, kita sudah berakhir Lee Jeno." Jisung mencoba melepaskan cengkeraman tangan Jeno, karena dia sudah merasakan sakit di kedua pipinya.

"aku tidak pernah merasa bahwa hubungan kita telah berakhir, aku hanya meminta kau menyingkirkan patung sialan itu, apa susahnya jika memang dia semahal itu aku akan membelinya darimu." Jeno terus menatap Ji-Sung tajam.

"Berhenti bersikap kekanakan Lee Jeno, hubungan kita berakhir bukan karena patung atau apapun itu, aku memang sudah muak dengan tingkahmu."

Jeno menyeringai mendengar penuturan Ji-Sung.

"Hahahaha...... Kau sudah bosan padaku Hem..." Jisung terus merapatkan tubuhnya pada tembok tubuhnya bergetar takut, dia melirik seluruh isi kelas dan sialnya hanya ada dia dn Jeno di kelas itu.

"Kau dengar Ji-Sung." Jeno mengusap kepala Ji-Sung perlahan, namun bagi Ji-Sung elusan itu seakan pisau yang sedang bergesekan dengan kepalanya. "Seorang Lee Jeno tidak akan melepaskan apapun itu yang sudah menjadi miliknya, terkecuali dia Mati."

Mannequin (Jaemin x Jisung Gs)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang