⚠️ WARNING⚠️
bab ini bakal full sama kekerasan, bahasa kasar dan slight 18+ nya jadi mohon bijak dalam membacaya ya, terimakasih🙏
-------------------------------------------------------
Rin melangkahkan kakinya kearah kamar Isagi. membuka paksa pintu yang tidak dikunci itu dengan kasar. suara ketukan sepatu Rin bergema di kamarmembentur ng luasnya bahkan tidak ada setengah kamar Rin.
Rin dengan paksa menarik Isagi yang tertidur pulas untuk turun dari ranjang. membuat Isagi terjengit kaget dan kepala pusing karena di bangunkan tiba-tiba. belum juga Isagi sempat memproses apa yang terjadi tubuhnya di tarik paksa ke arah kamar mandi, tubuhnya terdorong paksa kearah wastafel kamar mandinya. perutnya membentur wastafel dengan keras, membuat Isagi berteriak kecil merasakan sakit.
Rin lalu melepas dasinya, menggunakan itu untuk mengikat tangan Isagi dengan kencang. lalu Rin merenggut rambut Isagi sampai kepala Isagi mendongak ke atas. Isagi meringis menahan sakit, menatap Rin dari kaca wastafelnya meminta isyarat untuk di lepaskan.
"Rin t-tolong lepasin, sakit.."
"lepas lo bilang?"
Bukannya melepaskan Rin semakin mengeratkan renggutan pada rambut Isagi. mukanya mengeras menahan amarah yang siap meledak kapan saja. urat tangan Rin yang menjembul menandakan bahwa sang suami benar-benar marah. tapi Isagi tidak tahu, Rin marah karena apa. seingatnya Rin sudah mengijinkannya untuk datang ke pesta ulang tahun Nagi. dan disana juga Isagi tidak berbuat macam-macam.
"Rin tolong lepasin, aku minta maaf kalau aku memang ada salah ke kamu"
"Bahkan salah lo aja lo nggak ngerti!"
Rin lalu memasukkan paksa kepala Isagi kedalam wastafel yang sudah penuh dengan air. menahannya beberapa detik membuat Isagi kelabakan tidak bisa bernafas. kaki Isagi bergerak sembarangan, kepalanya ia gerakkan ke kanan dan ke kiri supaya cengkraman Rin terlepas tapi tidak membuahkan hasil sama sekali. dirasa Isagi sudah akan kehabisan nafas Rin menarik paksa kepala Isagi. membuat Isagi dengan rakus menghirup udara yang terasa menyempit pada paru-parunya. Rin tidak hanya melakukan sekali tapi berkali-kali membuat Isagi lemas dan tubuhnya merosot kebawah masih dengan keadaan tangan terikat. Rin lalu menyeringai puas. mencengkeram wajah Isagi yang memerah kehabisan nafas lalu meludahinya.
"mirip perek lo kalau gini, pengen gue entot. lagian itu tugas lo sebagai istri kan?"
Isagi menggeleng dengan panik, air matanya mengalir begitu saja. takut jika Rin benar-benar akan menyetubuhi nya. Isagi belum siap, lagipula Rin belum mencintainya. Isagi tidak mau berhubungan badan dengan orang yang tidak mencintainya, meskipun itu suaminya sendiri.
"Rin tolong jangan, aku mohon jangan"
Rin tidak mendengarkan permohonan Isagi dan menarik paksa piyama yang di pakai Isagi. membuat kancing bajunya jatuh berhamburan. ketika Rin akan menarik celana Isagi, Isagi dengan kesadaran penuh menendang Rin membuat Rin mundur ke belakang. Isagi yang melihat itu buru-buru berlari kearah pintu tapi belum sempat Isagi menyentuh gagang pintunya kakinya di tarik paksa. membuat Isagi terjerembab kebawah, dan wajahnya membentur lantai. membuat pelipisnya sedikit mengeluarkan darah.
"mau kabur kemana lo hah! lo nggak bakal bisa kabur dari gue!"
Rin lalu tanpa aba-aba langsung menarik lepas celana Isagi. Rin menjilat bibirnya ketika melihat seluruh tubuh Isagi yang mulus dan seputih porselen. oh Rin bahkan baru menyadari bahwa suaminya memiliki tubuh ramping tapi sekal di beberapa bagian yang tepat. lihat pantatnya yang montok, pahanya yang sekal dan putingnya yang berwarna cokelat kontras dengan kulitnya yang putih. benar-benar membuat Rin meneguk ludahnya. bibirnya tiba-tiba saja kering, tubuhnya terasa paksnas dan bagian selatan nya yang sesak. ohh bahkan hanya dengan melihat tubuh Isagi mampu membuatnya horny.
"ohh fuck! gue bahkan baru tahu tubuh lo seindah ini Isagi"
Isagi hanya mampu menangis. tubuhnya sudah lemas, kepalanya pusing akibat benturan keras tadi.
Rin lalu menduduk, memaksa mulut Isagi untuk mengulum jari jemarinya. setiap Isagi menolak untuk mengulum jaring Rin menampar paha dan Pipi Isagi dengan keras. hinga mau tak mau Isagi menuruti semua omongan Rin.
Baru jarinya saja yang di kulum tapi penisnya di buat makin sesak. Rin lalu mencabut jarinya dari mulut Isagi, dan mulai memasukan pada lubang pantat Isagi. Isagi menjerit keras ketika merasakan Jari panjang Rin memasuki rektum pantatnya. awalnya hanya satu, lalu memasukkan satu lagi hingga 4 jari masuk sepenuhnya. Isagi dibuat makin kelabakan. memang awalnya sakitnya teramat sangat tapi ketika jari Rin menyentuh sesuatu di dalam sana mampu membuat Isagi berteriak nikmat dengan punggung melengkung keatas. Rin tersenyum semakin puas, lalu dengan kasar mengeluar masukkan jarinya secara bergantian.
"enak ya Sa? enak disodok jari gue?"
"hah hiks Rin ahh hiks"
Dirasa cukup Rin mengeluarkan jarinya dan perlahan mengeluarkan penisnya dari celananya. penisnya yang berurat dan besar itu sudah menegang sempurna. sudah siap untuk menggempur Isagi habis-habisan.
"Rin jangann hiks tolongg, aku minta maaf tapi jangann, aku bakal nurut sama kamu tapi hiks tolong jangan masukin penis kamu"
"mulut lo bilang jangan, tapi kontol lo aja udah tegang, lubang lo becek gini, yakin nggak mau di masukin sama kontol gue?!!"
Rin lalu menyiapkan penisnya tepat di depan dubur Isagi. menggesek beberapa kali sebelum memasukkan penisnya sekali hentak. Rin mendesah enak. kepalanya mendongak keatas merasakan nikmat yang teramat pada penisnya. sedangkan Isagi berteriak sakit, lubangnya terasa sobek dipaksa menelan penis Rin yang besar dan berurat itu.
"Rin ahh jangan gerak dulu hiks sakitt hngh sakitt, lubangku robekk ahh"
Rin tidak memperdulikan isakan Isagi dan langsung menggerakan penisnya maju mundur, memundurkan hingga tinggal kepala penisnya lalu memasukkan kedalam lagi. terus seperti itu hingga Isagi mendesah tak karuan.
"ahh emang lubang perek lo paling enak ahh. tau gitu lo udah gue genjot dari pertama kali kita nikah"
"Rin ahh pelann hngh Rin ahh pelan, mentok, penis kamu mentok hiks ahh"
Rin menggeram keenakan. lubang Isagi yang rapat benar-benar meremas penisnya dengan baik. ia dibuat kelimpungan dengan enaknya jepitan rektum Isagi. membuat Rin ingin menyodok terus-menerus lubang rektum Isagi tanpa henti.
"ahh brengsekk enak kan bool lo gue entot gini hah? enak kan anjing hah"
"hiks rin ahh hiks mau ahh pipis"
"anjingg nih terima kontol gue anjing, gue mentokin sampe nembus usus lo!"
Rin semakin keras menghentakkan penisnya. membuat tubuh Isagi terhentak-hentak. gesekan antara penisnya dengan lantai kamar mandi semakin membuatnya terangsang dan ingin segera cum. tapi tidak bisa karena lubang uretha nya di tutup paksa oleh tangan Rin. membuat isagi semakin menangis merasakan orgasme nya harus tertunda.
"gue emang nggak cinta sama lo, tapi lo dan semua tubuh lo mutlak punya gue. gue nggak suka suami gue berduan sama cowok lain, ingat Isagi Yoichi lo cuma punya gue!"
Setelah mengatakan itu Rin mengeluarkan spermanya kedalam rektum Isagi. Isagi juga sama menyemburkan spermanya keluar mengotori lantai. Isagi sesekali masih merintih merasakan hangatnya sperma Rin di dalam lubangnya.
Rin mendesah lega lalu mengeluar penisnya, di barengi dengan beberapa tetesan sperma yang keluar dan tetesan darah dari lubang Isagi. Rin lalu membersihkan penisnya menggunakan tisu dan merapikan pakaiannya.
"peringatan terakhir buat lo, jangan sampe gue liat lo sama laki-laki lain lagi atau lo gue bikin nggak bisa jalan sampai seminggu"
"ohh satu lagi, jauhin Nagi Seishiro atau lo tau sendiri akibat dari lo langgar perintah gue. gue masih suami lo Isagi, jadi yang berhak atas tubuh lo cuma gue, inget itu!"
Setelah mengatakan itu Rin keluar dari sana. membiarkan Isagi yang masih lemas dan terisak pelan. ikatan tanganya memang sudah dilepas, tapi bahkan untuk bangun saja Isagi tidak sanggup. seluruh tubuhnya terasa remuk, kepalanya serasa berputar semakin cepat. belum sempat Isagi beranjak duduk pandangan memburam. setalah itu hanya warna hitam yang dilihatnya, Isagi pingsan dengan kondisi yang mengenaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rin! Look at me!! || Rinsagi
Fanfictionisagi tidak tahu, sesulit itukah agar rin mau membuka hati untuknya? apakah benar-benar tidak ada sedikitpun kesempatan untuknya? isagi benar-benar mencintai seorang itoshi rin.