• 1 | Reuni

1 0 0
                                    

Seharian aku berkutat dengan alat alat kecantikan, dari mulai ujung kepala hingga ujung kaki semua aku benahhi. Jujur aku excited dengan acara reuni yang diadakan nanti sore bahkan yang biasanya jarang aku memakai dress untuk kali ini aku akan memakai dress, sisi feminimku harus terlihat anggun dong.

Jam menunjukan pukul dua siang dan acara reuni jam lima sore. Entah ide gila muncul dari mana aku ingin menaiki bus untuk mengenang masa lalu. Butuh kurang lebih satu jam mencapai tempat acara reunian. Setidaknya saat ini aku bisa berjalan santai menuju halte bis butuh lima belas menit dari rumahku.

Setelah yakin dengan penampilanku, segera aku memberesi barang barangku dan keluar rumah. Selama perjalanan tak hentinya aku bersenandung melihat kanan kiri menyapa orang yang kebetulan berpapasan atau tersenyum bodoh membayangkan acara reuni nanti.

Ternyata diluar dugaan, jalanan cukup padat namun sejauh ini tidak terlalu parah sampai dianggap macet. Mungkin aku akan terlambat sampai disana, kota besar dengan kepadatan jalan adalah suatu hal yang lumrah.

Sudah pukul jam 5 sore lebih 20 menit, aku baru sampai didepan gedung. Aku berjalan santai toh pastinya awal awal juga penyambutan bagian inti pasti baru nanti malam. Dengan santai aku memasuki lift menekan tombol lantai 5, acara reuni diadakan di ballromm lantai 5.

Petugas hotel meminta kartu undanganku dan mengisi buku tamu. Setelah selesai, aku memasuki ruangan, aku sedikit terkesan dengan pemandangan didepanku. Ini seperti bukan acara reuni tapi pernikahan, banyak sekali dekorasi bunga bunga bergelantungan.

Wahh, inimah aku banget....Biru. Batinku

Aku langsung menemui beberapa teman temanku yang masih ku ingat ya beberapa aku masih berhubungan sampai saat ini tapi beberapa cuma sebatas kenal lalu lewat begitu saja... Hahaha people come and go~

Kami masih asyik berbincang sebenarnya bukan kami hanya ebberapa saja, aku hanya diam dan menikmati. Yah obrolan kami seputar "Kamu kerja dimana ? " "Udah punya pacar ? " "Oh ya kerja dibagian apa? " "Aku sih begina beginu aku ingin menjadi valing valing bambu. ". Namun percapan tersebut senyap karna pertanyaan temanku.

"Kau tau Hoshi ? " Kata Anggi temanku yang memakai dress hijau.

"Yang mana sih, Hoshi diangkatan kita ada 3 anjir ? " Sahut Andini

"Yang itu yang pakai kacamata. Lu liat dia sekarang, dia digerombolannya Yudi jamet itu. Makin cakep kan tu anak ! " Jawab anggi sambil menunjukan salah satu gerombolan yang ada disudut ruangan.

Aku pun mengikuti arah yang ditunjukan oleh Anggi. Benar Hoshi semakin tampan sudah lama aku tidak bertemu dengannya mungkin 5 tahun ini ? Tapi caranya tersenyum dan tertawa masih membekas diingatanku, masih sama.

"Sekarang dah tajir dia, ya walaupun masih kacung tapi sabilah gaji dua digit atau mungkin tiga digit. " Sahut Nindya

"Wah sabi nih gue deketin, jarangjarang umur dua puluhan sesukses itu. " Kata Andini

"Ah lu semua cowok lu gaet, mana pandang bulu orang gila aja kalo bisa digaet lu gaet Ndin ! " Sahut Gerry

"Apaan sih, gak gitu juga kalek.... Ininamanya kesempatan dalam kesempitan. "

Aku hanya tertawa kecil menanggapi ucapan mereka seraya menggeleng kecil. Tapi memang siapa yang tak suka lelalii mapan sukses kaya raya dijaman ini, bahkan rela jadi simpanan aku tidak menolak fakta itu. Namun dia seoranh Hoshi walaupun dia melarat atau gimana pun aku pasti juga tetap mau.

"Jangan ngarep lu, Ndin. Dia udah married, dah punya bontot satu kalo lo belom tau ? " Kata Anggi

Perkataan Anggi sukses membuat kaget. Aku seperti tersambar petir tak kasat mata lalu melihat anggi dengan melotot , "Hah gimana gimana ? " Beoku

"Biasa aja dong wajah, Ret. Gak usah melotot gitu. Lo coba deh cek instagramnya di Hoshi kalo gak percaya. "

Segera aku mengeluarkan handphoneku dari tas lalu mengklik aplikasi instagram mengetik akun username Hoshi. Seketika aku terbelalak dipostingan terbarunya dia menggendong anak dengan seorang waniita lalu dipostingan berikutnya foto foto cincin lalu seperti foto pernikahan ya.. Foto tersebut baru dipoating beberapa minggu lalu. Beberapa temanku pun melakukan hal yang sama.

"Wah anjir, Hoshi.. Istrinya beuhh cakep bener pantes mah ini nambah cakep. Bahagianya plus plus. " ucap Gerry bersemangat.

"Wah kalau gini sih lo kalah sebelum berperang Ndin...Hahaha " Ucap Nindya

"Wah gak asik Hoshi nikah muda.. "Ucap lesu Andini

Aku hanya bisa memandang handphoneku dengan mata kosong, bolak balik aku memandang handphoneku , teman temanku dimejaku dan hoshi disana. Rasa sesak, kecewa dan sedih menyatu jadi satu. Aku butuh ke kamar mandi.

Aku bangkit dari dudukku berpamitan dengan temanku semeja. Aku melangkah buru buru beberapa kali aku menabrak orang tapi untuk saat ini aku butuh kamar mandi menuntaskan rasa sedihku. Aku memasuki bilik kamar mandi, aku ingin menangis sekencang kencangnya namun bahkan keluar air mata menangis saja tidak.

Aku hanya diam, handphoneku masih di laman instagram postingan Hoshi. Rasa tak nyaman menyelimuti badanku segara aku keluar bilik membasuh mukaku, biarlah make up ini rusak karena air masa bodoh. Hatiku sedang tidak baik baik saja.

Dia sudah menikah, dia sudah menikah

Itulah kata yang terngiang ngiang dikepalaku, lemas badanku rasanya. Sebelumnya aku memikirkan hal hal indah, aku berfikir bertemu dengannya bertukar nomor lalu kita berlanjut chattingan semalaman. Yah... Mimpi tinggalah mimpi.

Setelah perasaanku sedikit membaik, aku bercermin membenarkan sedikit rambutku yang sedikit kusut. Mengambil lipbalm mengoleskan ke bibirku agar tidak terlihat pucat. Aku kembali ke dalam aula, aku memilih diam dipojokan, tenagaku seakan terkuras abis setelah kejadian beberapa menit lalu.

Hingga acara puncak pun aku memilih untuk diam, beberapa temanku sudah mengajakku namun aku memilih tetap disini dan menolak ajakannya. Mataku tiba tiba memburam disana ada Hoshi yang tertawa dan terlihat bahagia di tengah ballroom bersama teman temannya dan temanku.

Tanpa permisi aku langsung keluar dari ballroom entah rasa sesak itu muncul kembali setelah melihat hoshi, perutku keroncongan sejak tadi aku memang belom menyentuh makanan karna tak beselera sekarang minta diisi.

Aku melihat jam dihandphoneku sudah lebih dari 4 jam aku belom mengisi perutku. Kulangkah kakiku ke restoran terdekat karna kebetulan ditengah kota pastinya restoran ada dimana mana.

Isi dulu perutmu kawandd, walaupun patah hati kau tak boleh mati dijalan, tekadku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 04, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Farewell : Masa MudakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang