8

12.9K 72 3
                                    

I miss him

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

I miss him...
.
.

Setelah malam panas itu, kupikir Daddy telah luluh.

Nyatanya..

Paginya, Daddy datang dan meminta maaf padaku dengan tatapan mata yang sendu.

"Ace, maafkan Daddy."

Begitu jelas sekali raut penyesalan dan rasa bersalah di wajah tampannya. Daddy berdiri di hadapanku, menggenggam tanganku sambil menunduk dalam. Seolah ia telah melakukan dosa besar yang tak termaafkan.

Berulang kali kata maaf terucap dari bibir sexynya dan aku tentu saja tidak akan tega melihat wajahnya yang seperti itu.

Daddy terlihat sangat frustasi, ia bahkan tak sanggup untuk sekedar menatap mataku! Daddy terus memohon padaku agar aku memaafkannya dan ia juga menjelaskan bahwa tindakannya semalam adalah salah.

Lalu, apa yang harus kukatakan? Mengatakan bahwa aku memaafkannya padahal aku sendirilah yang menjebak dan mengodanya?

"Mari berhenti..."

"...dan melupakannya, Ace."

Raut wajah dan kalimatnya terus terngiang dalam pikiranku.

Tidak, Dad!

Bukan penyesalanmu yang aku harapankan, tidak bisakah kau melihatku sebagai sosok yang lain!

Aku menginginkanmu!

Sejak pagi itu, hubungan kami seperti meregang. Rasa bersalahnya seolah membentuk tembok tinggi antara aku dan Daddy. Daddy seolah menjaga jarak denganku.

Ia berangkat kerja lebih pagi dan pulang lebih larut. Tidak ada lagi morning kiss seperti yang belakangan ini sering kami lakukan di belakang Mommy. Tidak ada lagi kecupan saat berangkat sekolah, tidak ada pelukan hangat dan suara lembutnya yang menyambutku di meja makan. Bahkan Daddy selalu menolak saat aku hendak menciumnya dan menepis tanganku yang mencoba untuk menggapainya.

Tidak ada lagi skinship!

Aku memandangnya sedih dan penuh tanda tanya. Satu hal lagi yang membuatku tidak habis pikir yaitu Daddy juga mengabaikan kekesalanku, ia bahkan tidak mencoba membujukku seperti dulu.

"Tidak bisakah mengantar Ace ke sekolah, Dad?" tanyaku penuh harap.

"Tidak bisa, Ace. Daddy sibuk!" tolaknya dingin dan berlalu begitu saja menuju mobilnya yang sudah terparkir di halaman rumah.

Aku mengehela nafas menatap punggungnya yang perlahan menjauh itu dengan tatapan sendu. Akhirnya aku menyerah mendekatinya. Aku sampai ingin menangis, tidak hanya menjauhiku Daddy juga mengabaikanku!

Kami bahkan tidak terlihat seperti ayah dan anak, hubungan kami menjadi dingin dalam semalam! Haruskah aku menyesali malam itu?

Malam yang bahkan tidak bisa kulupakan!

THE SEXIEST DADDY/SEXY DADDYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang