End

1.8K 177 70
                                    

🍁
...

Sunyi

Kira-kira seperti itulah yang menemani langka lemah nya saat ini, berjalan dengan tubu yang basa, berjejak tetesan air hujan yang terjatuh dari kelopak dedaunan.

Februari

Penuh dengan cerita, haruskah Dirinya menulisnya di atas kertas putih dengan tinta berwarna Jingga,? Mengukir kalimat bahwa malam ini dirinya baru saja menerima penolakan sekaligus pernyataan cinta dari dua orang yang berbeda?, Pikirnya tersenyum getir.

Otaknya terasa penuh dengan ingatan singkat yang terjadi 1 jam yang lalu, dimana saat—

'DIA'

Baru saja mengatakan ungkapan yang seharusnya tidak boleh dia utarakan.


🍁
...

Flashback_On

"APA KAU SEBODOH ITU?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"APA KAU SEBODOH ITU?."

Bentak seseorang yang baru saja datang dengan keadaan yang tak kalah basa kuyup nya.

"APA KAU TIDAK BISA MENGGUNAKAN OTAK MU UNTUK BERFIKIR...?"

Teriak nya lagi seperti tengah sedang menahan sesuatu dari dalam hatinya.

"Kau benar, aku memang bodoh, BODOH KARENA TERLALU MENCINTAINYA." Balas Sunghoon tak kalah emosional nya.

Rasanya, pijakan yang sejak tadi dia kuatkan kini suda tak mampu lagi dia tahan untuk tetap berdiri kokoh, rasa sakit nya begitu pilu sampai-sampai dia sendiri baru sadar dengan kebodohan nya selama ini.

"Kak Seung— katakan padaku dimana letak kesalahanku hiks, apa salah jika aku sangat menyayanginya?, apa salah jika aku berusaha untuk tetap mempertahankannya di sisiku—"

"SALAH—! jelas itu salah, kau tau dia seperti apa, dan bodohnya kau malah menyiksa dirimu dengan pura-pura tidak tau apa-apa." jeda Heeseung pada kalimatnya.

Saat ini pria itu seperti sedang berusaha menahan getaran yang mungkin sebentar lagi akan meledak, Netra nya kembali menajam, terangkat menatap dalam wajah sang pemilik hati.

"Jika kau tidak bisa menghargai perasaanmu setidaknya—TOLONG HARGAI PERASAANKU PARK SUNGHOON...!" Pecah—pada akhirnya perasaan yang terpendam itu terlontar begitu saja.

"Selama ini aku suda menahan semuanya Hoon-a, tapi setelah mendengar kalimat itu, seketika aku tersadar—Sadar untuk segera mundur dari perasaan terlarang ku padamu, sekarang aku suda tidak peduli lagi, terserah kau saja jika kau masi ingin mempertahankannya di sisimu itu hak dan perasaanmu, MAAF karena suda berani MENCINTAIMU." finis pada kalimatnya, langkah mundurnya mewakili punggung bergetar itu beranjak berlahan menjauh dari arah pandangan senduh tak percaya milik Sunghoon.


M B F (My Friend's Boyfriend)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang