34 -Janji Akan Selalu Ada

2.4K 253 16
                                    

VOTE SEBELUM MEMBACA, ATAU BOLEH SESUDAH MEMBACA ASAL DI VOTE OKE? JANGAN JADI SIDERS HEH UDAH DI INGETIN BERKALI-KALI JUGA!

ADA YG TYPO? ATAU BANYAK YG TYPO? TANDAI AJA. SSKALIGUS MAKLUMI OKE? TERIMAKASIH.

HAPPY READING!!

••

Bruk!

Ali langsung mendekat ke arah Mala yang baru saja ia dorong sampai jatuh ke bawah dan menabrak tembok rumahnya. Terlihat dari wajahnya yang merah padam karena sudah lama menahan emosi yang bergejolak.

Sedangkan Mala, gadis itu terlihat pasrah dengan apa yang akan Ali perbuat padanya. Biar kan saja yang penting puas, bukan?

Ali mendekat lalu mencengkram dagu Mala dengan sangat kasar, membuat Mala meringis kesakitan, seberusaha mungkin Mala memberontak tapi tenaganya kalah.

"Saya tidak pernah mengajarkan kamu menjadi perempuan murahan Mala!! Kenapa kamu jadi anak seperti ini ha? Apa ini hasil dari didikan Linda selama ini? Iya?! " pekik Ali tepat di wajah Mala.

"Jangan libatin Mama! Mama gak tau apa-apa soal ini!! " balas Mala tidak Terima jika ibunya yang tidak tahu apa-apa di libatkan seperti ini.

"Terus apa ha?! Kenapa kamu jadi perempuan murahan seperti itu?! Kamu pikir Papa gak malu, ha? Kamu ini bisanya cuma nyusahin keluarga. " balas Ali lagi tak mau kalah.

"Mas udah kasian Mala-nya kesakitan, udah Mas.. " ujar Purwanti berusaha untuk meredakan emosi suaminya itu yang sedang memuncak.

Sedangkan Sandrina terlihat santai menikmati Mala yang di siksa seperti itu oleh Ali, bahkan bibirnya tersenyum smirk melihat Mala menderita seperti itu. Ia benar-benar puas!

"Anak sialan ini harus di beri pelajaran, kalo enggak nanti semakin menjadi! " sahut Ali.

"Tapi itu bukan Mala, Pa! Itu editan, Mala gak kayak gitu.. Senakal-nakalnya aku, aku juga tau batasan! " pekik Mala tak tertahan.

"Gak usah mgebantah kamu! Buktinya sudah kuat kalo itu kamu!! " jawab Ali keukeuh.

Ali langsung melepaskan cengkraman nya itu dengan kasar dan menyisakan bekasnya. Mala langsung meringis kesakitan sedangkan Ali, pria tua bangka itu langsung berdiri dan mengacak rambutnya frustasi.

"Gara-gara kamu, semua client penting Papa ngebatalin kerja sama!" ujar Ali. "Sekarang lihat, tidak ada yang mau bekerja sama lagi dengan perusahaan Papa, " Ali benar-benar frustasi gara-gara berita yang beredar tentang Mala.

"Udah di bilang itu bukan aku! Kenapa sih Papa lebih percaya sama dia di banding aku anak kandung Papa sendiri?! " tunjuk Mala ke arah Sandrina yang sedaritadi hanya diam.

"Karena Sandrina tidak pernah bohong, dia bisa di banggakan, gak seperti kamu yang hanya pembawa sial di rumah ini! " jawab Ali sengit.

"TAPI AKU JUGA ANAK PAPA, AKU ANAK KANDUNG PAPA!! " teriak Mala yang sudah kelewat emosi.

"BERANI KAMU TERIAK DI DEPAN SAYA?! " balas Ali tak kalah garang, pria itu kembali mendorong tubuh Mala sampai terpental lalu kembali jatuh dan bibirnya mencium ubin marmer.

Mala langsung merintih kesakitan saat bibirnya mencium ubin rumah dengan keras dan keningnya juga ikut-ikutan, tak lama darah keluar dari mulut Mala.

"PAPA GAK PERNAH NGAJARIN KAMU JADI ANAK YANG KURANG AJAR! " emosi Ali sekarang benar-benar memuncak.

"TAPI PAPA JUGA UDAH KURANG AJAR SAMA AKU, MAMA DAN KAK BALQIS!! " sahut Mala kembali berteriak.

Ali langsung mengepalkan tangannya dengan kuat.

Rakhmal And His Story [Terbit] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang