BAGIAN 18

887 170 7
                                    

Lisa bersiul siul sembari berjalan menuju kamarnya karena ia baru saja selesai menjumpai panglima Theodore.

Tiba tiba langkah nya terhenti saat ia berada di depan pintu kamar rosé yang terbuka sedikit, ia mendengar suara...

Tunggu... Dia sedang menangis!?, lisa yang dengan perlahan mendekati pintu kamar rosé lalu mengintip.

Ia bisa melihat kalau rosé sedang menatap langit dengan bahu yang bergetar seperti sedang menangis membuat lisa langsung masuk begitu saja ke kamar rosé.

"Hey apa yang terjadi dengan mu!?"

Rosé yang melihat lisa tiba tiba masuk itu langsung menghapus air matanya, "k-kau sudah selesai dengan materi mu?" rosé yang bertanya saat lisa naik ke kasur.

"Jangan mengalihkan pembicaraan... Apa yang terjadi dengan mu?! Kenapa kamu menangis!? Seseorang melukai mu!? Katakan padaku..." lisa yang merengut.

"Tidak, lalis... Aku tidak apa... " rosé yang tersenyum tipis, "tidak apa, apa nya!? Kau menangis rosé! Katakan padaku apa yang terjadi dengan mu.." lisa yang memegang kedua pundak rosé.

Rosé yang mendengar perkataan lisa itu terdiam, "aku.... Aku beneran tidak apa, lisa..." rosé yang menghela nafas.

"Kau yakin?"

"Yaa.."

"Jangan berbohong pada ku... Kau di lukai seseorang? Siapa? Apa itu jisoo!? Apa yang jisoo lakukan padamu tadi!?" lisa yang menyatukan kedua alisnya.

"Tidak lisa... Dia tidak melukai kuuu... Dia tidak salah... Aku tidak apa apa... Sudah lah lupakan... Kembalilah ke kamar mu... Aku ingin istirahat.." ucap rosé yang menarik selimut nya.

"Hey... Kau kenapa?"

"Aku tidak apa apa... Pergi lah... Aku sedang tidak ingin berbicara lebih banyak...."

👑👑

"Senyum lah, prince.."

Bibi yang sedang merapikan kemeja jisoo itu menatap jisoo yang sedari tadi memasang wajah kesal.

"Tidak mau... Huh... Aku tidak ingin menjadi raja!"

"Haishh...  Apa Tidak ada perkataan lain selain itu yang keluar dari mulut mu!?" jennie yang berada di sana berdecak sebal.

"Tidak"

"Ck, sudah lah.. Cepat kau keluar... Kak irene sudah datang bersama dengan keluarganya.." ucap jennie sebelum pergi dari sana.

Sedangkan jisoo hanya menghela nafas kasar, "sudah lah, Prince... Jangan murung seperti itu..." ucap si bibi lagi.

"Bagaimana tidak murung, bibi? Masa aku di paksa menikah dengan seorang kekasih teman ku!? Seulgi pasti sangat membenci ku..." bibi yang mendengar hal itu hanya menghela nafas.

"Jisoo cepat lah!"

Vincenzo yang muncul dari pintu masuk lalu mendekati jisoo dengan senyum yang sumringah.

"Kau terlihat menarik..."

Jisoo yang mendengar itu memutar bola mata malas lalu pergi dari sana meninggalkan vincenzo.

"Ck, anak itu benar benar masih anak anak... Tidak sopan sekali..."

Vincenzo menyusul jisoo yang berjalan menuju ruang utama, jisoo melihat ada irene dan juga kedua orang tuanya.

"Selamat pagi yang mulia..." ucap raja Chester yang menunduk sekilas pada jisoo yang ikut menunduk sekilas.

"Pagi baginda raja.."

Jisoo melirik irene yang hanya menunduk saja tidak menatapnya, "maafkan aku karena kami sedikit lama tadi, Chester..." vincenzo yang merangkul jisoo.

Sedangkan jisoo mau tidak mau membiarkan vincenzo merangkul nya, "baiklah bagaimana jisoo? Apa kamu senang melihat calon mu?" vincenzo yang menatap jisoo.

"Ya... Paman bisa aku berbicara sebentar dengan putri irene?" ucapan jisoo membuat irene menyirit.

"Ya tentu silahkan lah..."

Jadilah irene mengikuti jisoo menuju taman belakang karena jisoo mengajaknya, "ada apa dengan mu, ren?" jisoo yang melirik irene.

"Aku.. Jisoo apa ini serius?" irene yang bertanya balik membuat jisoo menghela nafas.

"Irene... Kau mencintai seulgi kan? Kenapa kamu menerima ku?" jisoo yang menaikkan sebelah alisnya.

"Aku terpaksa jisoo... Pamanmu mengancam kami... Apa tidak ada cara lain untuk menyelesaikan masalah hutang kita?"

Jisoo hanya menghela nafas kembali sembari memijat pelipis nya, "maafkan aku irene karena aku mengambil mu dari seulgi..." jisoo yang kembali menatap irene.

"Apa kita tidak bisa membatalkan ini? Aku rasa percuma saja jisoo... Kita tak saling mencintai... Aku hanya menganggapmu sebagai adikku..." irene yang memegang lengan jisoo membuat jisoo tertegun.

"Rene... Aku tau itu tapi paman vincen tidak mengerti..."

"Kumohon jisoo...aku hanya ingin seulgi... Apa kamu tidak memiliki seseorang yang kamu cintai juga? Apa kamu tidak ingin bersanding dengan nya?" ucapan irene membuat jisoo terdiam.

"Aku....




















Love is an open door~~~

Btw vote lahhh

MY PRINCE (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang