Bab 1 (Pindah rumah)

6 1 0
                                    

"Kamu yakin dengan keputusan ini?"

Darma mengambil nafas dalam-dalam, ia tahu bahwa keputusan yang ia buat kali ini akan menentukan masa depan keluarganya. Ia berharap Selly tidak akan kecewa.

Darma adalah seorang Suami yang bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. Ia telah mengambil keputusan untuk mengambil pekerjaan lain untuk menambah penghasilan keluarga. Namun, ia merasa ragu dan bimbang. Darma pun kembali berfikir dengan ucapan Selly dan akhirnya ia memutuskan untuk mengambil pekerjaan tersebut.

"Tentu, kita akan pindah besok, untuk masalah Rumah sudah aku beli Villa di Dieng!" Jelas Darma di ruang meja makan.

"Kenapa kamu baru bilang sekarang? Kenapa tidak bicarakan dulu sebelumnya!" Jelas Selly, istri Darma.

"Sayang, ini demi keluarga kita, Bosku sudah memindahkan pekerjaan ku di perusahaan lain di Dieng, jika ini sampai di tolak, aku tidak tau harus berkerja dimana lagi! dan kabar yang paling mengejutkan, aku akan dijadikan menejer di perusahaan yang akan aku tempati saat ini!" Jelas Darma, memohon agar Selly menutujuinya.

Selly terdiam, berfikir untuk keputusan nya saat ini, sembari menatap putrinya Anna, sedang asyik bermain game.

"Okeh, aku akan bicarakan ini sama papa dan mama, besok kita akan pindah ke Dieng!"

"Baik, tadi sore aku juga sudah panggil petugas beres beres untuk kepergian besok pagi!"

"Astaga, bahkan kamu tidak bilang bilang ke aku dulu!"

Selly dibuat kesal, karena seolah olah ia tidak dibutuhkan, padahal ia juga sanggup membereskan nya sendiri.

"Tidak perlu sayang, kamu gak boleh kecapean!" Senyum Darma.

********

Petugas kebersihan datang beramai ramai, langsung mengangkut satu persatu barang ke dalam truk, dibantu Darma yang mengarahkan, barang mana saja yang harus mereka bawa.

Selly memilih untuk menemani Anna tidur di kamarnya, membacakan buku dongeng seperti hari hari sebelum nya, namun setelah selesai membaca.

"Mah, diluar siapa?" Tanya Anna, putri Selly yang masih berumur 6 tahun, tiba-tiba terbangun.

"Loh kamu belum tidur ternyata!" Ucap Selly terkejut, setelah selesai membaca buku dongeng.

"Papa lagi ngapain mah?" Tanya lagi, Anna karena terganggu dengan suara berisik para petugas beres beres.

"Papa lagi ngatur para petugas beres beres sayang!" Jelas Selly sambil mengelus ngelus putrinya Anna.

"Kenapa harus mereka dan Papa? bukannya mama sudah terbiasa?"

"Maksud ibu bukan itu, putriku sayang, Besok kita akan pindah ke dieng sayang!"

"Wah Dieng? Bukannya itu ada di gunung yang indah dan dingin itu ya mah?" Jelas Anna, tersenyum bahagia mendengarnya.

"Yah betul sekali, Anna akan punya temen baru, rumah baru dan sekolah baru! Jadi sekarang kamu tidur yah, biar besok tidak kesiangan!" Jelas Selly.

Tanpa menjawab, Anna langsung menutup kedua matanya agar bisa cepat cepat tidur.

Selly bisa bernafas lega, karena ia sangat takut, jika putrinya akan tidak senang dengan kabar itu, terlebih. Anna adalah putri yang sedikit susah untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru, itu sebabnya ia sebenarnya tak ingin jika sampai pindah ke kota lain, namun karena ini terpaksa, bahkan Anna nampak senang, Selly bisa tenang, tak mempermasalahkan kepindahan nya besok.

Esok hari........

Semua perlengkapan rumah sudah tersusun rapi di dalam truk pengakut barang, Bahkan rumah yang hendak mereka tinggal, sudah laku terjual, hanya dalam waktu satu malam saja.

Truk akhirnya pergi lebih dulu berjalan di depan, Darma dan istri masih berbincang dengan Ayah dan Ibunya, untuk berpamitan pergi.

Sementara Anna, ia sedang di dalam mobil, sedang bermain game, sembari menunggu mereka masuk ke dalam mobil, ia sengaja tak mau keluar dari dalam, kerena lebih suka menyendiri.

*******

Anna duduk di pangkuan ibunya,di samping ayahnya yang sedang menyetir mobil, perjalan mereka akan terkuras cukup panjang, dari jakarta ke Dieng. Terlebih jalanan yang sedikit ramai.

Anna bahkan sampai tertidur di sepanjang perjalan,sampai akhirnya sampai di rumah baru mereka.

Cuaca yang tadinya sangat terang dan panas, tiba tiba namoak seperti mendung, bahkan hawa itu terasa sangat dingin.

"Keknya mau hujan yah?" Tanya Selly.

"Yah, sebentar lagi bakalan gerimis!" Jelas Darma sambil menatap langit sebentar

"Kamu merasa dingin gak sih?"

Darma tiba tiba meringis, menatap istrinya yang terlihat kedinginan..

"Kamu kenapa sih? Inikan di Dieng sayang! Sudah pasti sangat dingin lah!"

Selly baru sadar,jika ternyata ia sudah masyk di kota dieng, beruntung ua audah membawa jaket di dalam tas, ia hanya perlu mengambil untuk ia pakai.

********

Selly nampak bingung setelah mobil terhenti, karena yang di bayangkan rumah itu akan dekat dengan penduduk kota atau pun desa, namun saat ia lihat, ternyata jauh dari pemukiman warga.

"Kamu gak salah pilih tempat tinggal sayang? Kita deket hutan loh, bahkan jauh dari penduduk?" Tanya Selly sedikit memberontak, karena rumah yang hendak mereka tinggali tidak sesuai harapan.

"Tidak perlu khawatir, kita punya tetangga di samping Villa kita!"

"Kamu tau Villa ini dari siapa sih? Online?" Tanya Selly

"Tak mudah mendapat Villa sebagus ini sayang, aku di kasih tau bosku, Villa yang paling murah yang ada di dieng!" Jelas Darma langsung keluar dari dalam mobil.

Selly langsung membangunkan putrinya.

"Anna, bangun! kita sudah sampai di rumah kita sayang!"

Anna terbangun, melihat di sekitarnya, ternyata sudah sampai di rumah barunya.

"Udah sampai mah?" Tanya Anna, sambil mengusap satu persatu bola matanya

"Sudah sayang! Ayok keluar!"

Selly memimpin keluar dari dalam mobil, disusul Anna yang berjalan di belakang tubuh Selly, karena Anna merasa sangat tak nyaman dengan keramaan.

Villa itu terlihat sangat megah, dengan 2 lantai, namun hal yang sangat disayangkan saja, Villa itu sedikit jauh dari pemukiman penduduk, hanya terlihat satu saja rumah lain di sampingnya. Villa sedikit telihat menyeramkan, karena cat warna abu-abu yang sedikit pudar, dan halaman yang penuh dengan rumput, daun kering dimana-mana, mungkin itu sebabnya, memanggil petugas beres-beres, selain membantu kemas-kemas, mereka juga membantu bersihkan, mengecat dan menyusun perabotan pada tempatnya. Namun, di balik kemegahan dan keanggunan Villa itu, terdapat suasana yang menyeramkan, dengan suara angin yang berhembus, dan bayangan-bayangan yang bergerak di balik jendela, membuat siapa pun yang melihatnya merinding.

"Gimana? Kok bengong sih? Rumah yang megah bukan?" Tanya Darma di samping Selly.

"Hah? Maaf!, " ujar Selly setelah melamum, karena seakan akan melihat bayangan hitam "Okeh bahkan lebih megah dari apa yang aku pikirkan selama ini. Hanya saja, aku berfirasat aneh saat ini!" Jelas Selly.

"Tak perlu berfikiran hal yang mengganggu kebahagian kita sayang! Kita akan bahagia di rumah ini!"

Anna tiba-tiba memeluk Selly erat erat, nampaknya kedinginan.

"Kamu kedinginan ya sayang?'' Tanya selly setelah merasakan pelukan putrinya di pahanya yang terasa dingin.

"Iyah mah, dingin sekali!" Jelas Anna menggigil sambil memeluk paha ibunya.

"Astaga, Ibu sampai lupa memakaikan kamu jaket!" Ucap selly, karena tidak terbiasa dengan cuaca dingin.

Selly memilih untuk menggendong Anna, meskipun agak berat, ia merasa tak tega, melihat putrinya kedinginan.

Selly tersenyum saat melihat Kakek dan Nenek yang baru saja keluar dari dalam rumah sebelah, tampaknya mereka adalah tetangganya. Ia pun menggendong putrinya dengan lebih erat, berharap bisa berkenalan dengan mereka.

BONEKA NABILATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang