04.

37 10 0
                                    

‧︵‿꒰୨ ᰔ ୧꒱‿︵‧

04.
Malam sunyi diiringi suara jam yang berputar. Aileen, gadis itu duduk di tempat tidur bersama dengan sosok putih berambut panjang.

"Benarkan ucapan saya? dia pasti ada di sekolah kamu."

Sosok putih yang bernama Fania itu mencoba menarik perhatian Aileen. "Iya, kamu benar, ternyata dia sosok yang sama."

Mendengar itu, Fania cekikian, "Namanya Gavin."

"Gavin?" Aileen mengangkat satu alisnya dan kebingungan, nama sosok itu cukup bagus.

Aileen diam sejenak, "Gavin siapa?"

"Gavin Kaindra Arkarna." jawab Fania.

Aileen mengangguk mengerti, menurut gadis itu, sosok Gavin cukup tampan untuk hantu. Siapa sangka Gavin sudah lama meninggal, Gavin laki-laki tampan pada masanya.

Awalnya, Aileen tidak menduga bahwa sosok seram yang dia lihat di apartemen Arga ternyata memiliki wajah tampan.

Aileen senyum-senyum sendiri mengingat wajah tampan Gavin, sosok pucat dengan pahatan wajah yang nyaris sempurna tetapi laki-laki itu sudah tak bernyawa.

"Kenapa senyum-senyum gitu?"

Suara Fania menyadarkan Aileen dari pikirannya. Aileen menatap sinis Fania, "Jangan gitu Aileen, nanti suka, setidaknya kamu berterima kasih sama saya."

"Faniaaa, gak gitu, aku baru tau kalau sosok yang aku liat di apartemen Arga dan di sekolah itu sosok yang sama." jelas Aileen dengan gugup.

Flashback.

Setelah kembalinya Aileen dari apartemen Arga, Aileen mengurung diri di kamarnya. Fokus Aileen menuju pada sosok yang dilihatnya tadi. Aileen tanpa sadar membuat dirinya hanyut dalam pikirannya.

Hari kemudian berganti menjadi malam, Aileen melihat banyak sosok yang sudah tiada tapi arwah mereka masih menetap di Bumi.

Aileen merinding, takut, cemas, sosok mereka memiliki rupa menyeramkan dan menjijikkan.

"Aileen jangan takut dengan saya," arwah dengan rambut panjang dan wajah sedikit rusak itu mendekati Aileen.

Aileen kembali meringis melihat wajah dari sosok itu, "Siapa kamu?"

"Saya Fania."

Setelah mengucapkan namanya, sosok yang bernama Fania itu diam dan membuat Aileen menatap horor Fania.

Aileen menaikkan satu alisnya, "Fania?"

Fania mengangguk, "Saya sudah disini dari lama, bahkan sebelum keluarga kamu datang."

Aileen mengangguk dan mulai menghindari kontak mata dengan Fania. Fania tertawa yang terdengar seram dan mirip kunti.

"Saya kan emang kunti."

Mendengar ucapan Fania, Aileen merinding. "Saya tahu kamu mati suri, makanya saya berani deketin kamu."

Aileen mengangguk, membernarkan ucapan Fania. Gadis itu menghela napas dan ingin menanyakan sesuatu pada Fania.

"Sosok yang aku liat di apartemen Arga itu siapa ya?"

"Setan." jawab Fania dengan suara rendah.

"Kamu bakal liat dia lagi besok, di sekolahmu."

***

Pagi ini, kediaman Kennard, biasanya hanya ada tiga orang di meja makan tapi sekarang bertambah satu orang lagi. Ayah Nathan yang bernama Januar Kennard itu terlihat senang, Ibunya yang bernama Clara Ferezan Kennard itu sama senangnya dengan sang suami.

PROLOG TANPA EPILOG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang