Awal (Part 1)

241 109 404
                                    

"Kamu sama adek, mama masukkin les. Nanti malam habis magrib mama anter." Ucap wanita cantik kisaran 30 tahun berbicara dengan putri sulungnya yang masi 14 tahun.

Dengan pipi chuby nan putih di tambah gadis ini masi menggunakkan baju putih dongker khas anak SMP. Aleana, yang awalnya sibuk memakan martabak telur berbungkuskan kertas pun mengalihkan pandangannya pada sang ibu yang fokus menyetir mobilnya.

"hah? Dimana?

"Di GO [Ganesha Opration]" Jawab Devi pada anaknya, lalu gadis cantik itu meng-aggukkan kepalanya bertanda paham, "lagian kamu juga udah kelas 9 , biar masuk SMA nilai kamu ga anjlok."

Aleana terkekeh sambil menggaruk pipinya yang tak gatal, memang benar ia tipikal anak yang males membaca buku pelajaran, tapi paling rajin jika membaca Wattpad dan novel.

Magrib pun tiba, setelah sholat ia di anter oleh sang Ibu menggunakan mobil ke tempat bimbelnya, Aleana mulai merasa gugup, yang ia tahu bahwa di tempat bimbel ini berisikan anak-anak orang kaya, dan orang kaya di wattpad itu adalah manusia yang suka membully.

Ia berjalan gugup menuju kelas nya seorang diri, dadanya semakin berdegup kencang di kala semua mata terfokus padanya, jari lentiknya meremas celana jins yang ia kenakan, sambil menunduk ia duduk di kursi kosong yang ada di depan.

Tak butuh waktu lama seorang wanita muda masuk sambil membawa beberapa kertas di tangannya, dan membagikkannya pada seisi kelas.

"Baiklah, adek - adek kenalin nama kaka Ega, saya mengajar di pelajaran B.Indonesia. Ini ada angket kalian boleh isi ya, untuk les hari pertama ini."

Ucap Kak Ega sambil tersenyum menatap seisi kelas, dikala keheningan timbullah suara ricuh dari arah tangga, suara tawa bersautan khas anak laki - laki.

"Maaf kak, saya telat. Si Toufik bertapanya kelamaan di Wc." Ucap laki - laki berkulit putih, dengan mata sipitnya.

Mendengar suara itu Aleana merasa mengenalnya. Mata belok itu menatap kearah suara, dan yang di tatappun tersenyum ke Arah Aleana.

"Lah, ndut." Ucap Jody, yap Jody adalah sahabat Aleana sejak menduduki SD bahkan hinggga SMP.

"Kalian, saling kenal?" Tanya Kak Ega, pada kedua insan yang saling bertegur sapa. "Ya kenal lah kak, sahabat kecil saya ini mah," balas Jody sambil berjalan ke arah belakang bangku yang kosong, di saat melewati Aleana Jody menepuk pelan baju gadis itu.

Sekitar 1 jam berlalu, semua murid tampak mulai selesai mengisi angket yang di berikkan, dan sudah terdengar suara berisik karna obrolan dari arah belakang.

"Hai, salam kenal."

Dengan mengumpulkan keberanian penuh Aleana menyapa wanita dengan perawakan sangat cantik di sampingnya, tampa di duga gadis itu ikut tersenyum manis padanya.

"Eh, halo salam kenal, nama kamu siapa?"

Tanya gadis itu pada Aleana ramah, seketika presepsi Aleana tentang orang kaya berubah melihat wanita berhijab cantik di sampingnya. "Namaku Aleana Vissola." Jawab Aleana ikut tersenyum pada gadis tadi

"Kalo namaku Shofi Andrea." Jawab Shofi sambil tersenyum, "Aku panggil kamu Ale aja yah?" Tanya Shofi lembut, sabil Aleana meng-anggukkan kepalanya.

"Kalo aku Rizka Amora." Jawab orang di sebelah Aleana lalu mereka tertawa renyah. Bagaimana tidak, di hari pertama kelas ini di penuhi lelaki, dan hanya 3 orang perempuan.

-
-
-
-

Hari pertama hanya diisi dengan pengisian angket, semua murid perbolehkan pulang, Aleana tampak mulai akrab dengan 2 teman barunya.

"Kamu.." pembicaraan mereka terpotong di kala sosok suara bertanya pada Rizka.

"Riz, besok ga ada pr kan?" Tanya suara itu di tangga sambil mendongak keatas melihat Rizka yang tampak sibuk berkencrama dengan Ale dan shofi.

"Nggak" jawab Rizka pada lelaki itu sambil melihat kearah bawah. Tiba tiba Ale yang anaknya social butterfly gadis inipun nyeletuk

"Lah, kan sama sama sekolah, masa ga tau." Jawab Aleana bercanda, lalu lelaki itu tertawa keras dan berlari menuruni tangga.

Mereka bertiga duduk di bawah sambil menungu jemputan, dan ada beberapa yang menunggu kaka/adikknya yang masi di kelas.

"Ana, aku duluan." Ucap Jodi berpamitan pada Aleana, lalu Aleana meng-anggukkan kepalanya pelan sambil tersenyum lebar.

"Ana?" Tanya lelaki tadi yang bertanya pada Rizka, seketika muka Aleana berubah kesal.

"Let it go?" Ucap lelaki tadi menggoda Aleana, lalh tertawa renyah, dan di hadiahi tatapan Maut Oleh Aleana.

Aleana Vissola, biasanya orang terdekatnnya memanggil Ana, hanya khusus keluarga, dan teman yang ia rasa dekat. Gadis berbadan berisi ini adalah anak sulung dari ber-3 bersaudara, memiliki kulit putih sangat berbeda dengan kedua adikknya karna ia lebih mirip sang ayah yang berdarah campurang Belanda, Prancis.

Ia terbilang lahir di keluarga berkecukupan, memiliki ibu yang berpendidikan, tapi kembali lagi dunia tidak ada yang sempurna, di kala ia terlihat selalu ceria Ana sebenarnya adalah anak Brokenhome, dan sang Ayahlah yang menghancurkan hatinya di kala anak lain seorang Ayahlah cinta pertamanya.

Hidup di keluarga besar yang memiliki ekonomi tinggi tidak membuatnya selalu bahagia, sesekali ia di kucilkan karna ia adalah anak dari sang Ayah yang tidak dari keluarga ter-hormat, bagaimana tidak sang Ibu yang s2 sayangnya memiliki jodoh seorang pengangguran yang menjadikan ia, dan kedua adikkya ikut menjadi imbas ketidak sukaan keluarga besar mereka terhadap sang Ayah, di tambah perselingkuhan lelaki itu menjadikkan masalah semakin runyam.

Keluarga yang menganut sistem patriarki, di tambah sang ibu yang tampak lebih sayang sang adik di bandingkan ia, sesekali Devi sang Ibu terang- terangan meneriaki putri sulungnya dengan kata- kata tak pantas, dan memperlakukkan putra - putranya bak seorang raja.

Anehnya Aleana memiliki sifat yang sangat ceria, bahkan ia selalu menyapa orang sekitarnya, walau sesekali ia tampak menangis di kala ia sudah tak menahan beban yang harusnya tidak ia pikul di usia 13 tahun.

-
-
-

_________

Begitulah cara kits bertemu, hanya sesimple kamu bertanya Pr pada temanku, dan kamu menggodaku agar aku kesal

Sesederhana itu, tapi rasa itu pernah ada hingga 6 tahun lamanya

______

HALO GAYSS,

JANGAN LUPA NINGALIN JEJAKNYA GAH

LIKE+COMENT+CRITIKNYA





TULUS TERAKHIRKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang