Sepasang mata hitam menatap ke arah sesosok wanita yang tengah asyik bercanda dan bersenda gurau dengan seorang gadis kecil yang tengah digendong oleh seorang pria gagah yang pandangan matanya tidak pernah berhenti memandangi sosok wanita cantik tersebut.
Jafar mengeram marah, kedua tangannya memukul pelan kemudi nya saat melihat sebuah pemandangan yang menyesakkan dadanya.
"Daddy? Are you ok?" Sebuah sapaan lembut dari sosok kecil yang duduk di belakangnya membuat Jafar tersadar.
Sembari menghembuskan nafasnya berat, Jafar melirik ke arah Rafa yang masih menatapnya dengan tatapan bingung. "Daddy oke Son!" Ucap Jafar masih memaksakan senyuman.
Rafa mengangguk antusias. "Dad! Ayo kita turun! Rafa mau main di taman." Ucap Rafa sembari mencoba melepaskan selt belt yang melingkar di perut kecilnya.
Jafar lantas membuka pintu mobil dan membantu putra semata wayangnya itu untuk turun dan berjalan ke sebuah taman yang letaknya berada di tengah kota.
Sore ini Rafa merengek ingin bermain bersama Jafar di sebuah taman yang letaknya tidak jauh dari rumah mereka.
Sebenarnya Jafar ingin menolak, namun dia tidak tega dengan keinginan sang putra, apalagi semenjak Rafa di khitan, putranya itu tidak pernah keluar rumah lagi karena kesulitan untuk berjalan. Makanya setelah Rafa sembuh dan bisa berjalan dengan leluasa Rafa meminta agar daddy nya mau mengajaknya bermain ke taman kota.
Dan disinilah sekarang, Jafar tengah berada di sebuah taman yang juga ternyata Jafar melihat Mezia dengan seorang gadis dan pria, mungkin mereka adalah sosok anak Mezia dan juga mantan suami Mezia.
"Dad aku mau main kesana!" Tunjuk Rafa ke arah sebuah taman bermain yang lumayan penuh oleh para pengunjung.
"Oke." Kata Jafar mempersilahkan putranya untuk segera bermain, dan tentu saja itu bagaikan lampu hijau bagi Rafa.
Rafa dengan antusias langsung berlari ke arah sebuah perosotan dan menaikinya.
Jafar hanya memperhatikan bagaimana cara Rafa bermain.
Melihat putranya yang terlihat sangat senang, senyum pun terbit di balik bibir Jafar.
Jafar merasa lega karena putranya bisa kembali ceria, walaupun dia tahu bahwa saat ini putranya sedih karena tidak ada sosok seorang ibu.
Rafa sudah tahu bahwa ibunya sudah lama meninggal, Jafar juga sudah beberapa kali mengajak Rafa ke pusara sang istri, mungkin semenjak keduanya kembali ke Jakarta, Jafar tidak bisa membawa Rafa ke makam Bunga karena jarak yang sangat jauh. Ya, Bunga di makamkan di sebuah pemakaman umum yang berada di California, rumah lama mereka.
"Dad!" Rafa menarik pelan celana bahan Jafar.
Jafar yang tengah bermain ponsel lantas menatap ke arah Rafa dan menatap putranya. "Kenapa boy?" Tanya Jafar.
Bukan nya menjawab, Rafa justru menggelengkan kepalanya dan mengulurkan kedua tangannya ke arah Jafar meminta agar digendong.
Tanpa banyak bertanya Jafar langsung menggendong putra kecilnya itu.
Di balik gendongan Jafar, bibir kecil Rafa mengerucut seperti menahan kesedihan.
Hingga sebuah tangan kecil menghalangi langkah Jafar dan itu berhasil membuat Jafar mengernyitkan dahinya.
"Om!" Ucapnya membuat Jafar langsung menunduk tanpa melepaskan gendongan nya pada Rafa.
"Kenapa?" Tanya Jafar.
"Maafkan Icha." Jawabnya sembari menunduk.
Mendengar permintaan maaf dari gadis cantik di hadapannya membuat kening Jafar kembali mengernyit, karena setahu dia gadis itu tidak berbuat salah apapun padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Super Mom!✔️ JAEHYUN X WINTER X JENO
ChickLitDi usia yang menginjak 34 tahun, Mezia sudah memiliki seorang buntut. namun Buntut bukan sembarang buntut, buntut Mezia merupakan seorang remaja tampan yang kini sudah duduk di bangku SMA. Memiliki kisah masa lalu yang kelam membuat Mezia mempunyai...