Chapter 3

4 1 0
                                    

"lohh kamu" kata geka dengan ekspresi terkejut
"aduhh, eh? kamu yang kemarin kan?" kata perempuan itu yang dimana dia adalah mouren.

Lalu keluar juga seorang pria gagah dan tampan dari ruang guru.
"ren? kamu gapapa?, kamu kenal dia?" kata pria itu
"ini.. dia yang kemaren ga sengaja aku tabrak pas di mall" jelas mouren
"o-oh iya, aku rageka panggil aja geka, salam kenal" kata geka sambil menawarkan jabatan tangan
"aku mouren, panggil aja ren, salam kenal juga" balas mouren dan dia hendak menjabat tangan geka, tetapi jabatan tangan geka langsung disaut oleh pria disamping mouren
"kenalin, aku devin" kata devin sambil menatap mata geka
"a-ahh okee" jawab geka sambil merundukan kepalanya

lalu setelah itu semua datang seorang guru dari dalam kantor
"loh rageka, ngapain kamu disini. cepet masuk kelas, 1 menit lagi jam masuk kelas.. kalau ngeyel bapak hukum kamu yah" kata guru itu sambil membawa penggaris kayu yang sangat tebal dan besar
"EH JANGAN PAK MULYA, iyaa ini mau masuk kelas. aku duluan ya, permisi" kata geka dan langsung terbirit² menuju kelas
"hahah lucu ya dia" kata mouren sambil tersenyum melihat geka
"hmm, pak mulya kita pamit dulu ya. untuk besok kita sudah bisa masuk sekolah kan?" tanya devin
"iyaa nak, untuk besok sekolah masih classmeeting, besok seragamnya olah raga ya" jelas pak mulya
"baik pak, kalau gitu kita permisi" kata devin sambil menyalam tangan pak mulya, begitu juga dengan mouren.

[geka pov]
saat berlari ke arah kelas, geka berpapasan dengan megan yang membawa kotak bekal.
"weii geka, kenapa kamu??" tanya megan sambil memandangi geka
"hoahh.. megan, cepetan masuk kelas, kalau ga nanti bakal dihukum sama pak mulya" kata geka sambil terengah²
"santai kali gekk, ini aku bawain roti buat ka-" omongan megan terpotong
"SORRY MEGAN, KAMU MAKAN AJAAA... TAKUT DIGEBUK PAK MULYA" teriak geka sambil berlari dan masuk ke kelasnya
"huhh yodah" kata megan dengan ekspresi murung dan dia menuju kelasnya sendiri

tak lama kemudian bel masuk berbunyi dan megan sudah sampai di tempat duduk kelasnya, juga hika yang ada di sampingnya dengan baju penuh keringat
"yaampun hika, kamu habis jogging? keringetnya mpe mrembes ke baju gitu" tanya megan sambil menutup i hidungnya
"yaa aku habis lari tadi. napa ditutup gitu?? emang bau ya?? " kata hika sambil mencium bajunya
"ya kamu pikir sendiri lahh, astaga" jawab megan
"owhhh mau ya aku ketekin hehe" kata hika dengan senyum jahatnya
"AP-" kata megan terpotong karena dikempit oleh lengan hika yang penuh keringat
"heheee rasain bau surgawi" kata hika sambil terus menguatkan kempitannya
"HIKKKKSHSJSJSJDJKJND" suara megan yang tidak jelas

lalu datang lah bu guru ke kelas mereka. hika langsung melepas kempitannya dan merapikan bajunya. megan yang telah menjadi saksi bau surgawi hanya terdiam lemas.
"awas ya kamu hika ntar kubales" lirih megan
"hehee bales aja klo bisa" balas hika dengan bercanda
"baik anak², tolong semua diam dan memperhatikan ibu. agenda kita hari ini adalah mengkoordinasi untuk class meeting besok. ketua kelas dimohon untuk memilih perwakilan setiap lomba dan laporkan kepada saya. besok juga ada akan kejutan murid baru di kelas kita" jelas guru tersebut kepada para murid
"(murid baru?, apa yang tadi ya)" batin hika
"hahh?? murid baruu?!! asekkk co/ce bu??" kata salah satu murid
"lihat saja besok. ketua saya tinggal dulu karena ada rapat, ditunggu laporannya" ujar guru itu dan langsung meninggalkan kelas
"baik buu" jawab ketua kelas
"lahh bakal ada murid baru??" kata megan
"megan, sebenernya aku keringetan begini gara² ngejar si geka buat pinjem kameranya tapi ga dibolehin sama dia. terus pas nyampe ruang guru geka nabrak perempuan, menurutku sih bukan dari sekolah ini karna dia juga gapake seragam sekolah sini" cerita hika sambil mengibas²kan kerahnya
"HAH, GEKA NABRAK CEWEK?!!, terus mereka jatuh sambil pelukan ga?!" tanya megan sambil membulatkan matanya
"hah.. ya engga lah, berlebihan banget reaksimu" jawab hika
"owhh gitu, terus terus gimana??" tanya megan penasaran
"ya mau gimana lagi, ku tinggal lah si geka. tapi wajah perempuan itu kek familiar"

𝐁𝐄𝐑𝐒𝐀𝐌𝐁𝐔𝐍𝐆


EtirilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang