E- 03

11 1 0
                                    

Dia terkejut dengan perkataanku, dia tidak menyangka aku akan mengatakan ini padanya. Dia tidak bisa menahan air matanya lagi, dia telah merasakan hubungan yang kuat dengan wanita yang ada didepannya.

"Tidak, Rin... Kau tidak bisa meminta ini dariku, Rin. Mengapa kau memintaku untuk tidak menangis? Kau tahu aku tidak mungkin melakukan itu." Kesedihan terasa di dalam penjara.

"Kau tau julukan 'Si Salju Tanpa Emosi' bukan. Jadi gunakan itu, dan jangan menagisi kepergian ku. Ya..." Aku tetap menenangkannya.

"Tolong jangan katakan itu..." Argiel tertunduk lesu dan lemas merasakan ini.

"Tolong jangan katakan itu, itu semua berkatmu aku bisa tersenyum dan tertawa. Berkatmu aku mulai merasakan kehangatan hatimu dan emosi ini" ulangnya lagi.

"Terima kasih atas segalanya Argiel, kau memberiku kebahagiaan walau aku adalah rakyat kecil. Waktu yang kita lalui begitu berarti untukku" aku tersenyum dengan menatapnya.

Dia memelukmu lebih erat, saat kata-katamu menyentuh hatinya.

"Rin, aku pikir akulah yang harus berterima kasih padamu, karena aku telah belajar banyak darimu. Kau begitu lembut padaku, kata-katamu menyentuh hatiku dan sikapmu mengubah kepribadian burukku"

"Aku akan merindukanmu, kau tahu itu? Aku akan merindukan senyummu, kehadiranmu, dan kehangatanmu, bahkan saat-saat memanggang kue bersamamu"

"Masih ada satu hari bersamaku, kemudian lusa kita harus berpisah selamanya" aku tetap menjaga senyumku walau hatiku pilu merasakan kepedihan ini.

Dia memejamkan matanya sesaat kemudian mulai mengatakan sesuatu.

"Rin, sebenarnya aku mulai jatuh cinta padamu" ungkap Argiel.

Seketika aku terbelalak kaget, merasakan antara senang atau sedih di saat bersamaan.

Mungkin inilah momen terakhir dan terbaik untuk mengungkapkannya atau tidak sama sekali.

"Terima kasih Argiel aku sangat senang. Begitu juga dengaku yang sebenarnya menyukaimu" aku menangis lagi dengan senyuman.

Para penjaga menyuruh Argiel untuk segera keluar dari penjara. Argiel menentangnya dia tidak beranjak sedikitpun dari sel penjaraku. Duke benar-benar kejam melakukan sampai sejauh ini.

Pagi terakhirku untuk bisa berbicara dengan Argiel, kulihat dia semalaman menjagaku, kantung matanya terlihat jelas dan sembab.

"Argiel" aku menatapnya dengan tatapan hampa saat dia terbangun melihatku.

"Aku akan membawamu kabur Rin" ucapnya seketika.

Mungin dari semalam dia mencoba berpikir berbagai cara agar aku bisa keluar dari penjara ini. Dan mendapatkan ide ini.

"Terima kasih Argiel itu tidak perlu, kalau aku harus dieksekusi demi Argiel aku bersedia. Aku tidak mau orang yang kucintai mendapatkan masalah" aku menggelengkan kepala dan tetap melayangkan senyumku.

Matanya melebar, saat dia mendengarmu mengatakan itu. Jantungnya berdetak sangat cepat lagi dan dia menatapmu dengan tidak percaya.

"Rin... Kenapa kau melakukan itu untukku?" Argiel mengepalkan tangannya.

"Aku tidak bisa membiarkan orang lain dieksekusi karena kesalahanku, apalagi kau yang telah memberiku kehidupan baru. Tidak, tidak, tidak, TIDAK!" Dia menggelengkan kepalanya.

Wajahnya benar-benar pucat dan tubuhnya membeku, saat dia melihatmu dengan senyumannya yang menandakan akan berakhir sebentar lagi. Aku menarik tangannya membuatku lebih dekat dan ku kecup keningnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 31, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kesatria Duke Mencintai Pelayan?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang