Isagi bernafas lega ketika hukumannya telah selesai. bertepatan juga dengan bunyi bel istirahat berbunyi. Isagi langsung saja membersihkan tanganya dan mengambil tasnya, bergegas keluar dari toilet dan segera menuju kelasnya. Isagi membawa bekal, jadi tidak perlu repot-repot untuk berdesakan di kantin sekolahnya.
Isagi sudah akan berteriak senang ketika melihat sahabatnya bachira sudah menunggunya di depan pintu kelasnya. tetapi matanya tak sengaja melihat Rin yang baru saja menjemput Hiori di kelasnya. kedua tangan mereka bergandengan erat, seolah-olah takut jika terlepas sedetik saja, hubungan mereka ikut kandas.
Isagi semakin merasakan dadanya berdenyut nyeri ketika melihat mereka bergurau bersama. belum lagi tangan Rin yang sesekali mengusak gemas rambut Hiori. senyum Rin begitu tulus, dan kedua bola mata Rin benar-benar menggambarkan seberapa rasa sukanya kepada kekasihnya. dalam, terlalu dalam sampai rasanya mencekik leher Isagi. sekali lagi Isagi disadarkan akan fakta bahwa Rin tak mungkin bisa mencintainya juga.
"oh Isagi? apa kamu tidak apa-apa?"
Isagi tersadarkan dari lamunannya ketika suara lembut Hiori mengalun menanyainya.
"oh aku tidak apa-apa, aku hanya sedikit lelah karena hukuman"
"isagi di hukum? tumben sekali, setauku isagi anak yang rajin"
"ahahaha, iya hiorii aku terlambat karena ada beberapa masalah tadi"
"hmm kalau begitu kami pamit dulu ya isagii, sampai ketemu lagii"
Isagi hanya menganggukk. lalu melangkahkan kakinya untuk cepat-cepat sampai ke kelasnya. tak sanggup melihat lebih lama lagi suaminya bermesraan dengan laki-laki lain.
"Isa lo nggak papa? wajah lo pucet banget"
Isagi menggeleng pelan.
"enggak kok chiraa, aku nggak papa. mungkin hanya sedikit lelah habis di hukum"
"lagipula tumben banget lo telat? besok gue jemput aja deh ya?"
Isagi menggeleng kencang. tidak! tidak boleh sampai Bachira ke apartemen mereka. bisa gawat kalau Bachira sampai tahu Ia dan Rin tinggal bersama.
"enggak usah! aku enggak papa kok tiap hari naik buss, lagi pula lebih hemat ongkos sajaa. udah yukk duduk aku udah masak ayam katsuu kesukaan Chiraa!"
kedua mata Bachira berbinar senang. langsung saja ia menarik Isagi untuk segera duduk. ohhh ayam katsuuu!!
"Isagi nanti pulang sekolah jadi ya?"
"hah? kemana?"
"masa lo lupa sih? kan besok Nagi ulang tahun? emang lo nggak mau beliin kado buat dia?"
Isagi menepuk kepalanya pelan. Isagi benar-benar lupa. mungkin setelah ini Isagi akan mengirimi pesan pada Rin untuk meminta izin pulang terlambat.
"aku lupa! okayy nanti kita nyoba cari ya"
Bachira hanya mengangguk lalu melanjutkan makannya. oh tenang saja Isagi membawa porsi banyak, jadi cukup untuk mereka makan berdua sampai kenyang.
------------------------------------------------------
Isagi memasukkan handphonenya kedalam tasnya lagi, lalu tungkai kakinya berjalan pelan mengikuti Bachira kearah parkiran motor matic berwarna kuning milik sahabatnya itu.
"lo mau ngado apa sa? gue kok bingung ya, baju? topi? gelang jam? atau apaan anjing"
Isagi berfikir sebentar. dipikir memang Nagi sudah memiliki segalanya. Nagi tak kalah kaya dari keluarga Itoshi's.
"kita ke toko buka aja deh Raa, aku kayaknya mau buatin Nagi Scrapbook ajaa"
"bjirrr effort banget lo, terus gue ngado apaan dong?"
"hoodie aja, nagi kan suka"
Bachira berpikir sejenak lalu menyetujui saran Isagi. memang bocah kelebihan tinggi badan itu sangat menyukai hoodie. Bachira bahkan hampir tidak pernah melihat Nagi memakai pakaian lain selain hoodie.
"udah selesai nih pulang yuk, gue anter sa"
"eh nggak usah chira, aku mau pergi ketempat lain dulu"
"yaudah gue anter sekalian"
Isagi memilin ujung kemejanya gelisah. tidak mungkin ia meminta Bachira mengantarnya pulang. bisa gawat jika bertemu Rin.
"enggak usah beneran deh, mending kamu pulang dulu, bukannya katanya kamu mau nenemin bunda?"
Bachira menepuk dahinya pelan. bisa-bisanya ia melupakan janjinya dengan bundanya. bisa-bisa nanti uang jajan Bachira di potong lagi.
"yaudah gue pulang duluan ya, lo beneran nggak papa? atau gue minta bang aiku aja buat jemput lo?"
Isagi menggeleng panik. tidak, jangan sampai abangnya itu tau. bisa-bisa malah aiku curiga bahwa hubungan isagi dan rin memang tidak dalam kondisi yang baik.
"nggak usahh, abang sibukk. tugas kuliah dia banyak wwkw"
Bachira hanya mengangguk-angguk.
"oke deh, kalau ada apa-apa langsung kabarin gue ya?"
Isagi memberi bachira jari jempolnya dan Bachira melenggang pergi. setelah dirasa Bachira sudah menjauh, isagi langsung saja berjalan menuju halte terdekat, sudah dibilang uang isagi pas-pasan. ia tidak mungkin kuat untuk membayar taxi.
semenjak menikah dengan rin semua atm nya disita rin, Isagi hanya diberi satu kartu atm yang isi didalamnya sudah diberi batas nominal oleh suaminya itu. yang bahkan isi saldonya tidak ada spertiga uang jajan isagi dulu.
Isagi tidak pernah protes. bukan tidak mau tapi Isagi tidak berani. mengetahui tabiat suaminya seperti apa, lebih baik Isagi diam menerima. tidak masalah Isagi tidak bisa hangout bersama teman-temannya lagi atau membeli barang yang ia mau karena harus menghemat. toh selama bahan persediaan bahan makanan dirumah aman, Isagi tidak begitu peduli. lagipula Rin ini Suaminya, sudah sepatutnya ia patuh kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Rin! Look at me!! || Rinsagi
Fanfictionisagi tidak tahu, sesulit itukah agar rin mau membuka hati untuknya? apakah benar-benar tidak ada sedikitpun kesempatan untuknya? isagi benar-benar mencintai seorang itoshi rin.