CHAPTER 6

161 35 2
                                    

Chika pulang lebih awal dari biasanya, sepanjang jalan gadis itu terus tersenyum sambil mengayuh sepedanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chika pulang lebih awal dari biasanya, sepanjang jalan gadis itu terus tersenyum sambil mengayuh sepedanya. Nathan yang dalam mode kupu-kupu setia menempel di pundak Chika. Senyum Chika tambah lebar saat semilir angin sore menerpa wajahnya, membuat sensasi sejuk, apalagi jalanan terlihat sepi. Nathan terbang dari pundak Chika, lalu merubah dirinya menjadi manusia, membuat Chika sedikit kaget dan hampir saja sepedanya itu oleng, untung saja dia tidak jatuh.

Nathan berdiri di depan Chika yang sudah menghentikan sepedanya, lalu Petrichor itu mengambil-alih sepeda Chika.

"Kau membonceng saja di belakang, biar aku yang mengemudi.." ucap Nathan sambil memegang tangan Chika yang masih berada di stang sepeda.

"Kau bisa naik sepeda??" tanya Chika heran, namun dia menurut dan turun dari sepedanya.

Nathan menampilkan smirknya yang sedikit menyebalkan.

"Tentu saja.." jawab Nathan sambil naik ke sepeda Chika.

Nathan yang sudah siap dengan sepeda milik Chika, tersenyum sambil mengisyaratkan Chika untuk duduk di belakang. Dengan hati-hati Chika duduk di jok belakang, kedua tangannya memeluk perut Nathan dengan erat.

"Kau siap?" tanya Nathan.

"Iya. Hati-hati Nath ⎯  wuaaaaaaaaaa!!!!" belum sempat Chika menyeleseikan kata-katanya, Nathan sudah mengayuh sepeda itu melewati jalanan yang menurun.

Nathan tertawa dengan suaranya yang khas. Semilir angin menerpa wajahnya juga Chika. Chika semakin mengeratkan pelukannya pada perut Nathan.

"Yakkkk!!!! Yakk!!!! Jangan terlalu cepat bodoh!" umpat Chika saat Nathan mengayuh sepedanya dengan kecepatan extra.

Sepeda yang di kendarai Nathan meluncur bebas di jalanan yang menurun. Nathan terbahak dan Chika semakin mengeratkan pelukannya. Nathan membelokkan sepedanya menuju ke jalan setapak yang mengarah ke hutan. Jalanan yang tadinya mulus kini berubah menjadi berbatu.

"Haishhhh!!! Kau bisa merusak ban sepedaku bodoh!" umpat Chika, kedua tangannya masih terulur memeluk perut Nathan. Laju sepeda juga mulai melambat, Nathan hanya tersenyum dalam diam.

"Kita mau kemana sih?? Kau tidak akan membuangku ke hutan kan??" tanya Chika, membuat Nathan seketika tertawa geli.

"Sudah, kau diam saja. Nanti kau juga akan tau kita kemana, yang pasti kau akan menyukai tempat itu." jawab Nathan sambil tersenyum, wajahnya sedikit bercahaya kebiruan, dan tentu saja Chika tidak melihatnya.

Chika hanya berdehem saja, menuruti Nathan yang entah kemana akan membawanya. Di kiri dan kanan hanya terlihat pepohonan, sedikit cahaya menyorot dan menembus lewat celah-celah rindangnya pepohonan yang berdiri kokoh. Hawa dingin mulai menyeruak saat Chika dan Nathan semakin masuk ke dalam hutan. Nathan menghentikan sepedanya, lalu Peri Hujan itu turun membuat Chika juga ikut turun dari sepeda dengan raut wajahnya yang bingung.

𝐏𝐄𝐓𝐑𝐈𝐂𝐇𝐎𝐑 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang