[Delapan]

3 2 3
                                    

•_•

Sekolah kembali dimulai, bebeda dari tahun kemarin, Sekarang Kalea, Sasa, Narendra dkk, telah menginjak kelas 12 alias akhir dari putih abu abu mereka.

Kelas mereka tetap sama ... yaitu kelas 12 Ipa-1. Namun bangku tempat duduk mereka kini terpisah.

dengan Kalea di samping kanan barisan kedua dan Narendra di Samping kiri barisan kedua. mereka Ldr wkwk.

jadian aja belom.

ekhem!

"Anjirrr ga kerasa udah tinggal 1 tahun lagi kita disini" Ujar Daniel sambil merenganhkan tangannya.

"lebay lo kudanil!"

"dih?! diem lo jam arloji!"

Huft ... padahal baru masuk, udah ribut aja tu dua anak.

"Kal yang sabar aja ya, kifa senasib kok tenang aja" ujar sasa berusaha mnguatan sesama, karna mereka berdua jauh dari bangku Crushnya masing masing.

"Dih ogah gw senasib sama lu! intinya gw bakal berjuang buat dapetin yang kali ini!" ucap Kalea bersemangat.

"yeee serah lu dah!"

pembelajaran dilangsungkan dengan seperti biasanya, hanya ada keheningan dan satu suara guuru yang tengah mengajar.

Narendra yang nampak tengah gabut mendengarkan pembelajaran yang sama sekali tidak masuk di otaknya itu kini menjelajahi kepalanya untuk melirik isi kelas barunya. sebenarnya tidak ada yang lebih menarik dari kelas ini, masih sama dengan yang dahulu menurutnya.

namun saat matanya tengah menatap wajah serius anak anak kelasnya dirinya salah fokus ke arah seorang gadis putih manis, dengan rambutnya yang di urai panjang, gadis itu kini sedang serius menatap bor dengan tangannya yang menyingkirkan poni poni kecil yang menutupi matanya.

satu kata untuknya yaitu 'Cantik'

Tatapan kalea tanpa sengaja menuju ke arah Narendra yang sedang memerhatikan sesuatu, karna penasaran dirinya mencoba untuk melihat ke arah sesuatu itu.

Dia Rara, Rara Gladissya, seorang murid perempuan yang terkenal akan kulit seputih susunya, ya, Dia sangat cantik.

Entah mengapa tapi kini hati Kalea berdebar.

bukan karna dirinya suka Rara! dirinya masih normal asal kalian tau!

Hati kalea berdebar, ia merasakan nyeri yang lumayan di hatinya, ingin sekali ia mencolek mata Narendra agar berhenti menatap Rara, namun rasanya itu terlalu kejam.

"Kalea! lihat ke depan!" kalea tetap diam seolah olah tidak mendengarkan suara guru di depan, sampai sampai serentak Ruang kelas memanggilnya dengan sedikit emosi

"KALEA!"

Kalea tersadar "hah? apa?" Kalea refleks menatap Sasa.

"ck! lu di panggil guru karna ga merhatiin!"

kalea mengangguk paham "maaf bu, saya kurang fokus"

"baiklah sekarang cobalah fokus dengan pelajaran!"

"baik bu"

._.

geng inti Aeros kini tengah berkumpul di salah satu meja di kantin, dengan Daniel yang memesan, Arlo yang tengah sibuk dengan ponselnya, Narendra yang tengah melamun dan Alvin yang tengah bucin pada calon kekasihnya hha siapa lagi kalau bukan Sasa.

"Ciee yang lagi chattan sama calon ayang ..." Tidak ada angin tidak ada hujan tiba tiba Daniel muncul di belakang Alvin yang tengah berkutat dengan ponselnya.

Alvin segera menutup handphonenya dirinya kini menatap sinis Daniel yang sangat lancang mengintip privasinya.

"Yaudah sih wirr sorry sorry ..." langkahnya kini menuju kursi samping Narendra.

"bengongin apa si wirr?" Tanya Daniel sambil menepuk pelan pundak Narendra.

Narendra melirik sekilas "kepo lu"

"dih! ini orang orang kenapa pada sinisin gw si?"

krik krik krik

"Pucek buat lu semua!"

._.

Disisi lain Seorang perempuan kini tengah menatap kagum pada seseorang yang di kaguminya, siapa lagi kalau bukan Kalea pada Narendra? hha kini terbalik, Kalea yang mengejar wkwk.

Kalea sibuk mengagumi pahatan pahatan indah di wajah Narendra. hoody hitam yang tengah di kenakannya, tangannya yang tengah menyikapkan rambutnya ke atas, wajahnya yang nampak sedang bad mood. membuatnya terlihat seperti sangar, namun Kalea suka itu.

"confes gih sebelum dia suka orang lain" Ucap sasa tiba tiba yang membuat kalea seketika menoleh dan menatap malas Sasa.

"lu tau kan gw paling anti sama cewe yang suka confes ke cowo duluan, dan gw ga mau ngelakuin itu!" tekan Kalea.

"iya dehhh si paling harga dirinya  seharga alam semestaa"

"lebih dari itu ya!"

"eh? itu si rara bukan ya? kok celingak celinguk kayak anak ilang si?" tanya Sasa sambil matanya yang memicing, entah karna tidak terlihat atau apalah itu author tidak tau.

"kayaknya sih iya, coba panggil"

"Rara!" rara seketika menoleh, Kalea dan sasa mengisyaratkan untuk  rara datang kearah mereka. dan dengan mudah Rara berjalan menuju mereka berdua.

"lo ngapain celingak  celinguk kayak anak ilang?" Tanya Sasa yang memang sedang kepo.

"itu .. lagi nyari Tempat duduk kosong, soalnya hw kesini sendiri, temen temen gw semua lagi pada diet katanya." jelas Rara.

"Yaudah sini aja habung sama kita"

"emangnya boleh Kal?" tanya Rara ragu.

"ya boleh lah ... sini duduk"

"Thanks ya. maaf banget nih gw tiba tiba gabung," ucap Rara canggung, dirinya memang sedikit Gugup pada orang baru.

"Santai aja ra .. kuta baik kok, ya .. meskipun dari tampangnya si Sasa nyeremin, tapi dia baik!" Kalea menatap Sasa sekilas lalu lanjut tersenyum pada Rara.

"anjir kok gw yang kena!?" marah Sasa, dirinya memukul Kalea perlahan.

Kalea yang tak mau kalah pun juga memukul pundak Sasa sedikut lebih keras.

"Akh! Anj🐶 ya lu!" kesabaran Sasa yang setipis tiau kini telah menjadi koyak.

"Wahh toxik ih! ga seru ah!"

"ya lu mukulnya kenceng bego!"

"makin Toxik! ga like!" Kalea kini berekting marah dengan tangan yang di lipat di dada dan membuang mukanya ke arah lain.

Rara yang melihat kerandoman kedua perempuan jadi jadian tadi terkekeh pelan.

Slayy💅

"maafin kelakuannya Kalea ya Ra, dia emang agak sengklek."

"dih lagi ngomongin diri sendiri mbak?" jawab kalea tak terima.

"bicit!"

._.

"kayaknya gw suka dia" gumam seseorang di bangku sebelah.

•_•

Jangan lupa vote and coment!❤️🐸

Something About YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang