Bukankah tak ada pagi yang lebih indah dari ini?
Ketika dekorasi merah putih menjuntai di mana-mana
Orang-orang tak mau lupa untuk turut mengibarkan bendera merah-putih di depan rumahnya
Juga, mengecat gapura kampung mereka menjadi merah dan putihSatu hari yang megah
Fajar sederhana tersenyum untuk menyambut hari ini
Tanggal 17 Agustus, siapa rakyat Indonesia yang tak tau?
Siapa rakyat yang tak sabar dengan lomba-lomba untuk merayakannya?Dan, generasi muda berkumpul di lapangan ini
Begitu malas untuk mengikuti upacara peringatan kemerdekaan
Begitu malas harus berdiri amat lama di bawah terik matahari
Tak berguna semua ocehan guru-guru tentang para tokoh pejuang,
Atau gema tentang nasionalisme sekalipun
Mereka bodo amatLalu bagaimana sebenarnya masyarakat saat ini?
Mereka juga bodo amat
Suka ikut-ikutan menghias pinggir-pinggir jalanan saat 17 Agustus
Menggantungkan kertas-kertas bendera kecil dari rumah ke rumah,
Melilitkannya di pohon, dan membentangkannya di antara dua tiangApa selanjutnya?
Menjadi sampah kemudian
Dibuang tanpa nurani untuk mengotori negeri
Membuat ibu Pertiwi tambah sakit lagi
Benar, bukan?
Merdeka ironi
KAMU SEDANG MEMBACA
Buttereads (Antologi Puisi)
PoetryPuisi tak selalu biru, sajak tak selalu senja, apalagi warnanya yang tiba-tiba tampak jingga. Bukankah begitu?