Selly terbangun kagetnya, Ia tersadar jika itu adalah sebuah mimpi buruknya, beruntung itu hanya di luar kesadaran nya.
"Darma bangun!" Lirih Selly
Jam sudah setengah 6 pagi, dan saat ia membuka selimut dari tubuhnya, suhu udara bener bener terasa sangat dingin, seakan masuk kedalam kulkas.
Namun karena Darma yang terlihat susah untuk dibangunkan, ia memilih berjalan keluar kamar,
membangunkan putrinya."Anna?" Baru saja ia masuk kedalam kamar putrinya, ternyata kosong, Selly yang mulai panik, bergegas turun dari tangga, berkeliling di setiap ruangan, sambil memanggil manggil putrinya sangat keras.
Pintu belakang rumah terlihat terbuka lebar, dengan hembusan dingin dari luar. Selly seketika langsung berlari keluar, dan yang benar saja, putrinya sudah sedang berdiri melamun sendirian di belakang rumah.
"Ya ampun sayang, kamu ngapain disini, entar masuk angin loh!" Jelas Selly langsung mendekat.
"Ini sesaji siapa mah?" Tunjuk Anna mengacungkan sesajen itu tepat di belakang Villa.
Selly terbengong melihatnya, perasaan nya dibuat takut dan merinding. Tanpa menjawab pertanyaan putrinya. Ia langsung menggendongnya, masuk kedalam rumah, dan menguci pintu.
"Ada apa? Kok kelihatan panik?" Tanya Darma yang baru saja turun dari tangga.
"Ada sesaji di belakang rumah kita sayang!" Jelas Selly.
"Terus??" Tanya lagi Darma
"Ada yang gak beres dengan villa ini!"
Darma seketika tersenyum, menatap istrinya yang terlihat panik, perlahan ia mendekat menatap Selly, dengan ekpresi santainya.
"Kalo kamu bilang di belakang rumah ada mayat atau narkoba! Aku mungkin akan panik! tapi kalo ada sesaji, bahaya nya dimana? villa ini angker gitu?" Tawa Darma sambil menutup mulutnya.
Selly terdiam, ia mulai berfikiran jernih, jika ucapan Suaminya itu lebih tepat, bisa saja itu ulah orang yang usil, ataupun orang yang terbiasa meletakan sesaji di tempat itu, wajar saja, villa yang sedang mereka huni, ada di sekitar hutan.
*******
Hari pertama Suami bekerja, dan hari pertama Anna bersekolah, Selly memasakan menu Spesial untuk mereka, nampaknya mereka juga terlihat tak sabaran, sedang duduk di ruang makan, menunggu masakan matang.
Entahlah, saat masakan nya sudah matang, dan mereka memakannya, Selly begitu senang melihat Suami dan anaknya yang makan begitu lahap.
"Aku lapar mah, tambah lagi!" Ucap Anna sambil menatapnya tajam.
"Aku juga tambah lagi!" Ternyata Darma tak mau kalah, ia menginginkan juga.
Namun saat hendak selly memotong daging ayam panggang setengah utuh itu, tiba tiba Anna merebutnya dengan paksa daging itu, langsung merobek robek daging dengan kukunya, langsung melahapnya dengan cepat, namun Darma tak mau kalah, mereka akhirnya berebut makan itu sampai dagingnya berhamburan.
Selly yang hanya bisa melihat, bingung harus berbuat apa, ia langsung memisahkan mereka.
"Aku laparrrr!!!!!" Ucap Anna dan Darma berbarengan, dengan tatapan mata mereka yang berwarna merah.
"Apa apaan ini"
Rasa takut dan gemetar bercampur aduk, keringat dingin berteresan, saat Selly menatap di belakang tubuhnya, ternyata Darma baru saja turun dari tangga, bersaman dengan putrinya.
"Sayang!" Sontak Selly langsung memeluk erat Suaminya, menangis.
"Kamu kenapa sayang?"
"Aku mau kita pulang!" Air mata Selly sudah tidak bisa bohong lagi, ia benar benar ingin segera pulang.
Darma masih bersikap tenang nya, melepaskan pelukan erat istrinya, menatap dua bola matanya.
"Kenapa? Kamu bisa jelasin ke aku? Jangan nangis dong! Malu sama anak kita!"jelas santai Darma berusaha untuk menenangi istrinya.
Selly menatap ke belakang, namun lagi lagi, ia dibuat kaget, ayam yang tadinya berantakan dimana mana, ternyata tidak ada, bahkan sosok yang menyerupai suami dan putrinya juga sudah hilang.
"Kenapa? Kok diem!"
"Gak papa!" Ucap selly, sambil menenangkan diri, mengusap air matanya
KAMU SEDANG MEMBACA
BONEKA NABILA
TerrorKarena masalah pekerjaan, Ayah dan ibu, termasuk Anna. Anak mereka satu satunya, harus terpaksa pindah Rumah. Rumah yang jauh dari pemukiman penduduk, hanya ada satu tetangga di samping. Mereka hanya tinggal berdua saja dirumah itu, usia mereka suda...