2. Terbangun ditempat yang asing

370 43 1
                                    

Pagi hari tiba, Aruna terbangun pada pukul 6 pagi ia menelisik tempat ia terbangun dinding berwarna putih ruangan yang sungguh luas dan lebih luas dari kontrakan yang ia tinggali beruntung hari ini ia libur bekerja dan tiba tiba pintu terbuka menunjukan seorang pria yang kemarin bertemu dengannya.

"Kenapa saya ada disini? Ini dimana?" Tanya Aruna kebingungan.

"Kamu tidak ingat kejadian semalam?" bukannya menjawab Aslan malah bertanya balik sembari tersenyum miring dan Aruna hanya menggeleng.

"Kamu kemarin diganggu oleh dua preman, dan saya kebetulan lewat lalu menolong kamu jadi tidak perlu berterimakasih anggap saja balas budi karna sudah menjaga anak saya kemarin" jelas Aslan, Aruna sangat berterimakasih sebenarnya tetapi ucapan laki laki dihadapannya ini agak menyebalkan.

"Baiklah, dimana lili?" Tanya Aruna.

"Sedang mandi, mungkin sebentar lagi akan kemari setelah saya beritahu kalau kamu disini dia sangat senang kalau begitu saya permisi dulu ada pekerjaan yang harus saya selesaikan jika kamu ingin mandi bisa gunakan kamar mandi disana" Aslan menunjuk kamar mandi yang berada dikamar tersebut laluberanjak dari sana meninggalkan Aruna yang dilanda kebingungan, ia kembali merebahkan diri dikasur ukuran king size tersebut.. benar benar nyaman batinnya.

sekitar 25 menit kemudian Aruna sudah selesai mandi dan keluar menggunakan mantel mandi yang berada di kamar mandi tersebut, ia terkejut melihat Arcelia tengah duduk dikasur menunggunya.

"Ya ampun, anak manis apa kamu menunggu ku?" Tanya Aruna gemas sembari memeluk Arcelia.

"Iyaa onty, aku senang bisa bertemu onty lagii" Arcelia membalas pelukan tersebut lebih erat.

"Aku juga senang bisa bertemu lagi dengan tuan putri cantik ini" Aruna mencubit pelan hidung Arcelia dengan gemas.

Mereka bercanda bersama dan sesekali Aruna menggelitik Arcelia hingga gadis itu tertawa geli, mereka asik tertawa bersama hingga tak sadar Aslan tengah berdiri di ambang pintu sambil bersandar dengan bersedekap dada menatap keduanya.

"Eh ayah !" Arcelia menoleh kearah Aslan sambil tersenyum senang, sedangkan Aruna segera bersikap normal.

"Sini ikut belcanda belsama lili dan onty Luna" ajak Arcelia membuat Aruna terkejut. tetapi Aslan malah tersenyum dan menghampiri keduanya.

"Apa ayah boleh ikut gabung?" Tanya Aslan melirik kearah Aruna yang menatapnya.

"Tentu, boleh kan onty?" Arcelia dan Aslan kompak menatap Aruna, membuat gadis itu bingung harus menjawab apa.

"ekhem, b-boleh" Aruna berdehem dengan senyum terpaksa, tiba tiba Arcelia menggelitik nya.

"ahaha hey sebentar, onty belum siap kamu curang" Aruna tertawa geli, Aslan yang melihat hal itu menahan rasa gemasnya melihat Aruna tertawa selebar itu.

"Ayah, ayo bantu lili gelitik onty luna" ajak Arcelia, Aslan tersenyum miring lalu mengangguk dan langsung ikut menggelitik pinggang Aruna.

"Hey tunggu tunggu ! ahahaha tolong berhenti" Aruna tertawa hingga tubuhnya terus bergerak hingga tak sengaja menendang kaki Aslan membuat laki laki itu terjatuh diatas dada Aruna.

waktu seakan berhenti, wajah Aruna memerah padam begitu pula dengan Aslan yang masih membatu ditempat, sialan sungguh empuk siapa pun yang bersandar disini pasti merasa nyaman dasar pikiran Aslan jadi kemana mana.

"ciee ayah onty lunaaa" ledek Arcelia dengan polosnya, tidak tau saja kalau jantung Aslan dan Aruna terus berdetak kencang dan tentu dapat didengar Aslan yang tengah bersandar didada nya.

MARRIED WITH A WIDOWER WITH 1 CHILD Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang