BAGIAN 12

1.1K 204 12
                                    

"Kau ini kenapa? Sedaritadi aku melihat mu senyum senyum terus..."

Lisa yang menyipitkan matanya menatap rosé yang berada di sebrang nya, "aku? Tidak apa... Kenapa?" Rosé yang bertanya balik.

"Kau sedang sakit ya? Sedaritadi aku melihat mu senyum senyum terus... Ada apa?" Lisa yang bertanya kembali.

"Aku tidak apa... Kenapa kau curiga?" Rosé menaikkan sebelah alisnya menatap Lisa, "ya tidak biasanya saja kau senyum sepanjang hari..." Lisa yang menggidik kedua bahunya.

Rosé yang mendengar itu memutar bola mata malas, "aneh..." Gunggam rosé yang menggeleng.

👑👑👑

"Badan mu panas, apa kemarin kau bermain hujan, huh?" Jennie yang menyipitkan matanya menatap jisoo.

"Ah itu... Hehehe... Maafkan aku..."

Jisoo yang hanya cengengesan menatap wajah garang jennie yang siap mencakar nya.

"Kau ini bandal sekali... Sudah tau tidak bisa mandi hujan kenapa bermain hujan..." Jennie yang menyentil dahi jisoo.

"Ishh sakit... Maafkan akuu..." Jisoo yang mengelus dahinya, "sudah lah.... Minum obat mu biar aku ambil kan air untuk mengompres panas mu agar turun..." Jennie yang berdiri.

"Iya niniiiii..."

Jennie keluar dari kamar jisoo bersama dengan Maximus, "aku rasa dia tidak akan ke perbatasan karena sedang hujan..." Jisoo yang melihat keluar dari jendela kamar nya.

"Ya semoga saja... Karena berbahaya jika dia datang sendirian..." Jisoo yang menarik selimut nya.

Tak lama jennie kembali ke kamar jisoo sembari membawa sebuah baskom berisi air untuk mengompres dahi jisoo.

"Tiduran lah..."

Jisoo menuruti perkataan jennie, ia berbaring di kasur nya yang empuk itu. Setelahnya jennie mengompres dahi nya.

"Kak ji, boleh aku bertanya?" Ucap jennie setelah selesai menaruh sebuah kain basah di dahi jisoo.

"Ya... Tanya lah.." Jawab jisoo yang menarik selimut nya lagi agar menutupi seluruh tubuhnya.

"Kenapa kau sekarang sering ke perbatasan? Apa putri rosé juga sering ke sana?" Pertanyaan jennie itu membuat jisoo terdiam.

"Oh itu... Karena akhir akhir ini angin di sana sangat enak untuk meregangkan persendian ku..." Jawab jisoo asal.

"Benar kah?" Jennie yang menyipitkan matanya, "ya tentu saja... Kenapa aku harus berbohong?' Jisoo menaikkan sebelah alisnya.

"Bukan karena kamu suka bertemu dengan tuan putri kerajaan?" Jennie yang menyipitkan matanya.

"H-hah? Tidak... Kenapa kau berfikir seperti itu?" Jisoo yang sedikit gugup. "Yeah tidak apa... Hanya terlintas saja seperti itu..." Ucap jennie yang menggidik kedua bahunya.

"Tidak lah..."

👑👑👑

Jisoo dengan panas yang sudah mereda itu menatap dirinya di cermin. Ia berniat untuk pergi ke perbatasan karena mungkin rosé ada di sana.

Saat hendak keluar kamar ia melihat vincenzo dan penasihat akan lewat di depan kamarnya membuat ia dengan cepat kembali menutup pintu kamar nya tetapi tidak rapat.

"Apapun itu aku harus menikahi anaknya..." Tegas vincenzo pada sang penasihat. "T-tapi tuan... Umur mu dan umur tuan putri sangat jauh..." Ucap sang penasihat.

"Aku tidak perduli... Jika aku tidak mendapatkan ibunya maka Aku harus mendapatkan anaknya... Kau paham!?" Vincenzo yang menyenggak.

"P-paham tuan..."

"Ah ya... Bagaimana dengan surat palsu itu? Apa kau sudah membuat nya?" Ucapan vincenzo itu membuat jisoo menyirit.

Surat?

"Sudah tuan... Tapi apa kau yakin untuk memalsukan semua isinya? Maksudku tidak kah kita mencari dahulu surat aslinya yang di simpan raja drake?" Ucap sang penasihat.

Obrolan keduanya membuat jisoo semakin bingung, "tidak perlu... Mau kita cari pun isi suratnya akan berbeda dengan yang kita buat..." Ucap vincenzo sebelum pergi meninggalkan sang penasihat.

"Ah tunggu tuann..."

Setelah keduanya jauh, jisoo langsung keluar dari kamarnya. "Mereka membicarakan siapa? Dan lagi surat apa?" Jisoo yang masih terheran heran.

"Ayah menyimpan surat apa?" Beberapa pertanyaan itu benar benar membuat jisoo bingung.

"Ah sudah lah... Aku pergi saja..."


























VOTE NYA KAKAKA

MY PRINCE (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang