23

1.2K 136 4
                                        

Eiko tersentak,  jantungnya berdetak kencang, butuh waktu beberapa detik untuk dia sadar, bahwa harus melihat siapa yang berbicara dengannya

Perlahan Eiko membalikan badannya, untuk melihat siapa wajah dibalik suara itu, namun

Tidak ada siapapun

Eiko mengedarkan pandangan ke arah lain, tapi hasilnya sama saja, tidak ada siapapun disana, hanya suara itu yang menggema dan berkata

"Aku cukup terkesan dengan dirimu yang datang sendiri"

Dahi Eiko berkerut, sempat terdengar decihan samar lolos dari bibirnya, sembari terus mengedarkan pandangan Eiko merespon

"Apa maumu dan kenapa kau tau nama lengkapku?!"

"Tentu saja aku tau, keluarga Kaedehara yang seharusnya lenyap, tapi karena ilmuan itu membuatnya hidup kembali"

"Aku tak mengerti"

"Tentu saja, karna kau adalah bocah. Hah ya ampun tidak sia-sia aku melenyapkan mereka. Sekarang aku bisa mengambilnya kembali, atau mungkin bermain-main dulu"

"Tunggu! Jadi kau yang telah membunuh papa dan mama!

Suara Eiko semakin terdengar keras ketika menyadari sesuatu dibalik kalimat orang asing yang bahkan wajahnya masih belum dia ketahui, dia menunggu jawaban

Tapi bukan jawaban yang dia dapat, melainkan tawaan, yang menggelegar dengan rasa puas

Mendengar kalimat dari orang asing itu membuat Eiko tersadar, tiap kalimat yang di ucapkan memiliki satu arti, bahwa dia adalah dalang dibalik pembunuhan kedua orang tua Eiko

Air mata Eiko sempat jatuh ketika tau kenyataan ini, rasa sakit yang masih tersimpan jauh di lubuk hatinya mengenai kedua orang tuanya, kenangan pahit itu kini terbawa mengalir di dalam emosinya saat ini

Apakah harus marah? Karena mengetahui bahwa dalang pembunuhan orang tuanya sudah dia temukan? Ataukah sedih? Karena menerima kenyataan ini? Mungkinkah bahagia? karena akhirnya dalang pembunuhan orang tuanya saat ini berada didekatnya dan dia bisa saja bertarung untuk membalaskan dendam?

Apapun itu, Eiko tidak bisa memilih, seluruh rasa dan emosi bercampur aduk di dalam pikirannya

"Tunjukkan dirimu sekarang! "

"Untuk apa? Percuma saja bocah... Kau masih lemah"

Dahi Eiko semakin berkerut karena amarah, begitu juga dengan air matanya yang menetes semakin banyak

Emosi yang bercampur aduk inilah yang membuat pikiran Eiko menjadi tidak fokus, dan menjadi kesempatan untuk lawan, ketika melihat pikiran Eiko terpecah

Alhasil beberapa aura hitam pekat perlahan keluar di tempat dimana Eiko berpijak, mulanya seperti asap, namun perlahan terdapat tali yang terbuat dari aura yang sama, mengunci Eiko dan mencekiknya

Eiko sempat melawan, tapi dia berakhir terjatuh di pasir itu, dan pandangannya semakin memudar dan hanyalah kegelapan yang dia liat sebelum kesadarannya hilang

*

*

*

"Cih... Sialan!"

Tembok berwarna putih itu retak ketika tangan dari seorang pemuda berhasil memukul tembok itu dengan keras, untuk melampiaskan amarahnya, giginya menggeretak dan tangannya mencengkram kuat, hampir saja dia bisa melukai tangannya sendiri karena kukunya bisa saja menusuk telapak tangannya

"aku nggak tau ternyata dia mengikuti Eiko selama ini" lanjutnya

Pemuda itu tertunduk, helaian rambut berwarna putih itu terlihat terjatuh mengenai eye patch yang dia kenakan di bagian mata kirinya

過去を変える || KazuScaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang