Isagi menggigit bibir bawahnya, tanda ia sedang gugup. sekarang Isagi tepat berada di depan pintu balroom hotel yang sudah nagi sewa untuk acara ulang tahunnya. Isagi ragu untuk masuk, sekarang Isagi hanya mengenakan pakaian formal biasa, bukan pakaian mahal. kadonya pun bukan barang branded yang mahal.
Bukan apa, tetapi semua pakaian formalnya berada dirumah, dan tidak mungkin Isagi pulang kerumah untuk mengambilnya. Bisa-bisa keluarganya curiga kenapa hanya karena baju saja Isagi repot-repot kembali kerumah. Uang suaminya saja pasti lebih dari cukup untuk membeli semua pakaian branded.
Isagi sudah akan melangkah pergi jika saja tanganya tidak ditarik oleh sang pemilik pesta itu iku ji Joon lk. Jarak keduanya begitu dekat hingga Isagi bisa mencium aroma parfum yang begitu khas dari seorang Nagi Seishiro.
"Isa mau kemana? kenapa sudah mau pergi? apa Isa tidak mau bertemu denganku?"
"b-bukan begitu, ugh tapi Nagi boleh lepaskan tanganku? jarak kita terlalu dekat"
Nagi memang melepaskan pegangannya tapi Jarak mereka masihlah dekat. Tangan Nagi lalu terulur untuk membelai pipi lembut Isagi. lalu mencubit pelan pucuk hidung Isagi dan tersenyum begitu manis.
"maaf Isa, tapi kamu sangat lucu. aku tidak bisa mengalihkan pandanganku darimu hari ini"
Isagi menahan nafasnya sebentar sebelum wajahnya menjadi begitu merah. uhh Isagi tau ia salah. tidak seharusnya ia tersipu malu di puji lelaki lain disaat statusnya sudah menjadi milik orang lain. tapi mendapat perlakuan yang begitu manis, setelah selama ini ia diperlakukan begitu buruk membuatnya jadi sedikit senang. Hey Isagi ingag suamimu!!
Nagi lalu menjauhkan tubuhnya dari Isagi, Nagi sudah akan menggandeng tangan Isagi jika saja sang empunya tidak menarik tanganya menjauh. Nagi hanya menghela nafas pelan. yah mungkin tidak hari ini.
"yasudah ayo masuk, semua orang sudah menunggu. bahkan bachira sudah sangat cerewet karena kamu tidak kunjung datang"
"ughh maafkan aku, tadi busnya sedikit mengalami masalah, jadi aku sedikit terlambat"
"bus? kamu naik bus kesini? dimana sopirmu? kenapa tidak naik taxi saja?"
Isagi tersentak kaget. dalam hati mengumpati mulutnya yang asal bicara. kenapa mulutnya ini tidak bisa untuk berbohong sedikit saja sih???
"b-bukan begitu, kebetulan sopir rumahku ada kendala, taxi di jam segini juga sudah ramai penumpang. dari pada aku tidak kesini lebih baik aku naik bus saja"
"kenapa tidak menelponku? aku akan menjemputmu"
Isagi tertawa pelan. bagaimana bisa sang pemilik pesta malah menawari untuk menjemput tamunya datang kepestanya?
"kamu ini, Nagi kan yang punya pesta bagaimana mungkin kamu datang menjumputku?"
Nagi seakan tersadar dan mentertawakan kebodohannya sendiri.
"maaf Isagi, aku benar-benar tidak sadar hahahaha"
Tak lama mereka sudah masuk kedalam ballroom hotel. semua mata tertuju pada mereka berdua, termasuk Rin dan Hiori yang berada pada rengkuhan posesif Rin. Isagi berdehem pelan lalu izin kepada Nagi untuk mendatangi tempat dimana Bachira dan Chigiri berada.
"lama amat dah perasaan? kemana aja sih lo Sa?"
"Maaf ya Chira, Chigii tadi macet hehehehe"
"lah kadonya belum lo kasih ke Nagi sekalian? padahal tadi dah bareng masuknya?"
Isagi menoleh kearah tangannya yang masih menenteng totebag berisi kado Nagi, lalu menepuk pelan kepalanya.
"astaga gimana bisa aku lupa sih ih"
"yaudah santai aja, entar aja ngasihnya, sekalian pas dansa bareng"
"hah? dansa? emang ada ya Chigi?"
"ya ada bego, ihh lo pasti nggak baca undangannya sampe bawah kan?"
Isagi hanya cengengesan pertanda memang ia tidak membacanya. sudah terlalu lelah dengan pekerjaan rumah, jadi Isagi hanya sempat membaca tanggalnya dan melempar entah kemana surat undangan Nagi.
Sedang enak-enaknya Isagi menikmati kudapan yang tersedia, tanganya di tarik ke tengah area dansa oleh Bachira. Isagi kelimpungan sendiri ketika diajak dansa oleh Bachira. sedangkan sang oknum hanya cengengesan tidak jelas. alunan lagu mulai mengalun, Isagi sudha cukup menikmati sebelum tiba-tiba lagu berganti dan pasangan dansa pun berganti.
Isagi semakin membulatkan matanya terkejut ketika pinggang rampingnya pas di genggam sang punya pesta. Isagi melirik kearah Bachira yang malah mengedipkan sebelah matanya dan memberikan acungan jempol kepadanya. sial, ternyata ini rencana Bachira!
Bachira memang setiap hari selalu saja mengoceh tentang Nagi yang katanya kelihatan suka padanya, Nagi yang ini lah Nagi yang itulah, sampai-sampai Isagi muak sendiri mendengarnya."halo isa, ketemu lagi ya kita. sepertinya memang takdir selalu berpihak pada kita"
Isagi hanya bisa tersenyum canggung menanggapi perkataan Nagi. tetapi tungkai kakinya tetap berjalan mengikuti arahan dansa dari sang lawan. kedua tangan Isagi juga melingkar apik pada leher Nagi. Semua sorot mata memandang mereka berdua. tak terkecuali sorot tajam dari kedua bola mata turquoise milik sang Itoshi bungsu.
Tanpa sadar Rin berdecih pelan dan segera melepas pegangan tanganya pada pinggang Hiori. memberi alasan bahwa ia ingin ke kamar kecil karena sudah menahannya sedari tadi. Hiori sendiri tak masalah dan berjalan menuju luar lingkaran dansa. kedua bola matanya yang indah tak luput melihat kedua sejoli yang terlihat mesra seperti sepasang kekasih.
"ohh Nagi dan Isagi sangatlah cocok, aku seperti melihat diriku dan Rin hahaha".
Tak lama Rin kembali dari toilet dan tungkai kakinya berjalan menuju sang terkasih. memeluk posesif pinggang ramping hiori dan mencium pucuk kepala Hiori.
"oh Rin sudah kembali? aku sudah lelah, ayo cari Nagi dan segera pulang"
"kamu lelah sweety? ayo aku juga sudah lelah, ingin segera menaiki tempat tidur dan bergelung dibawah selimut yang sama dengamu"
"ihhh dasarr"
Rin terkekeh menanggapi kekesalan kekasihnya, begitu manis dan lucu. lalu tanganya beralih menarik tangan Hiori dengan lembut. mengajaknya mengelilingi ballroom hotel mencari seseorang rambut putih sang pemilik pesta. Rin sudah memutari semua tempat tapi yang dicari tak kunjung nampak batang hidungnya. Rin menoleh kearah Hiori. wajahnya yang cantik sudah terlihat amat lelah dan sedikit pucat membuat Rin khawatir dan memutuskan untuk segera membawa Hiori pulang saja. persetan dengan Nagi, Rin bisa pamit lewat handphone nanti.
Rin sudah akan menyalakam mobilnya, jika saja kedua matanya tak menangkap siluet orang yang dicarinya. Rin lalu pamit sebentar pada Hiori agar menunggunya di mobil sebentar saja, karena ia melihat Nagi di sekitar area parkir.
Dengan langkah kakinya yang lebar Rin mengikuti langkah Nagi. Rin sudah akan memanggil Nagi jika saja sang empunya nama tidak mencium seseorang secara tiba-tiba. rahang Rin mengeras dengan kedua tangan menggenggam menahan amarah. Bagiaman ia tak Marah ketika ia melihat Nagi mencium seseorang yang sangat amat dikenalinya diluar kepala? itu Isagi, suaminya. meskipun Rin tidak pernah menganggap tapi bukannya sama saja? Isagi itu miliknya. hanya ia yang berhak menyentuh ataupun menyakiti Isagi. tapi ini apa? Nagi dengan beraninya mencium Isagi didepan matanya? bahkan Isagi sendiri tidak menolak. brengsek.
Rin segera saja berbalik pergi. nafasnya memburu pertanda ia benar-benar marah. tunggu saja, Rin akan membuat perhitungan terhadap Isagi nanti. berani-beraninya Isagi melanggar peraturan yang sudah dibuatnya. ohh tunggu saja Isagi Yoichi, hukuman berat menantimu. sampai Isagi memohon ampun padanyapun Rin pastikan ia tidak akan berhenti menghukum sampai Rin puas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rin! Look at me!! || Rinsagi
Fanfictionisagi tidak tahu, sesulit itukah agar rin mau membuka hati untuknya? apakah benar-benar tidak ada sedikitpun kesempatan untuknya? isagi benar-benar mencintai seorang itoshi rin.