42

354 59 4
                                    

"𝘒𝘢𝘶 𝘵𝘦𝘯𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘢𝘫𝘢 𝘔𝘦𝘥𝘢. 𝘈𝘬𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘢𝘯𝘵𝘶𝘮𝘶."

"𝘒𝘢𝘶 𝘪𝘵𝘶 𝘱𝘦𝘮𝘪𝘮𝘱𝘪𝘯 𝘵𝘦𝘳𝘤𝘢𝘯𝘵𝘪𝘬 𝘥𝘪 𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘴𝘦𝘮𝘦𝘴𝘵𝘢 𝘪𝘯𝘪."

"𝘈𝘬𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘥𝘢 𝘥𝘪 𝘢𝘯𝘵𝘢𝘳𝘢 𝘬𝘢𝘭𝘪𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘥𝘶𝘢.
𝘈𝘯𝘥𝘳𝘰𝘮𝘦𝘥𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘉𝘪𝘮𝘢𝘴𝘢𝘬𝘵𝘪."

"𝘈𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘦𝘳𝘢𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘭𝘶𝘳𝘶𝘩 𝘩𝘪𝘥𝘶𝘱𝘬𝘶 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘬𝘢𝘭𝘪𝘢𝘯."

•••

Andromeda berlari cepat ke arah markas pusat disusul oleh Derick dari belakang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Andromeda berlari cepat ke arah markas pusat disusul oleh Derick dari belakang. Perasaan menjadi campur aduk. Pria yang menyamar sebagai Magellan dan kemana pria itu?

BRAK...

Andromeda mencari cepat. Ia melihat satu persatu semua yang ada di sana namun nihil. Tidak ada sama sekali. Ia tak peduli meski semua menatapnya aneh. Hanya ada satu pria yang seharusnya ia tahu. Entah mengapa Meda merasakan semua ini. Seperti terhubung satu sama lain dengan perasaan pria itu.

"Magellan..."

"ANDROMEDA!"

Suara menggelegar itu terdengar di seluruh aula besar markas pusat. Methuselah berjalan cepat menuju ke arahnya. Dengan tatapan penuh amarah ia terus menatap perempuan yang tengah berdiri tak jauh dari sana. Namun seketika langkahnya terhenti. Kedua kakinya terasa kaku. Methuselah menatap nyalang padanya.

"BIADAB KALIAN BERDUA! KALIAN PANTAS DIHUKUM ATAS SEMUA INI!" Teriak Methuselah

Ruangan pun bergetar hebat. Sebuah tarikan mulai terasa kuat di antara mereka berdua. Andromeda melihat ke arah luar dan yang benar saja.

Ton 618.

Bima perlahan berjalan ke arahnya. Wajah tanpa ekspresi itu terlihat lelah. Andromeda semakin terisak mengingat apa yang telah terjadi.

"Jangan sia-siakan pengorbanan Magellan, Andromeda." Lirihnya

Meda tak bisa membendung lagi air matanya yang membanjiri pipinya. Perasaan mereka terhubung satu sama lain. Apa yang dipikirkan Bimasakti, Andromeda juga mengetahuinya.

Bima tahu jika Sculptor bekerja sama dengan Ton 618 untuk mengambil alih alam semesta. Tepat di saat Sculptor menemui Magellan untuk menyuruhnya menculik Andromeda untuk diserahkan pada Ton 618, Magellan menemuinya. Menyerahkan seluruh energi nya pada Bimasakti. Sejak ia ada di alam semesta ini, dirinya memang ditakdirkan untuk selalu mengabdi pada Bimasakti dan Andromeda. Meski ia mencintai perempuan itu, tetapi Andromeda tetap milik Bimasakti.

"Magellan? Dia benar-benar arghh..." Derick memukul pilar di sebelah nya guna melampiaskan amarah. Percuma saja pikirnya, meskipun tangannya sampai berdarah sekalipun tidak akan mengembalikan temannya itu.

"Apa—" Andromeda tak kuasa melanjutkan perkataannya.

"Akan kutunjukan tempat terindah di alam semesta padamu, Andromeda."

Frederick terkejut mendengar perkataan temannya itu, tidak hanya dirinya semua para gugus galaksi mengerti maksudnya.

"JANGAN MELAKUKAN HAL BODOH BIMA! KAU PIKIR KAMI SEMUA TAK TAHU RENCANAMU SETELAH INI HAH?!"

"Aku tidak mengizinkan kalian melakukan ini." Caffau dengan tegas menghampirinya.

"Apa harus sekarang?" Derick berkata lirih pada temannya itu.

"Berjanjilah padaku untuk menjaga 'dia' Derick."

Andromeda mengerti semuanya. Rencana ini, dan masa depan yang akan datang. Ia berjalan menghampiri para tetua yang ada di sana. Menghampiri Methuselah yang masih terlihat susah payah untuk melangkahkan kakinya. Meda mengulurkan tangannya untuk membantu pria itu berdiri. Tak ada sahutan dari pria tua angkuh yang menatapnya benci.

"Hilangkan sifat bencimu itu kepadaku, Yang Mulia. Izinkan aku memberi salam kepada mereka semua."



"Untuk yang terakhir kalinya."

...

BimaArmeda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang