Ana tampak fokus dengan kuliahnya, gadis itu sesekali mencatat apa yang di jelaskan oleh dosen di depannya.
Ana terbilang anak yang cerdas, ia tetap bisa bersaing dengan yang lain di kala ia memasuki jurusan yang sama sekali tak ia inginkan.
Bagaimana tidak, ia memasuki jurusan Manajemen Bisnis ini karna hasil perdebatan panjang dengan sang Ibu yang menginginkan Ana mengikuti jejaknya.
Ana berusaha menyibukkan dirinya dengan segala kesibukkan yang ada di kampusnya, bukan karna ia ingin aktif, hanya saja ia ingin melupaklan bayang - bayang Rio dengan kesibukkan ini.
"Na, nanti rapat" ucap Letin salah satu teman Kuliah Ana yang juga anggota kepanitiaan di acara yang akan di adakan.
Begitulah harinya yang ia habiskan setiap harinya, ia menyiksa dirinya sendiri hanya ingin melupakkan sosok Rio untuk sementara waktu.
Di toilet Ana membuka cepolan rambutnya, sambil menyisir rambut ikal itu tak lupa ia mengeply kembali make upnya yang sudah memudar.
"Tumben rambut lu panjang?" Ucap seseorang dari dalam Toilet yang ikut merapikan pakaiannya di kaca.
Ana tersenyum kecut menjawab pertanyaan Letin, karna Letin tau bahwa Ana sangat tidak ingin memiliki rambut yang panjang.
"Dia suka rambut panjangku"-batinAna
Rapat pun di mulai, anak tampak fokus di kumpulan devisinya, ia sesekali mendecih kesal karna editannya sangat sulit.
"Pusinglah aku"
Kesabaran Ana habis, ia merasa menyesal mengambil kepanitiaan sebagai devisi HID, devisi neraka yang mengharuskan nya untuk mengedit poster, spanduk, plakat, dan lain lain.
ia mengelungkupkan kepalanya di lipatan tagannya untuk menenangkan kepalanya yang pusing. Sesekali ia memukul kepala belakangnya karna rasa tak nyaman.
"Jadi kita akan menggadakkan rapat teknis.
Rapat di mulai dengan hikmat, setiap ketua devisi maju untuk menjelaskan hasil kerja devisinya masing - masing.
"Na,"
"Hum?"
Jawab Ana singkat merespon orang di sampingnya yang tampak sibuk dengan editannya. "Kalo cape biar aku aja" ucap orang itu seakan tau Ana tampak gusar dengan kerjaan-nya.
Ana menatap Rifky sekilas, lalu kembali menatap layar laptopnya dan melanjutkan editannya. "Biar cepat selesai harus bagi - bagi tugas."
Ting
Suara notif di ikuti layar hanphone Ana yang menampakkan pesan masuk dari seseorang. Ana melirik kearah benda pipih itu lalu mengetiikkan balasan
------------------------------------------------------------
Aksa
Na
Masi di kampus
Aku anterin pulang ya?
Maaf yan tadi siangAnda
Ya. boleh tapi masi rapat------------------------------------------------------------
KAMU SEDANG MEMBACA
TULUS TERAKHIRKU
Teen FictionTersenyumku melihat dua orang yang tersenyum bahagia di photo itu, sesekali aku menghirup nafas teriklasku, inilah perasaan baru di saat kembali aku melihat gambar itu, tak ada lagi rasa sakit. sekarang yang terasa hanya ketengan dan kedamaian. yang...