Bab 04

1.8K 134 3
                                    

⚠️ Part ini berisikan adegan yang tidak layak untuk di tiru. Mengandung unsur kekerasan fisik. ⚠️

.
.
.

.
.
.

Mew yang kesal dengan apa yang sudah ia saksikan kini pergi ke rumah sakit dan ingin bertemu dengan seseorang di sana.

Entah kenapa hati dan nalurinya ingin sekali bertemu dengan wajah manis dan cantik pemuda yang baru saja ia temui tadi pagi.

"Sial!! Kenapa aku malah memikirkan pemuda manis itu di saat aku seperti ini. Aargh!! Ini sudah tidak beres, ada yang salah denganku." Memukul stir mobil miliknya cukup kencang.

Baru saja mobil Mew ingin memasuki area gedung rumah sakit yang menjulang tinggi, ponselnya bergetar.

Drt, drrtt,,,

Melihat si penelefon dan ternyata itu adalah Bright. Mengangkat panggilan telefon itu melalui Bluetooth yang di sambungkan di mobil miliknya.

"Ada apa Bri." Suara dinginnya.

"Kami sudah berhasil menangkap orang yang sudah berusaha ingin mencelakai tuan, pada saat ingin menghadiri peresmian hotel baru Anda di Ciang Mai, tuan."

"Bagus, kau urus orang itu dan aku akan segera datang ke sana."

"Baik tuan."

Panggilan pun terputus dan Mew mengubah alurnya menuju markas besar miliknya dan tak menghiraukan keinginanya untuk bertemu dengan pria manis yang menjadi kegundahannya kali ini.

Mengendarai mobil sangat kencang membelah langit malam berselimutkan udara yang sangat dingin.

Rasa amarah, kesal, kecewa, benci dan ingin membunuh pun telah mendominasi tubuh Mew kali ini.

"Sepertinya kita akan berpesta malam ini." Smirik di wajahnya mengingatkan apa yang akan ia lakukan pada tikus tangkapannya.

Mobil mewah memasuki sebuah gedung tua namun sangat besar sebagai markas persembunyian miliknya. Keluar dari dalam mobil dengan wajah arogannya tak lupa ia menutup pintu mobil miliknya cukup kencang.

Brugh,

Beberapa anak buah miliknya yang menjaga di bagian depan gedung pun datang mengahampiri Mew dan memberi salam penghormatan bagi ketua gengster yang tak kenal rasa ampun itu. Tak ada yang mengetahui sisi gelap Mew selama ini bahkan istrinya pun tidak mengetahui latar belakang kehidupan suaminya selama ini.

"Malam tuan besar," sapa seluruh anak buah miliknya yang tengah berbaris rapi menyambut kedatangannya.

"Dimana tikus kecil itu,"

"Dia ada di dalam sana bersama dengan tetua Singto dan Bright."

"Baiklah, awasi situasi di sini dan jika ada yang mencurigakan habisi mereka tanpa ampun."

"Baik tuan." Kompaknya lagi dan Mew pun pergi memasuki sebuah degung tua gelap dan begitu menyeramkan namun tidak untuknya karna jika memasuki gedung menyeramkan itu, ia bisa menuntaskan segala sesuatu yang menghalangi dirinya.

Berjalan dengan sangat angkuh dengan tatapan mata tajam seolah ingin membunuh bagi siapa saja.

Tap, tak, tap, tak,

Suara sepatu pantofel berbunyi nyaring di keheningan malam di dalam sebuah gedung yang sudah terbengkalai.

Semakin lama suara sepatu itu semakin mendekat hingga munculah sosok yang sangat di takuti bagi musuhnya dengan wajah penuh amarah dan kekejaman.

Selir || MewGulf End ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang