Jangan lupa like & komen buat nyemangatin aku lanjutin ceritanya ya...
Happy Reading.
◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡
"Hati - hati dari berbagai arah, hari ini anak panah siapa yang tau mungkin besok jantung."
Suara yang beberapa menit dulu terkesan sangat halus, justru saat ini membisik begitu mengintimidasi.
Dengan acuh Jaemin berjalan melewati Jeno begitu saja lalu menghampiri Mark.
"Menarik"
❥ ✰ ┊F E A R L E S S
◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡◡"Kau tampak sexy dengan lace yang menutupi matamu" Bisik Jaemin membuat Mark kikuk.
Saat ini hanya ada mereka berdua di lorong. Setelah penyambutan Jaemin tadi mereka menghabiskan waktu bersama untuk menikmati sarapan dan setelah bercengkrama begitu lama akhirnya Jaehyun dan Taeyong harus pergi, semuanya sudah kembali dengan kegiatan dan kesibukan mereka masing - masing dan disini lah Mark yang ditugaskan Taeyong untuk membawa Jaemin ke kediamannya dan menemani.
Lebih tepatnya Taeyong ingin Mark berkenalan dengan Jaemin lebih jauh.
Sebagai calon pendamping Putra Mahkota sudah sewajarnya Jaemin menempati kediaman Mark dimana posisi kamar mereka akan bersebrangan.
"Hoo.....Apa ini Putra Mahkota kita sangat pendiam rupanya, berbeda sekali dengan yang biasa aku temui" Bisik Jaemin lagi membuat langkah Mark terhenti dan diikuti oleh Jaemin yang kini tersenyum jahil.
Setelah memastikan semuanya aman dan mereka hanya benar - benar bedua Mark menarik Jaemin kedalam perpustakaan pribadinya lalu mengunci pintu tersebut, tanpa diperintah Luke sebagai seorang Shadow Knight segera berjaga.
Jaemin berdebar bukan main menebak apa yang akan Mark lakukan selanjutnya, terhitung sudah dua bulan lamanya sejak terakhir mereka bertemu tanpa diketahui oleh siapapun sebenarnya mereka berdua sudah mengenal sejak lama.
Namun yang Mark lakukan hanya menarik Jaemin kedalam pelukannya tanpa mengatakan apapun menyalurkan emosinya, Jaemin yang mengerti segera melepaskan ikatan lace yang menutupi kedua mata favoritenya menampilkan iris hazel dan amber yang kini menyapanya.
Jaemin sangat menyukai dua iris mata berbeda warna itu.
"Aku melihat tanganmu mengepal saat kejadian tadi, haruskah aku melenyapkannya?" Pertanyaan Jaemin yang sukses membuat Mark tertawa.
Mark melepaskan pelukannya dengan Jaemin kemudian menghempaskan tubuhnya berbaring diatas sofa "Jika bisa aku ingin melakukannya sendiri, namun Bubu tidak akan kuat menghadapi kematian salah satu anaknya."
Jaemin membaringkan dirinya disamping Mark, sofa itu cukup luas untuk mereka berdua.
"Katakan saja kapan waktunya, maka akan aku lakukan."
Mark kembali tertawa, dalam sekejap dia menahan kedua tangan Jaemin lalu menindih tubuh si Kapten Red Knights dengan mudah meskipun perlawanan tidak suka dari Jaemin berakhir sia - sia.
Pandangan Mark menggelap dikuasai oleh emosi yang selama ini tertahan dan saat ini hanya bibir Jaemin yang menjadi fokusnya "Kenapa kau suka sekali membunuh?"
"Tanyakan pada seorang bocah berumur 6 tahun yang mengajariku!" balas Jaemin sengit.
Pandangan Mark kini fokus menatap Jaemin intens, mengecupi setiap inci tubuh Jaemin yang menjadi candunya melebihi Shisha yang biasa dia hirup di penghujung malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
FEARLESS ❥ ✰ ┊MARKMIN
Fiksi PenggemarPlayer vs Playboy apa jadinya? Mark si player dan Jaemin si playboy, memiliki rasa ketertarikan antara satu sama lain setelah beberapa kali bertemu. Lalu bagaimana? Jaemin yang akan terperangkap menjadi salah satu mainan milik Mark, atau justru Mark...