Bab 1. Sisi Gelap Keluarga Kemala
Hai!
Aku punya pesan; seburuk apapun orang ke kamu, cukup dia yang berlaku buruk. Kamu jangan, rasanya gak enak kan? Jangan diikuti ya? Cukup dia aja yang jahat, kamu jangan. Setiap perlakuan, baik itu perlakuan buruk ataupun baik, semuanya ada balasan (ganjaran).~Happy Reading
Keluarga itu segalanya. Keluarga menjadi alasan kita terus berjuang, keluarga yang menjadi ruang berkeluh kesah. meski tak selalu indah kisahnya, siapa yang ingin tak punya keluarga?
----------------------------------------------------------Hari sudah terlanjur gelap untuk Kemala keluar mencari makanan. Dari sepulang sekolah, dirinya belum sempat menyuapkan nasi kedalam mulut sebab kakak laki-lakinya itu tak henti-henti memaksanya untuk dijual dengan laki-laki kaya kenalan kakaknya.
Entah apa yang membuat kakaknya menjadi seperti ini, setelah Valerie yang notabene nya Pacar Kak Jonathan itu mati misterius diapartemen milik Jonathan.
Dugaan publik pastinya Jonathan yang telah berlaku keji pada Valerie, tapi dia bersumpah, sungguh bersumpah bukan dia yang melakukan itu.
Meninggalnya Valerie meninggalkan pengaruh buruk untuk Jonathan, 5 tahun menjalin hubungan, setelah berhari-hari merangkai memori bersama Valerie, Dan dihari kelima tahun mereka pacaran Valerie malah pergi.
Sejak kematian Valerie 1 tahun lalu, Jonathan benar-benar menjadi lelaki paling kejam, paling sadis dimata Kemala. Soal dimana ayah Kemala, ia sudah lama meninggal dan ibunya bekerja diluar negeri, tepatnya di Amerika. Bersama suami keduanya juga.
Jonathan benar-benar keras, tapi dirinya hancur. Banyak yang bilang Jonathan itu lebay, termasuk temannya. Masa sih, cuma ditinggal pacar mati saja dia jadi berandal. Nggak dirumah, nggak diluar sama aja.
Tapi kita semua nggak tahu, secinta apa, sesayang apa Jonathan sama Valerie. Seberapa banyak kasih untuk Valerie dari Jonathan. Dan kita gak pernah tahu, mungkin sebesar itu, mungkin secinta itu sampai Jonathan sesusah itu untuk melupakan Valerie.
"Nurut aja bisa gak sih, Mal! Lo cuma diajak minum sama dia abis itu kelar!!" Ujar Jonathan tadi sore.
"Tetep aja Mala gak mau, sama aja kayak jual diri. Kalo Mama tau gimana? Kita bisa mati, kak." Balas Kemala, sungguh ia tidak pernah berpikir bahwa masa remajanya akan habis dengan kondisi keluarga yang sangat berantakan. Dimana ibunya yang dulu selalu ada? Kini hanya sibuk bekerja serta sibuk mengurus keluarga kecilnya di Amerika.
Dimana Jonathan yang selalu menghibur ketika Kemala bersedih? Kini hanya jadi alasan mengapa Kemala selalu berteriak dibawah bantal. Sudah kesekian kalinya, Jonathan menjual Kemala dengan laki-laki diluar sana, ada yang hanya meminta foto vulgar, ada yang untuk diajak bersenang senang, ada juga yang mengajak nya berhubungan sex meskipun Kemala seringkali kabur dari Jonathan dan orang-orang tak dikenalinya itu.
Syukur, tuhan masih melindungi Kemala. Bagian inti tubuhnya belum pernah disentuh oleh laki-laki lain. Ia memang sangat cerdik melarikan diri.
"Mala tau, kakak ngelakuin ini biar uangnya bisa dibeliin ke barang-barang gak jelas itu kan? Mala yakin, kak Jo udah kecanduan, stop kak! Itu gak baik, Kak Valerie gak mau kakak yang kayak gini!" Ujar Kemala, ia menatap Jonathan dari ujung ke ujung. Terlihat dengan jelas bahwa laki-laki itu sudah terlanjur hancur.
"Gak Jonathan banget, mana kakak aku yang baik?! Masa sih cuma gara-gara ditinggal pacar malah jadi sebrengsek ini sama adik sendiri." Cibir Kemala dengan emosi yang masih tak terkendalikan. Jonathan melemparkan kunci mobil kearah Kemala. Tepat sasaran, benda itu mengenai pipi kirinya.
Kemala mengambil kunci mobil yang jatuh kelantai. "Ini, gak ada apa-apanya dibanding perlakuan orang-orang diluar sana yang udah nyakitin aku, yang udah pegang-pegang tubuh aku sembarangan. Harga diri aku udah kakak jual!" Sembur Kemala, air matanya dengan mulus mengalir begitu saja dipipinya.
Jonathan mendekat, mencengkram dagu Kemala sekuat mungkin. "Hei, dengan lo nangis dan ngomel-ngomel gak jelas itu bisa bikin gue luluh? Nggak. Makin jijik gue liatnya, Pake nih baju abis itu ikut gue." Ujar Jonathan sambil menghempaskan Kemala hingga terjatuh. Ia melemparkan baju terbuka itu kearah Kemala yang bagai orang gila terkapar dilantai berkeramik putih itu.
"Stop bikin Kemala kayak gini, ini pelecehan Kak! Mala bisa laporin Kak Jo kepolisi." ancam Kemala, tajam sorot matanya persis dengan ibunya.
"Nurut atau lo mati." Balas Jonathan dengan pisau yang ia ambil di bar dapur yang memang berdekatan dengan keberadaan mereka. Kemala menghembuskan napasnya kasar dan mengambil baju tadi lalu memakainya dikamar.
"Lagi-lagi Mala dibikin kayak gini sama Kak Jo. Kak Jo kenapa sih? Kemala benci sama Kak Jo, Kemala gak mau punya Kakak kayak Kak Jo. Kemala nyesel dulu dukung Kak Jo sama Kak Valerie. Tau begini, Kemala gak akan pernah mau lihat muka Kak Jo. Bejat, brengsek, bajingan, pengecut, JAHAT!" omel Kemala, mata Jonathan memanas. Mendengar adik yang katanya kesayangannya itu membentak dirinya dengan enteng. Rasanya sakit, sangat sakit. Tapi ada benarnya. Sesak mungkin rasanya.
Jonathan menunduk, "Kalau lo gak mau lihat muka gue, gue bisa pergi dari sini. Gue bisa ikut Valerie, setelahnya lo bisa hidup tenang tanpa lihat si bejat disini, Mal." ucapnya, napas Kemala yang tadinya menggebu-gebu kini memelan seketika setelah mendengar itu.
Ia meletakkan baju terbuka yang diberikan Jonathan ke atas meja lalu menahan kakaknya yang hendak membuka pintu kamar Apartemen mereka. Ia sangat takut, takut akan kehilangan lagi. Biar yang satu ini tetap disini, meskipun ini luka, tapi ini satu-satunya darah yang masih mengalir.
Kemala menahan lengan Jonathan, derai tangisannya kembali pecah. "Kak Jo..Cuma kakak satu-satunya yang aku punya. Jangan pergi, Kak." mohon Kemala,
Bagaimana kalau dia benar-benar akan kehilangan lagi? Ia takut rasa kesepian itu kembali menghantui.
"Lo yang bilang gak mau lihat muka gue lagi, mau lo itu gue pergi. Lo benci sama gue, lo mau tinggal bareng orang yang lo benci?
Kemala menggeleng, ia tidak bermaksud. Saking marahnya ia berkata buruk pada Kakaknya sendiri. Walaupun perlakuan Jonathan jauh lebih buruk.
"Aku emosi aja, Kak. Kemala gak mau Kak Jo pergi. Kita keluarga kan, Kak?"
Jonathan tersenyum smirk, "Mana ada keluarga cuma berdua, Mal." balasnya.
"Kemala gak peduli, yang penting Kak Jo gak boleh pergi. Kemala janji gak bakal ngomong kasar sama Kak Jo lagi. Disini aja ya kak, ini rumah Kak Jo, rumah aku, rumah kita berdua. Diantara kita, gak boleh ada yang ninggalin tempat ini."
To Be Continued
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pesawat Kertas (On Going)
Teen FictionKemala Anantari (Kemala) dan Saebra Narael (Ebra/Mala biasa panggil Rael) Remaja seragam putih abu-abu yang menulis harapan di pesawat kertas. Dari pertemuan itu, mereka mengenal bahagia, rasa cinta, dan rasa kepemilikan. Hingga sesuatu membawa mere...