♡ Bab 4: 【 Kebahagiaan yang Hilang 】 ♡

37 24 41
                                    

✿♡✿

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✿♡✿

Sejuta kenangan manis, langsung terlintas di ingatannya selama Runa memeluk tanaman kesayangannya itu. Dia merasa jika benih-benih kebahagiaan yang datang ke kehidupannya, selalu berakhir terbakar karena kehadiran dan perbuatan tak pantas yang diterimanya oleh 2 anggota keluarga barunya.

Tapi karena sentuhan lembut yang dirasakannya di sekitar pundaknya, membuat Runa berpaling dan mendapati seorang pemuda menawan yang selama ini dicari-carinya. "Bastian!" teriak Runa dengan penuh bahagia sambil berdiri kembali, masih memeluk tanamannya.

"Apa kabar?" tanya Bastian dengan senyuman khasnya, yang sangat dirindukan oleh Runa.

"Sebenarnya, kabarku tidak pernah baik. Tapi entah kenapa setiap melihatmu, aku selalu merasa baik. Aku merindukanmu, Bastian. Kita tidak satu sekolah lagi, itu membuatku sedih."

"Maaf ya? Ayahku menyekolahkanku di sekolah yang lebih berkualitas, aku juga sedih begitu kita tidak satu sekolah lagi. Tapi, kita masih bisa bertemu di sini 'kan?"

"Iya! Aku ingin terus bertemu denganmu setiap hari, Bastian! Kau penyemangat hidupku, kau satu-satunya orang yang tidak pernah meninggalkanku."

"Meskipun kita tidak satu sekolah lagi, kau tetap menganggapku kalau aku tidak pernah meninggalkanmu?"

"Iya! Aku tidak pernah merasa jauh darimu, karena aku yakin kau tidak akan meninggalkanku. Apa kau bisa berjanji padaku, Bastian?"

"Berjanji untuk apa?"

"Jadi temanku seumur hidup."

Bastian tersenyum, Runa mengangkat jari kelingkingnya beberapa senti dari wajah Bastian. Menunggu pemuda itu mengangkat jari kelingkingnya untuk menyatukannya dengan jari kelingkingnya, Bastian pun mulai berjanji pada Runa. "Terima kasih, Bastian. Sudah mau berjanji padaku."

"Aku senang bisa melihatmu lagi, aku sengaja datang ke sini untuk menemuimu. Aku punya oleh-oleh yang sudah lama, ingin kuberikan padamu."

"Oleh-oleh? Bagaimana kalau kita duduk dulu di dalam pondok itu?" ajak Runa sambil menunjuk ke arah pondok taman, yang pernah menjadi tempat pikniknya dengan mendiang Ibunya.

Bastian mengangguk, mereka menghampiri pondok itu dan duduk di dalamnya. "Bisa berikan tanganmu?" pinta Bastian dan tanpa banyak tanya, Runa mengulurkan kedua tangannya pada Bastian.

Pemuda itu memberikan sebuah permen sebanyak 3 bungkus berwarna putih, aroma permennya langsung tercium. "Ini permen kesukaanku, aku sangat ingin memberikannya padamu dan melihat reaksimu setelah memakannya."

Bastian memakan permen itu lebih dulu, wajahnya semakin senang karena permen itu. Runa juga ikut memakannya dan mulai menyukainya. "Permennya enak, aku suka."

"Baguslah, aku membawa oleh-oleh yang kau sukai. Kapan-kapan, aku akan membawakannya lebih banyak lagi."

"Terima kasih, Bastian. Kapan-kapan juga, aku akan memberikanmu sesuatu sebagai balasannya."

Lovely Conflict Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang