Bab 3 Selamat berpisah dan sampai bertemu lagi

24 6 1
                                    

JAUH DARI ORANG YANG KITA SAYANG BUKAN HAL YANG MUDAH, TAPI BAGAIMANA CARA KAMU MENOLAKNYA? HAL ITU PASTI TERJADI_DINDA

****

Menunggu memang sangat melelahkan, membutuhkan waktu yang banyak dan membutuhkan kesabaran yang luas. Tapi dengan bersabar menunggu, kita menerima banyak sekali pembelajaran, kalau orang yang kita tunggu memang pulang kembali pada kita, berarti kita memang tujuannya.

Gadis cantik sedang berdiri di depan kaca besar sambil menggunakan seragam jaz biru sekolahnya kemudian menyemprotkan parfum beberapa semprot ke seragamnya. Selesai dengan itu Dinda pun mengambil tas sekolahnya dan bersiap-siap untuk turun kebawa. Sebelum itu, Dinda terlebih dahulu mengecek semua isi tasnya takutnya ada yang ketinggalan. Merasa semua aman, lalu ia pun keluar dari kamarnya untuk melaksanakan sarapan sebelum ke sekolah. sudah beberapa hari terakhir ini, gadis itu sedang melaksanakan semester penaikan kelas, dan hari ini menjadi hari terakhir.

"Pagi dek," sapa cowok tampan yang duduk dimeja makan dengan seragam sekolah seperti Dinda.

"pagi juga kak," sapanya balik.

"Sarapan dulu baru berangkat sekolah," Suruh cowok itu yang dibalas anggukan kepala dari Dinda.

"Semalam kamu udah belajar kan buat materi hari ini?" seru cowok itu lagi.

"Sudah dong, Dinda kan rajin," jawab Dinda, sambil tersenyum sombong.

"Gitu dong, adiknya kakak harus rajin belajar," ucap cowok itu bangga.

Dinda lalu menekuk sedikit wajahnya. "Tapi Dinda nggak janji dapat peringkat satu ya kak," ucap Dinda lesu.

Laki-laki yang di panggil kakak oleh Dinda itu pun tersenyum manis kemudian mengangguk. "Nggak papa adek kakak yang paling cantik. Kamu udah mau belajar sama berusaha aja udah cukup kok, asal kamu kerjain semuanya dengan jujur, hasilnya akan lebih baik kalau kita kerjain dari hasil kerja keras kita sendiri," tuturnya lalu kembali tersenyum.

"Betul tuh," celetuk Sitti yang baru datang dari dapur. "Segala sesuatu yang kita dapatkan dengan hasil kerja keras kita sendiri akan lebih nikmat. Ya walaupun tidak sesuai ekspetasi dan kurang memuaskan, tapi kita harus bangga karena itu hasil dari kita sendiri,,, lagian Mama yakin nilai Dinda pasti nggak buruk kok, jadi tetap semangat."

"Nah betul itu, Papa setuju, nilai itu hanya bonus, yang penting itu usahanya dan jujurnya," timpal Sulaiman tiba-tiba yang langsung duduk di samping anak sulungnya.

Dinda sedikit tenang sekarang, sebab sejak tadi malam dirinya terus overthinking akan nilainya yang takut tidak memuaskan orang tua juga kakaknya. Syukurnnya orang tuanya tidak terlalu menuntutnya untuk masalah nilai.

"Nih sayang makan yang banyak," ucap sitti, sembari memberikan Dinda piring yang berisi nasi goreng. Dengan sigap dinda lalu menyantapnya.

"kak, berangkat ke kalimantan kapan?" tanya sulaiman pada anak sulungnya.

"Dua bulan lagi Pa," jawab Arya, masih mengunyah sisah makanan di mulutnya.

Dinda yang mendengar ucapan kakanya itupun langsung menghentikan aktivitas makannya. "Ya... aku ditinggalin dong." Dinda memasang ekpresi cemberut.

"Kakak kan mau pendidikan dek," kata Arya berusaha menenangkan adek kesayangannya.

"Kan bisa disini aja kak," ucap Dinda lagi.

He ɪs 𝙸𝚔𝚑𝚜𝚊𝚗 𝙵𝚊𝚛𝚎𝚕 𝙿𝚛𝚊𝚝𝚊𝚖𝚊Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang