✿ Bab 11: 【 Hadiah Balasan 】 ✿

12 5 2
                                    

✿♡✿

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✿♡✿

Sesampainya di rumah, Norris membukakan pintu untuk Runa dan Desmia keluar dari mobil. Keduanya berjalan ke arah pintu utama, dengan perasaan yang berbeda. Desmia lega karena kebutuhan dapur kembali tercukupi, tapi Runa tidak. Dia memikirkan pertemuannya dengan Calista pagi tadi, trauma itu kembali menghantuinya dan membuatnya teringat terus-menerus.

"Nona Haruna haus? Saya akan membuatkan Anda minum, tunggu saja di kamar ya?"

"Tidak usah, Desmia. Saya mau langsung istirahat ke kamar tanpa minum, saya bisa membuat minuman sendiri kalau saya haus."

Tanpa menatap ke arah Desmia, Runa berjalan ke kamar sambil membawa jam tangan yang dia beli. Desmia masih belum sadar apa yang terjadi pada perempuan itu, dia merasa kalau Runa sedang kelelahan dan biarkan saja dia istirahat sepuasnya. Sepanjang langkah menuju kamar, Runa terus-terusan teringat kalimat menyakitkan dari Calista.

'Kenapa aku masih begini? Aku benci pada diriku yang seperti ini, aku berusaha untuk berubah tapi entah kenapa rasanya sesulit ini. Menatap balik Calista saja, aku tidak berani. Aku tidak mau melihatnya lagi, tapi kenapa kami harus bertemu di waktu yang kurang tepat seperti ini?' gumam Runa dalam hati.

✿♡✿

Sepulangnya dari toko alat tulis sambil mampir ke banyak tempat untuk menghabiskan waktu berduaan, Calista dan Bastian pulang saat menjelang sore. Tapi Calista tidak langsung mengantar Bastian pulang, melainkan mengajaknya ke rumah karena Ibunya yang minta. Sampailah mereka di rumah Calista, Elio keluar dari mobil dan membukakan pintu untuk Calista lalu Bastian.

"Sebenarnya, kenapa kau membawaku ke sini?"

"Ibuku membuat kue lagi, dia ingin memberikannya separuh untukmu dan keluargamu."

"Senang rasanya, tapi sedikit merepotkan ya?"

"Tidak apa-apa, ayo tunggu di dalam," ajak Calista sambil memeluk lengan kiri Bastian dengan erat.

Saat berjalan ke arah pintu, mereka berpapasan dengan pemuda berseragam tapi dan tatapannya setajam elang, yang mampu mengunci perhatian Calista dalam sesaat. Begitu juga dengan Bastian, dia kaget karena melihat pemuda yang tampak seumuran dengannya, keluar dari rumah Calista. Sambil berjalan, Calista terus memperhatikan pemuda itu dan mulai terpesona.

'Pemuda yang sangat tampan, siapa dia? Dan ada urusan apa dia ke rumahku?' gumam Calista dalam hati.

✿♡✿

Malamnya, Elezar sampai di rumah dan disambut oleh Runa. Perempuan itu berdiri beberapa senti dari pintu utama dengan ekspresi wajah yang tidak biasa. "Selamat datang, Tuan. Makan malam, sudah siap."

"Kau sakit, Haruna?"

"Saya sehat, Tuan."

"Apa ada hal buruk yang menimpamu?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lovely Conflict Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang