Pernikahan di langsungkan secara megah. meskipun hanya kerabat saja yang datang. sebenarnya Isagi ingin mengundang Bachira, tetapi Rin tidak memperbolehkan satupun teman mereka yang tau tentang hubungan keduanya. terpaksa Isagi harus menelan pahit kehidupannya sendirian, Isagi sendiri tidak tahu apakah ia sanggup dengan pernikahan ini. biasanya Isagi akan berkeluh kesah apapun pada sahabatnya itu, meskipun Bachira tidak dapat membantu banyak tetapi Isagi sudah cukup lega karena berbagi kepada Bachiraa.
"kau tidurlah di kamar sebelah"
"tapi Rin..kamar sebelah masih sangat kotor, a-aku sudah lelah untuk sekedar membersihkannya. i-izinkan aku tidur di kamar yang sama denganmu, ha-hanya hari ini! aku janji!"
"tidak."
"t-tapi rin.."
"GUE BILANG ENGGAK YA ENGGAK YOICHI! LO MAU GUE PUKUL HA?!!"
Rin melempar koper Isagi begitu saja. membuat Isagi semakin takut dengan Rin. Isagi tidak bisa berkata-kata lagi, ia hanya bisa berucap maaf berulang kali dengan lirih. suaranya bergetar, pertanda Isagi benar-benar takut dengan sosok suaminya itu.
Sedangkan Rinnya sendiri tidak peduli dan berlalu pergi. sudah cukup lelah karena harus berdiri dan menyalami kerabat dan rekan bisnis papanya. Sial. Hidup Rin benar-benar sudah terjerat dengan pernikahan sialan ini.
------------------------------------------------------
Isagi meregangkan ototnya. cukup pegal karena harus membereskan kamar yang benar-benar tak karuan rupanya. keringat sudah bercucuran hinga menembus pada kemeja putihnya.
"akhirnya selesai juga.."
Isagi tersenyum cerah melihat kamar yang tadinya berantakan menjadi rapi dan bersih. Isagi juga sudah menata pakaiannya di lemari.
"aku mau mandii, badanku rasanya seperti mau patah"
Selesai mandi Isagi memakai piyama berwarna baby blue. cukup kebesaran di tubuh kecilnya, tetapi sangat nyaman untuk di pakai. Isagii memandang langit-langit. dalam hati berdoa, semoga ia bisa menjalani hidup kedepannya dengan sabar dan lapang dada. entah apa yang akan terjadi, tetapi Isagi hanya bisa berdoa kepada Tuhan agar Rin perlahan-lahan dapat menerimanya.
---------------------------------------------------
Hari masih pagi, tetapi Isagi sudah rapi dengan seragamnya. rumah mereka pun sudah bersih dan harum. makanan sudah siap tersaji. Isagi merilik arlojinya yang menunjukkan pukul tujuh. satu jam lagi sebelum bel sekolahnya berbunyi. tetapi Rin bahkan tidak menunjukkan batang hidungnya.
Isagi cukup gelisah di tempat duduknya. menimbang apakah ia harus membangunkan suaminya itu? tapi bagaimana jika Rin marah? tetapi jika tidak di bangungkan mereka akan terlambat datang ke sekolah. Isagi menghela nafas panjang, pada akhirnya Isagi memutuskan untuk membangunkan suaminya itu.
Isagi mengetuk pintu kamar Rin pelan. sesekali memanggil nama suaminya, tetapi tidak ada sahutan sama sekali. Isagi akhirnya membuka pelan pintu kamar Rin, tidak dikunci. kaki kecilnya melangkah pelan mendekati ranjang Rin. senyum teduh terbit di bibir plumnya. suaminya terlihat semakin tampan ketika tidur, seperti bayi yang tidak tahu apapun.
"Rin bangunn, kita hampir terlambat ke sekolah.."
Tangan Isagi yang di gunakan untuk membangunkan suaminya itu tiba-tiba di tarik Rin. menyebabkan tubuh Isagi terjatuh menimpa Rin. lalu Rin mendekap Isagi dalam pelukan hangatnya. pipi Isagi merona samar. jantungnya berdetak tak karuan. dengan jarak sedekat ini Isagi bisa merasakan nafas Rin yang berhembus pada lehernya, membuatnya semakin gugup dengan pipi semerah tomat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rin! Look at me!! || Rinsagi
Fanfictionisagi tidak tahu, sesulit itukah agar rin mau membuka hati untuknya? apakah benar-benar tidak ada sedikitpun kesempatan untuknya? isagi benar-benar mencintai seorang itoshi rin.