8

11 3 4
                                    

"Agak laen sodara satu ini." Ucap Nel memandang Azel yg terkejut saat mengetahui fakta tersebut.

Dirinya tidak pernah menyembunyikan kebenaran bahwa dia itu wanita, tapi mungkin, memang karena parasnya tersebut. Bibi-bibi kopsis yg seharusnya memberikan dia rok, malah diberikan celana.

Hal itu malah makin membuatnya terzolimi, sampai dirinya sendiri komplein ke kopsis dan guru BK. Namun sayangnya stok rok untuk wanita sudah habis, bahan-bahanya juga sudah habis terjual entah karena apa hingga bisa cepat habis. Akhirnya mau tidak mau ya dirinya hanya bisa pasrah menggunakan celana sampai tahun depan.

"Yaelah." Ucap Dean tidak habis pikir dgn asal usul asli rumor itu.

"Tapi lu sendiri tau darimana Laura, tentang asal usul rumor itu." Ucap Neo masih dgn camilan dimulutnya.

"Karna kebetulan aku liat Azel nolongin cewek ngambil buku di rak tinggi diperpus, dan setelah dia pergi, si cewek itu salting dan heboh sendiri sambil ngasih tau ke temen-temenya." Ujar Laura sambil membuka salah satu jajan yg dibawa Neo.

"Dan emang temen-temenya si cewek itu agak deket sama posisi aku, yaudah akhirnya akupun denger apa yg dia bilang, kalau dia habis digoda kayak di manhwa-manhwa gitu sama si Azel." Lanjut Laura masih bercerita, dan yg lain khusyuk mendengarkan.

"Temen-temenya yg lain malah bilang kalau Azel punya perasaan ama si cewek, makanya dibantuin pas dia lagi susah." Ucapnya sambil melihat kearah yg lain.

"Ouhhh gituuu." Respon yg lain hanya menganggukan kepala nya, seolah-olah itu reaksi yg wajar.

Sedangkan bagaimana dgn orang yg berhubungan langsung dengan rumornya. Dia sudah lama memasang ekspresi emot batu saat mendengarkan cerita Laura tentang asal usul asli rumor tersebut.

"Dahlah, cuktau aja gue." Ucap Azely sambil memasukan jajan ke mulutnya.

"Hahahahaha." Mereka berempat tertawa melihat respon Azely. Apalagi Nel dan Dean, mereka lah yg paling heboh dalam menertawai Azel.

Setelah itu mereka hanya bebincang-bincang sedikit sambil menceritakan diri mereka kepada Azely agar lebih akrab. Entah sejak kapan Azely dan yg lain terutama Dean menjadi sangat dekat, seolah-olah mereka tidak pernah mengalami kesalahpahaman.

Tiiinggg.... Tiiinggg

Bunyi bel sekolah yg menandakan mereka harus masuk ke kelas untuk memulai pembelajaran. Azely pamit kepada yg lain untuk masuk kelas begitu jga dgn yg lain, begini-begini Azely itu adalah siswa yg rajin dan tidak pernah bolos.

Tap.. Tap.. Tap..

"Hmm.. hmm.. hmm." Azely terus bersenandung ria saat menuju ke kelasnya, karena berhasil mempunyai teman yg baru.

Memang, keputusannya untuk mempercayai Laura baik sekarang maupun dulu tidak pernah membuatnya menyesal. Yg ada malah Azely mendapatkan banyak pengalaman yg baik dan berharga melalui Laura.

Dia terus dipenuhi dgn suasana yg baik, hingga dia bertemu dgn teman sekelasnya yg sering mencari ribut dgnya. Suasana hatinya kembali memburuk tetapi dia lebih memilih untuk tidak peduli dan lanjut ke kelas.

"Coba lihat bencong satu itu, bisa-bisa nya dia berjalan dgn penuh percaya diri." Sarkas orang yg tidak penting.

"Halah, palingan dia juga sering goda cewek-cewek karena dia Lesbi." Ucap salah satu diantara mereka, jika dihitung mereka hanya bertiga, dan selalu mencari ribut dgn Azely. Istilah orang pengecut yaa gini, beraninya 3 lawan 1 ga modal banget.

Azely sempat berhenti sejenak saat mendengar kata-kata yg berhubungan dgn hal yg dibenci nya. Dia lalu berbalik dan melihat kearah mereka.

"Kenapa? Cemburu lu karena kalah ganteng." Ucap Azely dengan penuh kepercayaan diri.

Sedangkan 3 orang npc itu hanya bisa menahan marah, karena apa yg dikatakan Azely memang benar adanya.

Puas melihat reaksi mereka yg hanya bisa terdiam, Azely kembali melanjutkan jalan nya kedalam kelas. Tempat duduknya persis ada dibelakang barisan pertama nomor 2 dekat pintu. Sudah satu semester yg dia lewati, tetapi orang yg duduk tepat didepan nya tidak pernah berbicara jika bukan hal yg penting, dan itu berlaku untuk kesemua orang.

Azely melihat seseorang dgn cara membaginya ke tipe tertentu. Seminsal Dean dan Nel ada ditipe yg ceria, Neo tipe yg ambisius, dan khusus Laura, Azely belum bisa menentukannya. Termasuk orang didepannya saat ini.

'Dia tipe orang yg sulit ditebak, kayak Laura'

Untuk dikelasnya sendiri, ada dua tipe yaitu yg pertama, tipe yg membenci dirinya dan yg kedua tipe netral.  Orang didepannya termasuk netral.

'Siapa yaa namanya'

Terkadang Azely juga mengalami susah ingat jika bukan berhubungan dengan hal-hal yg penting baginya.

'Oh iya! Namanya itu..'

KAVINDRA ALVIN WIJAYA. Terkadang dipanggil Kavin, Kevin, Alvin, Al, kadang juga Indra. Juara satu kelas dan juara 4 umum tepat dibawah Laura.

'Nama panggilannya banyak juga'

Dia tidak sadar dirinya sendiri juga memiliki banyak nama panggilan.

The Freedom you Get From SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang