3. Geraldy?

30 3 0
                                    


"Lo bukan pengecut, gue tau itu."

"Mungkin lo bener, Gue bukan pengecut, gue cuma orang yang diperlakukan seperti manusia yang tidak memiliki perasaan, sejak kecil. Ya gue cuma manusia yang penuh trauma." ucap Alisa dengan santai.

"Jangan pernah ngerasa sendirian," ucap Alvino, "Masih ada dia yang akan selalu ada di samping lo," lanjutnya dalam hati.

"Gue emang engga sendirian ada orang tua dan abang gue yang selalu ada buat gue." Ucap Alisa, senyum cerah terlukis disana.

"Dan ada gue tentunya yang akan selalu ada buat lo," Alvino tersenyum lalu "Gini aja deh dari pada lo kebanyakan pikiran ya kan, mending nanti ke cafe depan sekolah gimana? Gue bayarin dehhh" Alvino mengajak Alisa untuk menenangkan pikirannya lewat makan desert di cafe depan sekolah mereka.

"Beneran lo yang bayarin??" tanya Alisa dengan mata yang berbinar, Alvino hanya tersenyum dan mengangguk "emm."

"Okey, nanti gue tagih omongan lo." ucap Alisa, Alvino menatapnya "Okeyy, nanti pulang sekolah ya." ujar Alvino dengan sedikit bersemangat. Alisa tiba-tiba saja tertawa, Alvino mengerutkan keningnya heran.

"hahahha, lo aneh vin. Lo yang sekarang sama yang di WhatsApp beda banget. By the way makasih yaaa go food nya."

"Hehhehee, ya gituu semalem gue prik banget yaa? Ooo iyaaa, Lo suka gak makanannya? Gue gak tau apa makanan kesukaan lo jadi gue milih asal aja."

"Gue cukup suka. Oh iya lo dari tadi disini?" tanya Alisa sembari membalikan badan dan melihat pemandangan yang terlihat dari rooftop sekolahnya.

"Gue dari tadi disini, ke kelas juga percuma pasti ngantuk, ini bentar lagi temen gw pada kesini."

"Rame?" tanya Alisa.

"Engga, cuma Zio, Kenzo sama Gerald doang." Jelas Alvino, Alisa nampak berfikir tentang 'Gerald' nama itu tidak asing di pendengaran Alisa. Tiba-tiba Alisa teringat dengan satu nama "Geraldy Renantama"

"Pacar sepupu gue?" tanya Alisa kepada Alvino. Alvino hanya tersenyum lalu "ya lo benar, dia anak dari Tante Rena kan, dan pacarnya itu kalau nggak salah namanya Shena kan, " Alvino terucap demikian.

"Iya Shena itu sepupu gue, dia anak dari Om zehan." Celetuk Alisa. Alvino membulatkan matanya, pada dasarnya dia belum tahu tentang siapa itu Sena sebenarnya. Siapa yang tidak kenal dengan ayah Sena bahkan ayahnya sering sekali menyebut nama Zehan, dia adalah orang yang ikut serta dalam kecelakaan yang dialami oleh kakak ayahnya, yaitu Alvaro erlino Aditama.

"Shena beneran anak dari Om Zehan? "Tanya Alvino dengan tampang yang serius. Alisa menganggukkan kepalanya,"lo nggak percaya? Shena emang nggak mirip sama ayahnya, dia lebih mirip ke tante Hana. "

"Sumpah gue nggak nyangka kalau Shena beneran anak dari Zehan. "Alvino masih tidak percaya akan apa yang dia ketahui sekarang. Alvino pastikan bahwa temannya itu belum mengetahui hal ini. Alvino tidak membayangkan reaksi Rena, ibu dari Gerald sendiri bagaimana.

"Emang kenapa? Lo tau sesuatu vin?" tanya Alisa.

"Gapapa sasaaa." Alvino mengusap kepala Alisa "Ga ada apa-apa jugaa"

"Ihh rambut gue," keluh Alisa. "Eh, lo manggil gw apa tadi?" tanya Alisa kepada Alvino.

"Sa...saa? Itu panggilan khusus buat lo keren ga?" Alvino berkata sembari tersenyum ceria.

"Jelek banget, anehh." Alisa memotong kalimatnya sejenak "Tapi gue suka. Lo bikin sendiri?"

"Engga, Gerald yang nyaranin." Ucapnya dengan tatapan sendu, Alisa sendiri tidak mengerti apa maksud dari tatapan itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 02, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AlvinoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang