Misi : Latihan Tengah Malam

118 3 2
                                    

Di Lab Tekno, Ali sedang mengecek gasing nya sembari memutar video tutorial mama nya. Di sebelah nya, ada mainan Ali sewaktu ia masih kecil.

[ Senyumlah wahai sayangku ]
[ Mama ada dihatimu selalu ]
[ Pa bila mama pergi ]
[ Kuatkan diri ]
[ Mama ada ]
[ Dihatimu selalu ]

Dari balik pintu, uncle Bakar datang membawa burger dan kopi.

Bakar : "Sedang apa kau eh?"
Ali : "Oh, uncle. Sengaja, tengok video mama. Kalau-kalau dapat ide baru mengupgrade gasing ni"

Bakar : " Makan dulu. Kau belum makan kan?"

Ali : " Terima kasih uncle..

Macam mana ayah dan mama jumpa eh?"

Bakar : "Kenape tiba-tiba tanya pasal tu?"
Ali : "sahaja, nak tahu"
Bakar : "oh.. Kau tanya je lah dengan ayah kau"
Ali : "hmmmm"

Bakar : " Kau ada suka dengan seseorang ye ? eh ? eh? "
Ali : "eehehehehe"
Bakar : " uncle tahu, kan uncle pernah mude.."
Ali : "hhmmm....! Ye lah tu"

Bakar : " Kalau kau betul suka dengan dia orang. Kau kene jadi juara MATA arena.."
Ali : "Kenapa macam tu?"
Bakar : "Ye. Sebab macam mana kau kan jaga dia orang kalau tahap kau macam ni je"
Ali : "Betul juga"

Malam sudah mulai larut. Masing-masing ejen bersiap untuk beristirahat.

Hingga tiba dikeheningan malam, Alicia masih terjaga. Merasa frustasi karena tidak melihat batang hidungnya. Tidak makan di kantin dengan nya. Tidak duduk samping nya. Dia tak usil lagi macam dulu. Kenapa dia lebih seperti menjauh? Apa karena ucapan nya di klinik waktu itu?

Alicia merebahkan tubuhnya. Memejamkan mata, tapi ilusi Ali berputar-putar di kepalanya. Dia berusaha pejamkan mata, tapi sulit. Entah perasaan macam apa yg menggelayutinya, hati begitu terjebak. detak jantung nya seakan berlari kencang.

Ia tak bisa tidur, lalu bangun. Membasuh muka, dan jalan-jalan keluar sekedar ingin mencari udara segar.

Ia menuju ke lapangan arena.

Sedari berjalan jalan ia memutar musik "Avril Lavigne"

[ I can be tough ]
[ Aku bisa menjadi sabar ]
[ I can be strong ]
[ Aku bisa menjadi kuat ]
[ But with you, it's not like that at all ]
[ Namun bersamamu, tak seperti itu ]

Di jalan menuju lapangan, Ia jumpa dengan Ali.

Alicia dan Ali hanya diam tanpa ada patah kata pun.

Alicia di liputi rasa gembira. Seakan mendapat obat penawar dari kegaduhan hatinya.

Di depan sana, Ali pun masih diam melihat Alicia datang ke lapangan. Seakan dia tau kebiasaan Ali suka menepi ke lapangan jika merasa merindukan mama.

Kali ini Alicia merasa canggung. Tak seperti biasanya. Mulut nya kelu sekali untuk mengatakan sesuatu. Karena jiwanya masih di liputi rasa hanyut dalam lagu yg di putar nya.

Dari tempat Ali berdiri, sayub-sayub Ali mendengar musik yg di putar Alicia.

[  Damn, damn, damn, ]
[ Sialan, sialan, sialan ]
[ What I'd do to have you here, here, here ]
[ Apa yang harus aku lakukan untuk memilikimu disini, disini, disini ]
[ I wish you were here ]
[ Aku berharap kau disini ]

[ Damn, damn, damn ]
[ Sialan, sialan, sialan ]
[ What I'd do to have you near, near, near ]
[ Apa yang harus aku lakukan untuk memilikimu dekat, dekat, dekat ]
[ I wish you were here ]
[ Aku berharap kau disini ]

Ali tak ingin mengganggu nya mendengar lagu itu. Ia tersenyum kepada Alicia. Seakan ingin berkata aku ada di sini Alicia. Di hadapan mu. Kamu boleh berkata apa pun.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 29, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PANAH     ALICIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang