Hello, Baby boy!

556 50 4
                                    

Seorang dibalik selimut tebal itu bergerak dengan tidak nyamannya. Matanya yang masih terpejam itu enggan Ia buka sekedar untuk memastikan apakah lagi-lagi dirinya dibiarkan tertidur sendiri lagi di ranjang apartement ini. Hingga helaan nafas tipis bisa Ia dengar dari arah balkon kamar tersebut.

Tubuh polos yang hanya dibalut selimut Ia bawa mendekat pada sumber suara. Dapat Ia lihat didepan sana seorang lelaki dengan celana tidur panjang serta tubuh bagian atas dibuarkan shirtless membelakanginya sedang menghembuskan kepulan asap rokok yang membumbung tinggi dan perlahan menghilang terbawa angin.

"Ekhem..."

Mata elang sang lelaki segera menoleh setelah mendengar seorang yang berdehem dibelakangnya. Dapat Ia lihat seorang wanita cantik dengan rambut kecoklatan yang errr bisa dibilang sedikit berantakan? Tapi semua itu tidak sama sekali mengurangi kadar kecantikan wanitanya. Wanitanya? mungkin itu sedikit berlebihan.

"Kenapa bangun, hmmm? apakah aku menggangu tidurmu?" Kaki berbalut celana kain itu Ia bawa mendekat kepada sang wanita, mengecup kecil pada bahu mulus yang memang sengaja Ia biarkan terbuka.

"Tidak, hanya merasa dingin. Dan tidak ada kamu disampingku"

"Maaf jika aku terlalu lebar membuka pintu balkon, aku hanya butuh sedikit angin malam." Tubuh yang lebih kecil itu Ia tarik untuk Ia peluk. Mengeratkan pelukannya seolah tidak boleh siapapun menyentuk tubuh cantik ini barang seincipun, bahkan angin malam sekalipun.

"Dingin" Tangan lebar sang lelaki itu kini telah merambat masuk pada balik selimut tebal, mengelus lembut pinggang ramping sang wanita. Ternyata tidak ada sehelai kainpun didalamnya. Hingga senyum jahil terbit di sela-sela kecupan kupu-kupu pada bahu mulus sang wanita.

"Butuh kehangatan, sayang?"

"Akh.. watch your step, please!" Tubuh sang wanita tak lagi menapak lantai, yang Ia rasakan kini sudah melayang digedongan sang lelaki. Melupakan selimut yang tak lagi menutupi tubuh bagian atasnya.

Tubuh mungil itu kini sudah terlentang dengan indah diatas ranjang King size dangan seorang lelaki diatasnya. Mengecupi seluruh sisi wajah sang wanita seolah tak akan ada lagi hari esok untuknya.

Jemari lentik dengan polesan kutek maroon itu sudah bergerak lancang dengan mengelus dada sang lelaki, hingga turun pada pangkal paha yang dapat Ia rasakan sesuatu telah bangun lagi dibawah sana.

"Akh.. pelan-pelan sayang, tidak ada yang akan mengabil 'itu' juga darimu" Sang lelaki hanya bergumam dengan mulut yang sibuk mengulum payudara sang wanita.

"Aku mau ini, boleh?" Kikikan lucu keluar begitu saja dari bibir mungil berpoles lipstik merah yang sudah memudar itu.

"Owh.. clam down, baby" Mata sayu itu terpejam erat setelah merasakan jemari nakal sang lelaki bergerak keluar masuk dibawah sana, serta bibir tipis pecanduk rokok itu yang sedari tadi tak juga meninggalkan kuluman pada payudaranya. Semakin dibuat melayang.

"Jangan meninggalkan jejak, sayang!" Kalimat itu penuh penekanan meski terdengar lirih. Dibalas dengan anggukan serta geraman rendah dari sang lelaki.

"Yas, mommy"

***

"I'am home!" Tubuh ramping yang berbalut seragam putih abu-abu itu melesak memasuki bangunan megah dengan nuansa klasik didalamnya, bisa dilihat dengan banyaknya lukisan yang menyimpan nilai seni di beberapa sudut ruang tamu.

"I'am home!" Tubuh ramping yang berbalut seragam putih abu-abu itu melesak memasuki bangunan megah dengan nuansa klasik didalamnya, bisa dilihat dengan banyaknya lukisan yang menyimpan nilai seni di beberapa sudut ruang tamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 14, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

About You're (GS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang