1. Awal yang buruk

32 8 7
                                    

Di pagi yang cerah, burung pun senantiasa ikut berkicau dengan sangat merdu,

Hari ini adalah hari yang indah bagi siswa-siswi baru SMA Bhinabakti, karna mendapat teman baru.

Berbeda dengan Dayra, yang malah terlambat di hari pertamanya sebagai kelas 12.

"Duh mati gue, dikonciin Pak Bambang gak ya? mana Upacara juga lagi hufhh.." kicau nya seraya berlari menuju halte.

Kurang lebih 5 menit Dayra menunggu angkutan umum ini datang, untung saja tidak terlalu lama seperti biasanya.

Setelah sampai, dengan sangat tergesa Dayra berlari ke arah sekolahnya, dan benar saja ia ter-lam-bat.

"Pak Bambang pliss, 1 kali ini aja yaa. Tolong bukain gerbangnya.." bujuknya memohon dengan melas.

"Gak bisa, neng. Tuh gak liat Upacaranya udah dimulai?"

Dayra mengintip ke arah lapangan dan, ya, Upacara sudah dilakukan dengan sangat hikmat.

"Lagian kamu kan udah sering telat kali, santai aja. Mending sarapan dulu buat energi lari 10 kali putaran hukuman dari Pak Tara ahaha.." ucap Pak Bambang meledek. Mereka memang sudah akrab, karna Dayra langganan terlambat hampir setiap hari.

"Iiih Bapak...."

Pak Bambang tertawa kecil dibalik gerbang, "Gak sendirian kok tenang aja, kan ada Aa tuh.." tunjuk nya ke arah belakang Dayra.

Bola mata Dayra mengikuti ke arah yang ditunjuk oleh Pak Bambang.

Dan benar, ada seorang pria yang berdiri tepat dibelakang Dayra. Sosok yang tinggi, kulit sawo matang dan alis yang tebal, kalau dideskripsikan hampir sempurna.

Lelaki itu memakai headphone berwarna putih yang ia gantung di lehernya, dan sedang fokus pada layar ponselnya.

Dayra tidak pernah melihat pria itu sebelumnya, "Anak baru kah?" batinnya.

Upacara pun selesai, Dayra dan pria itu di suruh berlari 10 kali putaran oleh Pak Tara karna sudah terlambat.

Dan,

Bruk!

Diputaran terakhir Dayra ambruk tepat di tengah lapangan dan langsung di larikan ke UKS.

"Day, bangun!!" teriak Yolanda membangunkan sahabatnya yang terbaring lemah di kasur uks.

Pelan pelan Dayra membuka kedua mata nya dan meringis kesakitan.

"Ko gue disini sih?" ucap Dayra dengan sedikit terkejut.

"Ya lo pingsan tadi. Lagian heran deh telat mulu, ga sarapan pula. Harusnya kalo emang ngerasa telat mending sarapan dulu daripada ja-fff.." belum selesai bicara, mulut Netta sudah di sumpal roti oleh Dea.

Netta memang banyak bicara, dan sekali ngomong nyakitin. Mungkin yang belum kenal Netta lebih dalam akan merasa ia sangat ketus, padahal dia orang yang baik dan peduli.

"Udah ya Net ngomelnya, Dayra sarapan dulu nanti dia pingsan lagi. Mau lanjut ngomel nanti aja dikelas ya.." ucap Dea terkekeh kecil, dan disusul gelak tawa Yolanda dan Dayra.

Netta hanya melipat kedua tangannya di dada, merajuk seperti anak kecil dan memutar kedua bola matanya dengan malas. Tapi tidak mereka hiraukan, karna sudah paham Netta orang yang seperti itu.

Dea memberikan kotak sarapan nya pada Dayra, "Nyarap dulu nih.."

"Trus lo gimana?"

"Gampang.."

"Berdua aja gimana?"

"Udah lo aja.."

Diantara kami ber-4 Dea memang yang paling dewasa dan memiliki sifat kei ibuan.

MISTAKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang